TRIBUNNEWS UPDATE
Melihat Lebih Dekat Pulau Obi, Kota Tersembunyi Penghasil Nikel Kelas Dunia dengan Valuasi Rp 100 T
TRIBUN-VIDEO.COM - Meski hanya pulau kecil dan terpencil di Laut Banda, namun Pulau Obi memiliki kekayaan yang luar biasa.
Di pulau ini, terdapat industri nikel kelas dunia dengan valuasi hampir Rp 100 triliun.
Setidaknya 32 ribu orang dipekerjakan untuk industri nikel ini yang tak hanya karyawan dari dalam negeri namun juga warga negara asing.
Obi adalah rumah bagi nickel sulphate (nikel sulfat) dan cobalt sulphate (kobalt sulfat), bahan utama baterai dan mobil listrik pertama di Indonesia dan terbesar di dunia yang diproduksi oleh Harita Nickel.
Perusahaan ini didirikan dan dipimpin oleh pengusaha asal Kalimantan Timur, orang terkaya nomor lima di Indonesia versi Forbes tahun 2023 yakni Lim Haryanto Wijaya Sarwono.
Baca: Berkuda Gratis di Taman Wisata Edukasi Martapura OKU Timur, Dilatih untuk Tetap Aman bagi Anak-anak
Perlu waktu yang cukup panjang untuk bisa menapakkan kaki di pulau Obi.
Terhitung, dengan take off jam 8 pagi dari Jakarta, mendarat di Kota Harita sekitar pukul 10 malam.
Kota nikel Harita seluas 4.247 hektar.
Sebagian besar terlihat lokasi bekas-bekas penambangan, lalu menjulang bangunan pabrik, smelter, pembangkit listrik, bangunan bertingkat permukiman karyawan, perkantoran, supermarket, sport centre, hingga Hotel Obi, hotel bintang empat.
Kota nikel itu adalah kawasan berikat yang dilengkapi pelabuhan, lahan peti kemas, dan bisa langsung membawa nikel ke luar negeri.
Kota Harita dibangun dalam tempo singkat, 13 tahun.
Pabrik, kantor, jalan, penambangan, penimbunan kembali serta reboisasi, pemeliharaan lingkungan, pembangunan rumah untuk warga Kawasi, pembangunan pembangkit listrik, penghijauan, sawah untuk warga, dan seterusnya dilakukan serentak.
Beda dari kota pada umumnya, penghuni Kota Harita mendapatkan makanan gratis dari perusahaan tiga kali sehari.
Harita Nickel harus menyediakan makanan bagi 32 ribu karyawannya.
Baca: Proyek Jalan Pasir Putih Ditargetkan Rampung Desember 2023, Dukung Pengembangan Pariwisata Manokwari
Dengan asumsi satu karyawan Rp 100 ribu, maka untuk menyediakan makanan saja, perusahaan harus mengalokasikan dana Rp 3,2 miliar per hari.
Untuk memenuhi sebagian kebutuhan karyawannya itu, Harita memberdayakan warga Kawasi, perkampungan warga yang terletak di area Harita.
Yang kini diduduki 4.000 orang, di mana sebagian besar adalah pedagang.
Menjadi perusahaan pertambangan, Harita kini bekerja keras mengelola bahan galian yang tak terpakai untuk ditimbun kembali pada area lebih dari 100 hektar.
Reboisasi ini dilakukan untuk mengatasi bekas penambangan.
Harita Nikel juga bersiap membangun bandara untuk membuka akses Kota Harita dari dunia luar.
Selain itu, mempersiapkan eksplorasi di area konsensi baru tidak jauh dari Kawasi serta membangun pembangkit listrik dan smelter baru. (Tribun-Video.com)
Host: Nila
Vp: Dedhi Ajib
# Pembangkit Listrik # Nikel # Pulau Obi
Reporter: Nila
Video Production: Dedhi Ajib Ramadhani
Sumber: Tribun Video
Live Update
Kejati Sultra Kembali Bongkar Komplotan Jahat Penjualan Ore Nikel Ilegal, 4 Tersangka Ditetapkan
Sabtu, 26 April 2025
Tribunnews Update
Penampakan Pembangkit Listrik Terbesar Dunia di AS Terbakar Hebat, Keluarkan Api Asap Beracun
Minggu, 19 Januari 2025
HOT TOPIC
Detik-detik Iron Dome Jebol, Pembangkit Listrik di Haifa Dibombardir 2 Rudal Hipersonik Houthi
Kamis, 9 Januari 2025
Tribunnews Update
Rangkuman Israel-Hamas: Pembangkit Listrik Israel Dirudal Houthi, Helikopter & 5 Tank IDF Diledakkan
Senin, 6 Januari 2025
Tribunnews Update
Setelah Pembangkit Listrik Diserang Houthi, Kota-kota Israel juga Dihantam Roket Militan Palestina
Senin, 6 Januari 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.