Kamis, 15 Mei 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Kondisi Miris Pengungsi Gaza Kekurangan Air, Terpaksa Tak Bisa Minum jika Gunakan Air untuk Mandi

Selasa, 17 Oktober 2023 11:22 WIB
Kompas.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Pengungsi Gaza mengeluh bahwa mereka kekurangan air sehingga persediaan untuk mandi dan minum sangat terbatas.

Di Jalur Gaza bagian selatan, sejumlah orang mengantre di kamar mandi.

Mayoritas di antara mereka belum mandi berhari-hari setelah Israel memutus aliran air, listrik, dan makanan.

Salah satunya dialami pengungsi bernama Ahmed Hamid (43).

Baca: Putin dan Presiden Suriah Assad Bahas Cara Hentikan Serangan Israel & Cara Mengirim Bantuan ke Gaza

Warga yang meninggalkan Kota Gaza bersama istri dan tujuh anaknya itu menuju ke Rafah setelah tentara Israel pada Jumat (13/10/2023) memperingatkan penduduk Gaza utara untuk menuju selatan demi keselamatan sendiri.

Ia mengaku sudah berhari-hari tak mandi bahkan harus antre ke toilet.

Selain itu ia meneybut semua makanan habis dan harga makanan yang tersedia melonjak.

"Kami sudah berhari-hari tidak mandi. Bahkan ke toilet pun harus antre," kata Hamid kepada jurnalis AFP.

“Tak ada makanan. Semua barang habis dan harga makanan yang tersedia melonjak. Satu-satunya makanan yang kami temukan hanya ikan tuna kalengan dan keju."

PBB memperkirakan, sekitar satu juta orang mengungsi sejak Israel melakukan serangan udara tanpa henti di Gaza sebagai balasan gempuran Hamas pada 7 Oktober 2023.

Baca: Washington Cemas Joe Biden Jadi Target Langsung Hamas di Tengah Niatnya yang akan Datang ke Israel

Serangan Hamas menyebabkan lebih dari 1.400 orang tewas di pihak Israel, mayoritas adalah warga sipil.

Sementara itu di Gaza, setidaknya 2.670 orang tewas dalam pemboman tanpa henti tersebut, sebagian besar adalah warga sipil Palestina.

Israel juga memutus semua pasokan air, listrik, dan makanan ke Gaza yang padat penduduk, lalu melanjutkan pasokan air ke selatan pada Minggu (15/10/2023).

Pengungsi Gaza bernama Sabah Masbah (50) bercerita, sejak Jumat (13/10/2023), dia tinggal bersama suami, putrinya, dan 21 kerabat lainnya di rumah temannya di Rafah.

“Hal terburuk dan paling berbahaya adalah tidak ada air. Saat ini tak satu pun dari kami yang mandi karena air sangat langka,” ungkapnya kepada AFP.

Kemudian, di rumahnya di Khan Yunis dekat sekolah yang dikelola badan PBB pengurus pengungsi Palestina (UNRWA), Esam (23) mengatakan, setiap harinya mereka memikirkan bagaimana caranya mendapatkan air.

Lantaran jika mereka memilih mandi, maka mereka tidak bisa minum.

“Setiap hari kami berpikir bagaimana cara mendapatkan air... Kalau kami mandi, kami tidak bisa minum.”

Orang-orang yang mengungsi di sekolah-sekolah UNRWA juga putus asa mencari makanan dan air.

Direktur komunikasi UNRWA Juliette Touma menyampaikan kepada AFP, semakin banyak yang kemungkinan akan menjadi pengungsi Gaza karena orang-orang terus meninggalkan rumah mereka. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kekurangan Air, Pengungsi Gaza: Kalau Kami Mandi, Kami Tak Bisa Minum" 

Host : Mei Sada Sirait
Video Editor : Latif

# Gaza # Kekurangan Air # air bersih # Palestina

Editor: Ramadhan Aji Prakoso
Reporter: Mei Sada Sirait
Video Production: Latif Ghufron Aula
Sumber: Kompas.com

Tags
   #Gaza   #Kekurangan Air   #air bersih   #Palestina

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved