Kamis, 15 Mei 2025

LIVE UPDATE

Para Ahli Sebut Jeda Kemanusiaan Israel di Gaza Tak Akan Berdampak Besar: Hanya Untungkan AS

Sabtu, 11 November 2023 14:23 WIB
Tribun Video

TRIBUN-VIDEO.COM- Para ahli menyatakan, jeda kemanusiaan yang dilakukan Israel atas seruan Amerika Serikat tak akan berdampak besar di Gaza.

Menurut para analis jeda taktis tersebut merupakan langkah humas yang dilakukan untuk kepentingan Amerika Serikat.

Yakni, peneliti senior di Institut Etika, Hukum dan Konflik Bersenjata di Universitas Oxford, Emanuela-Chiara Gillard mengakui, turut menyambut baik jeda kemanusiaan tersebut.

Namun, menurutnya ada banyak lubang yang terbuka.

“Saya pikir pengumuman apa pun untuk menghentikan permusuhan untuk sementara adalah hal yang positif mengingat situasi di lapangan dan kebutuhannya,” kata Gillard kepada Al Jazeera. “Dalam jangka pendek, yang jelas diperlukan adalah penghentian sementara kegiatan, agar para aktivis kemanusiaan dapat transit dengan aman, dan agar masyarakat dapat [menerima] bantuan kemanusiaan ini.”

Yakni, hal tersebut merupakan jeda sepihak dan bukan jeda yang disepakati antara Israel, Hamas dan pihak lain.

Terlebih, hingga kini kelompok militan Palestina itu belum berkomitmen terhadap apapun.

Baca: Elon Musk: Anggota Hamas yang Terbunuh Berpotensi Muncul Generasi Selanjutnya, Bantu Perangi Israel

Menurutnya, harus ada mediator pihak ketiga untuk memfasilitasi kesepakatan jeda yang akan dihormati oleh kedua belah pihak.

Lanjut menurut Gillard, komunikasi Israel mengenai rincian jeda tersebut sangatlah penting.

Lantas, apabila hal itu tak dilakukan, maka warga sipil yang memanfaatkannya dapat berada dalam bahaya.

Sementara itu, analis lain dari profesor ilmu politik dan studi Timur Tengah di Universitas Rutgers, Abdel Hamid Siyam menyatakan, jeda kemanusiaan tidak memenuhi kebutuhan.

Atas hal itu, Israel perlu menghentikan permusuhan sepenuhnya.

“Jeda bukanlah sebuah solusi,” Abdel Hamid Siyam, profesor ilmu politik dan studi Timur Tengah di Universitas Rutgers, mengatakan kepada Al Jazeera, mengatakan yang dibutuhkan adalah “gencatan senjata sehingga bantuan kemanusiaan dapat masuk tanpa gangguan, sehingga orang asing dapat meninggalkan negaranya.” negara, dan mungkin negosiasi dapat dilakukan”.

Menurut Siyam, arahan Israel di masa lalu telah gagal melindungi warga sipil.

“Kalau ini hanya jeda untuk memungkinkan masyarakat berpindah dari utara ke selatan, dulu tidak berhasil, tidak akan berhasil di masa depan,” ujarnya. “Dalam empat jam, orang tidak bisa datang. Mereka tidak punya mobil, tidak punya bahan bakar. Itu tidak akan berhasil.”

Sehingga, menurutnya gencatan senjata mungkin akan terjadi dalam waktu dekat.

“Ada tekanan yang meningkat terhadap Israel sekarang untuk membuka diri terhadap gencatan senjata yang nyata, gencatan senjata yang nyata untuk satu atau dua atau tiga hari. Saya kira itu akan terjadi dalam beberapa hari ke depan,” kata Siyam.

Sebelumnya, Gedung Putih mengumumkan Israel telah menyetujui jeda selama empat jam setiap hari di Gaza.

Adapun hal itu dimaksudkan AS untuk memungkinkan orang-orang melarikan diri dari permusuhan.

Selain itu, jeda tersebut bertujuan agar bantuan kemanusiaan dapat masuk.

Meski demikian, dalam beberapa jam kemudian setelah jeda, Israel mulai gencar melakukan serangan ke Gaza.

Yakni, menargetkan rumah sakit terbesar di Gaza, al-Shifa.

Selain itu, tank-tank Israel telah mengepung empat rumah sakit lainnya di bagian utara wilayah kantong yang terkepung.(Tribun-Video.com/aljazeera.com).

Artikel ini telah tayang di aljazeera dengan judul Will Israel’s ‘humanitarian pauses’ mean much for Gaza? No, say experts

# Jeda kemanusiaan # Israel # Gaza

Editor: Khaira Nova Hanugrahayu
Reporter: Adila Ulfa Muna Risna
Video Production: Rania Amalia Achsanty
Sumber: Tribun Video

Tags
   #Jeda kemanusiaan   #Israel   #Gaza

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved