Pemimpin Tertinggi Iran Tuding AS Jadi Otak Serangan Israel di Jalur Gaza: Murka Palestina Menderita

TRIBUN-VIDEO.COM - Pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) terlibat dalam kejahatan yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza.

Komentar tersebut, dilansir dari laporan Press TV Iran yang dikutip oleh tass.com pada Rabu (25/10/2023).

Di situ, Ali Khamenei mengatakan bahwa AS tidak diragukan lagi merupakan kaki tangan dalam kejahatan rezim Zionis.

Dalam hal ini, dimaksudkan untuk Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

“AS tidak diragukan lagi merupakan kaki tangan dalam kejahatan rezim Zionis (Israel – TASS) terhadap rakyat Jalur Gaza,” saluran televisi tersebut mengutip ucapan Khamenei.

Lebih lanjut, pemimpinnya juga mengatakan bahwa AS berada di balik kejahatan yang dilakukan terhadap warga Palestina di Gaza.

Respons tersebut, mengomentari kunjungan para pemimpin Barat ke Israel dan Palestina.

Ali Khamenei di situ juga mengatakan, bahwa kunjungan para pemimpin negara-negara barat itu jahat.

Baca: Keluarga Wael Dahdouh, Jurnalis & Kepala Media Al Jazeera Gaza Tewas dalam Serangan Udara Israel

Pasalnya, ia menganggap mereka adalah negara-negara penindas ke wilayah Palestina yang diduduki Israel.

Ia pun mengatakan, kunjungan itu menunjukkan keprihatinan mereka atas kemungkinan runtuhnya rezim Zionis.

Lebih lanjut, Ali Khamenei juga mengatakan, Pemerintahan Muslim tidak boleh pasif terhadap pelaku kejahatan. Palestina pasti akan menang.

“Pemerintahan Muslim tidak boleh pasif terhadap pelaku kejahatan. Palestina pasti akan menang,” kata Khamenei.

Adapun diketahui, komentar itu adalah respons seusai beberapa pemimpin negara melakukan kunjungan solidaritas ke Israel.

Mereka di antaranya adalah Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.

Selain itu, ada juga Presiden Prancis Emmanuel Macron dan beberapa pemimpin Barat lainnya baru-baru ini melakukan kunjungan solidaritas ke Israel.

Sebagai informasi, untuk serangan udara Israel sendiri, telah dimulai sejak Sabtu (7/10/2023) untuk membalas aksi Hamas.

Serangan itu merusak ratusan bangunan termasuk pemukiman, sekolah, hingga rumah sakit.

Israel pun segera memblokade Gaza setelah melancarkan serangan balasan terhadap Hamas.

Sebagai informasi, terkait krisis ini, konvoi bantuan kemanusiaan sejumlah 20 truk telah tiba di Gaza pada Sabtu (21/10/2023) dan 14 truk lagi pada Minggu (22/10/2023).

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, adalah orang yang membantu negosiasi dengan Israel agar mengizinkan pengiriman bantuan.

Meski begitu, Ghassan Abu Sittah, seorang ahli bedah dari London yang menjadi sukarelawan di rumah sakit Al Shifa di Gaza, mengatakan bahwa kabar soal adanya konvoi bantuan itu merupakan tipu muslihat.

Pada Selasa (24/10/2023), Abu Sittah menyebut bahwa tersebarnya kabar soal pengiriman 15-20 truk bantuan hanya kedok.

Hal itu, bukan berarti bantuan tersebut bisa menyelamatkan 15 ribu orang yang terluka di antara dua seperempat juta orang di Gaza.

"Ketika Anda mengirim 15-20 truk ke suatu tempat dengan dua seperempat juta orang, Anda melakukannya sehingga terlihat ada bantuan yang masuk. Bukan berarti Anda memiliki niat untuk mengubah hasil dari 15.000 orang yang terluka,” kata Abu Sittah.

Adapun, Rumah sakit tempatnya bertugas telah menerima 600 warga Palestina yang tewas selama 24 jam terakhir dan tiga kali lebih banyak yang terluka.

Persediaan medis di rumah sakit hampir habis dan sekitar 1.800 warga sipil lainnya mencari perlindungan di dalam rumah sakit dari serangan udara Israel.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, hingga Selasa malam (24/10), lebih dari 5.791 warga Palestina tewas dan 16.300 lainnya terluka sejak serangan balasan Israel pada Sabtu (7/10) lalu.(Tribun-Video.com/tass.com)

Artikel ini telah tayang di tass.com dengan judul Iran’s supreme leader says US complicit in Israeli crimes against Gaza

# Israel # Jalur Gaza # Palestina