Pro-Kontra Gerakan Garis Depan Banjir Al-Aqsa oleh Hamas, Lebanon Ogah Terseret Perang dengan Israel

TRIBUN-VIDEO.COM - Dibentuknya gerakan Garis Depan Banjir Al-Aqsa oleh Hamas menuai pro dan kontra.

Pasalnya, gerakan tersebut mengajak warga Palestina yang tinggal di Lebanon untuk ikut melawan Israel.

Pejabat di Lebanon khawatir jika gerakan tersebut akan menyeret negaranya ke dalam peperangan.

Baca: Hamas Ajak Warga Palestina di Lebanon Geruduk Israel, Serukan Gabung Garis Depan Banjir Al-Aqsa

Salah satu pejabat yang mengkritik gerakan baru Hamas adalah Gebran Bassil.

Ia pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Lebanon dan juga bersekutu dengan Hizbullah.

Bassil dengan tegas menolak dibentuknya gerakan Garis Depan Banjir Al-Aqsa.

Ia menilai setiap tindakan bersenjata dari wilayah Lebanon merupakan serangan terhadap kedaulatan nasional.

"Kami benar-benar menolak" tulis Bassil di X, dikutip dari Newsweek, Selasa (5/12).

Baca: Wilayah Israel Utara Dihujani Tembakan Mortir dari Lebanon, 3 Tentara IDF Terluka

Bassil mengutip Perjanjian Taif pada akhir tahun 1980-an yang mengakhiri perang saudara selama 15 tahun di Lebanon.

Isi perjanjian itu salah satunya mengamanatkan perlucutan senjata milisi Palestina di wilayah tersebut.

Namun, perwakilan Hamas di Lebanon Ahmed Abdulhadi menegaskan bahwa Garis Depan Banjir Al-Aqsa akan tetap menghormati kedaulatan Lebanon.

Sehingga, gerakan tersebut tidak akan merugikan Lebanon atau membawa dampak buruk bagi rakyat Palestina yang tinggal di sana.

Diketahui gerakan Garis Depan Banjir Al-Aqsa dibentuk pada 4 Desember dengan target pemuda Palestina di Lebanon.

Baca: Titik Tempur Bergeser, 3 Hari Tanpa Henti Hizbullah Baku Tembak di Perbatasan Lebanon dengan Israel

Tujuan dibentuknya gerakan ini adalah untuk membebaskan Yerussalem dan Masjid Al-Aqsa dari pendudukan Israel. (Tribun-Video.com)

Baca juga berita terkait di sini

# TRIBUNNEWS UPDATE # Hamas # perang # Israel # Palestina # Lebanon