Terkini Nasional
PDIP Curhat Mengaku Sedih dan Perih Ditinggal Jokowi, Ganjar Pranowo: Banteng Tak Boleh Cengeng!
TRIBUN-VIDEO.COM - Bakal calon presiden (Capres) Ganjar Pranowo menegaskan bahwa PDI Perjuangan (PDIP) tidak akan cengeng dalam mengadapi situasi politik saat ini.
Ganjar yang juga kader PDIP ini, menyebut 'banteng tidak boleh cengeng'.
Bahkan, dia menyebut istilah 'Banteng Kedaton' justru akan bergerak melihat kondisi politik saat ini.
Hal itu disampaikan Ganjar saat ditanya wartawan terkait peryataan Sekjen Hasto Kristiyanto yang mengungkapkan kesedihan PDIP usai memberikan privilege besar ke Presiden Jokowi dan keluarga, namun kini ditinggalkan.
"Kesedihan itu pasti ada, tapi kita nggak akan cengeng, banteng ngga cengeng, Banteng Ketaton itu langsung bergerak. Gitu," kata Ganjar usai mengjadiri acara silahturahmi dengan Pengasuh Syuriah NU Se-DKI, di Jakarta, Minggu (27/10/2023).
Mantan Gubernur Jawa Tengah ini mengatakan, saat ini pihaknya bersama PDIP tidak mau larut dalam romantisme kesedihan.
Tetapi, menurut Ganjar, yang perlu dilakukan saat ini adalah terus harus berjuang bersama rakyat.
Ganjar pun mengulas bagaimana PDIP di masa Orde Baru pernah dihajar habis-habisan oleh pemerintahan saat itu untuk menggulingkan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Baca: Munarman Bebas dan Dijemput Massa Front Persaudaraan Islam, Ganjar Masih Hormati Jokowi dan Gibran
Sehingga, dia mencoba mengingatkan bagaimana peristiwa 27 Juli 1996 atau Peristiwa Kudatuli PDIP pernah dicoba.
"PDIP waktu PDI dihajar habis-habisan, dibakar itu (Kantor DPP), bahkan ada yang mati, jangan lupa dengan Kudatuli loh ya," ucap Ganjar.
Lebih lanjut, Ganjar pun memastikan dirinya sangat menghargai pilihan politik dari Presiden Jokowi dan putranya, Gibran Rakabuming Raka.
Maka, dia mengajak seluruh barisan kader PDIP dan pendukunganya untuk tetap bersemangat dan tidak cengeng.
"Dan kita coba fight terus, kita enggak cengeng dengan segala apa yang terjadi, dan sampai detik ini saat ini saya menghormati Pak Jokowi, menghormati Mas Gibran sebagai suatu pilihan-pilihan politik" tegas Ganjar.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa partainya saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan Yang Maha Kuasa serta rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini.
Apalagi, kata Hasto, ketika DPP Partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur Partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi.
Baca: IDF Rilis Penampakan Tank Militer Israel Bergerak Masuk ke Perbatasan Gaza, Invasi Darat Dimulai
Terlebih, Hasto menyebut bahwa seluruh jajaran DPP hingga rantin begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga.
"Namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan Konstitusi," ungkap Hasto dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (29/10/2023).
Pada awalnya, Hasto menyebut seluruh kader PDIP hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi.
Di mana, putra sulung Presiden Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka justru maju sebagai Cawapres Prabowo Subianto.
Selain itu, seluruh simpatisan, anggota dan kader Partai sepertinya belum selesai rasa lelahnya setelah berturut-turut bekerja dari 5 Pilkada dan 2 Pilpres.
"Itu wujud rasa sayang kami. Pada awalnya kami memilih diam. Namun apa yang disampaikan Butet Kartaredjasa, Goenawan Muhammad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi dll beserta para ahli hukum tata negara, tokoh pro demokrasi dan gerakan civil society, akhirnya kami berani mengungkapkan perasaan kami," kata Hasto.
Politisi asal Yogyakarta ini pun mengatakan, PDI Perjuangan percaya bahwa Indonesia ini negeri dimana rakyatnya bertaqwa kepada Tuhan.
"Indonesia negeri spiritual. Di sini moralitas, nilai kebenaran, kesetiaan sangat dikedepankan. Apa yang terjadi dengan seluruh mata rantai pencalonan Mas Gibran, sebenarnya adalah political disobidience terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia. Kesemuanya dipadukan dengan rekayasa hukum di MK," ujarnya.
Menghadirkan Lokal, Menjadi Indonesia
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PDIP Ditinggal Jokowi, Ganjar: Kesedihan Pasti Ada, Tapi Banteng Tak Boleh Cengeng!
# Sedih # Banteng # Ganjar Pranowo # Jokowi # PDIP
Video Production: Putri Anggun Absari
Sumber: Tribunnews.com
Terkini Nasional
Mahfud MD Bongkar Aturan Hukum: Penggugat Ijazah Bisa Selamat, Asal demi Kepentingan Umum!
6 hari lalu
TRIBUNNEWS UPDATE
Terungkap Alasan Roy Suryo Masih Persoalkan Ijazah Jokowi Palsu, Meski Sudah Tak Jadi Presiden RI
6 hari lalu
TRIBUNNEWS UPDATE
Bantahan Jokowi soal Cawe-cawe Mutasi Letjen Kunto Arief Putra Try Sutrisno: Urusan Internal TNI
6 hari lalu
TRIBUNNEWS UPDATE
Respons Refly Harun soal Jokowi Merasa Direndahkan & Seret Penuding Ijazah Palsu ke Polisi
6 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.