Mata Lokal Memilih
Direktur Indostrategic Soroti Pernyataan Megawati soal MK: Jadi 'Titik Pisah PDIP dengan Jokowi
TRIBUN-VIDEO.COM- Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menyoroti pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri.
Yakni menurut Ahmad Khoirul pernyataan Megawati perihal dinamika politik yang melibatkan Mahkamah Konstitusi (MK) belakangan ini tak bisa dilepaskan dari Presiden Joko Widodo dan keluarga.
Pihaknya menilai, hal itu menjadi tanda 'perpisahan' Partai moncong putih dengan Jokowi dan keluarga.
Terlebih, Jokowi dan keluarga tampak berada di kubu bakal calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto.
“Sikap resmi Bu Mega menjadi tanda ‘titik pisah’ antara PDI-P dan Megawati dengan Jokowi dan keluarga besarnya,” terang Umam.
Kendati tak menyebutkan nama Jokowi secara gamblang, namun Umam menilai statement Megawati ditujukan untuk orang nomor satu di Indonesia itu.
Hal itu terbukti juga dari pernyataan Megawati yang menekankan perihal sejarah dan kekuasaan Orde Baru.
Yakni, Ketum PDIP itu menyinggung praktik kekuasaan Jokowi yang sentralistik.
Hal itu dibuktikan berdasarkan putusan MK mengenai uji materi syarat capres dan cawapres turut memuluskan jalan Gibran ke panggung pilpres.
“Karena itu, statement Mega yang menyatakan saat ini sudah ada tanda-tanda kecurangan pemilu merupakan sentilan sekaligus pukulan Mega terhadap Jokowi dan keluarganya,” ucap Umam.
Lanjut Umam menilai pernyataan Megawati menyiratkan amarah dan kekecewaannya terhadap dinamika politik mutakhir.
Namun, kali ini pernyataan Megawati berbeda, yakni Ketum PDIP itu terkesan tidak meledak-ledak, dan justru cenderung sendu.
“Pernyataan Megawati menunjukkan besarnya kekecewaan dan kemarahannya terhadap dinamika politik mutakhir, namun semua itu disampaikan dengan cara yang tidak vulgar, bahkan lebih terkesan sedih,” kata Umam.
Megawati disebut sengaja menahan diri untuk tidak menyebut langsung sosok Gibran, Prabowo, atau Jokowi.
Menurut Umam, kemungkinan hal itu merupakan bagian dari strategi politik mendatang.
“Tampaknya PDI-P masih mencoba berhati-hati dan mengantisipasi perubahan peta jika pilpres berjalan dua putaran nanti,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.
Sebagai informasi, dalam pernyataannya, Megawati mengaku sangat prihatin terhadap dinamika politik yang melibatkan MK baru-baru ini.
Mega menyebut, peristiwa tersebut memperlihatkan terjadinya manipulasi hukum.
“Apa yang terjadi di Mahkamah Konstitusi akhir-akhir ini telah menyadarkan kita semua bahwa berbagai manipulasi hukum kembali terjadi. Itu semua akibat praktik kekuasaan yang telah mengabaikan kebenaran hakiki, politik atas dasar nurani,” kata Megawati.
Selain itu, Megawati menyatakan, bahwa pembentukan MK merupakan bagian dari reformasi yang dikehendaki oleh rakyat.
Reformasi menjadi momen perlawanan rakyat terhadap watak dan kultur pemerintahan yang pada waktu itu sangat otoriter.
“Dalam kultur dan sangat sentralistik ini, lahirlah nepotisme, kolusi, dan korupsi. Praktik kekuasaan yang seperti inilah yang mendorong lahirnya reformasi,” ujarnya.
Menurut Ketum PDIP itu, di era reformasi sekarang ini, rekayasa hukum tak boleh terjadi kembali.
Sehingga menurutnya, hukum harus menjadi alat yang menghadirkan kebenaran, mewujudkan keadilan, dan alat untuk mengayomi bangsa dan negara.
“Jangan biarkan kecurangan pemilu yang akhir ini terlihat sudah mulai akan terjadi lagi. Gunakan hak pilihmu dengan tuntunan nurani,” jelas Megawati.
Sebelumnya pada Senin (16/10/2023), MK melalui putusan uji materi perkara nomor 90/PUU-XXI/2023 membolehkan seseorang yang belum berusia 40 tahun menjadi capres dan cawapres.
Hal itu diperbolehkan apabila memiliki pengalaman sebagai kepala daerah.
Lantas, putusan tersebut turut memberi tiket untuk putra sulung Presiden Joko Widodo yang sedianya juga kader PDI-P, Gibran Rakabuming Raka, melaju ke Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Mengingat Gibran Rakabuming Raka masih berusia 36 tahun dan mempunyai bekal sebagai Wali Kota Surakarta.
(Tribun-Video.com/Kompas.com).
Host: Adilla Risna
Vp: Rania A.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pernyataan Megawati Disebut Jadi “Titik Pisah” PDI-P dengan Jokowi dan Keluarga
Reporter: Adila Ulfa Muna Risna
Video Production: Rania Amalia Achsanty
Sumber: Kompas.com
TRIBUNNEWS UPDATE
Sosok Penggugat Pimpinan UGM dan Dosen Pembimbing Skripsi Jokowi Buntut Pelaporan Ijazah Palsu
4 hari lalu
TRIBUNNEWS UPDATE
2 Ijazah Asli Jokowi Bakal Diuji Keasliannya oleh Bareskrim, Yakup Hasibuan: Proses Hukum Berjalan
4 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.