Sabtu, 10 Mei 2025

Gempa Bumi

Diguncang Gempa 7,4 SR, Kubah Masjid Agung Palu Tetap Berdiri Kokoh

Minggu, 14 Oktober 2018 18:36 WIB
Tribunnews.com

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid

TRIBUN-VIDEO.COM - Gempa berkekuatan 7,4 SR, tsunami, serta likuifaksi berhasil meluluhlantakkan wilayah Sulawesi Tengah pada Jumat (29/9/2018) petang.

Akibat dahsyatnya bencana, turut menghancurkan bangunan Masjid Agung Darussalam, Palu, atau dikenal dengan Masjid Agung Palu.

Masjid yang berada di Jalan Jaelangkara ini merupakan masjid termegah di Kota Palu.

Namun kedahsyatan gempa mempu memporak-porandakan bangunan masjid yang telah dibangun sejak tahun 1978 itu.

Saat tim Tribunnews mendatangi Masjid Agung Palu, tampak dari luar kerusakan akibat gempa sudah dapat terlihat.

Keramik di lantai masjid yang retak, lampu taman yang bengkok, pohon-pohon yang roboh, itu setidaknya gambar awal kondisi Masjid Agung Palu kini.

Menuju lantai dua, kondisi bangunan lebih memprihatinkan.

Tiang-tiang penyanga retak, tembok disisi kanan kiri roboh tak tersisa, lemari yang biasa digunakan untuk meletakkan peralatan salat pun kini dibiarkan begitu saja.

Masjid yang didominasi warna hijau dan krem itu, juga pada bagaian tembok dekat dengan tempat imam memimpin salat juga telah jebol.

Baca: Meski Jadi Korban Gempa, Warga Dolo-Sigi Tetap Semangat Nyanyikan Indonesia Raya

Sehingga terlihat jelas pegunungan yang berada tepat di depan masjid.

Suara dari mesin kipas angin yang tidak dimatikan, seakan menjadi saksi bisu betapa dahsyat nya gunjangan gempa saat itu.

Namun ajaibnya kubah utama masjid tetap berdiri kokoh, diantara bangun masjid lainnya yang hancur.

Kubah masjid masih membentuk setengah lingkaran sempuran, tanpa ada retak sedikitpun.

"Kuasa Allah memang luar biasa," ujar Aqib, jamaah Masjid Agung Palu, yang kini menjadi pengungsi.

Kini dua pekan pasca bencana dihalaman masjid agung masih digunakan oleh ribuan masyarakat Palu untuk tempat pengungsian.

Dengan alat seadanya seperti terpal, tali, dan bambu mereka mendiri tenda-tenda, sebagai tempat hunian sementara.

"Kami disini merasa lebih tenang, bareng-bareng dengan saudara, dan tetangga. Kami ingin bangkit dari bencana," ujar Aqib.

Simak video di atas. (*)

TONTON JUGA:

Editor: Fatikha Rizky Asteria N
Reporter: Yanuar Nurcholis Majid
Videografer: Yanuar Nurcholis Majid
Video Production: Alfin Wahyu Yulianto
Sumber: Tribunnews.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved