Live Update
Eks Pengurus Blak-blakan Sebut Ponpes Al-Zaytun Punya Bekingan Kuat, Terkesan Dibiarkan dan Berlarut
TRIBUN-VIDEO.COM - Pihak NII Crisis Center menyebut Ponpes Al-Zaytun yang diduga mengajarkan ajaran sesat terkesan dibiarkan dan berlarut.
Diungkapkan, ponpes tersebut dibekingi secara kuat oleh oknum pemerintah.
Dikutip dari Kompas.com pada Jumat (23/6/2023), hal ini dibeberkan oleh Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan.
Ia menduga oknum tersebut membuat penanganan penyebaran aliran sesat itu berlarut-larut diusut.
Bahkan terkesan ada pembiaran.
"Sebenarnya banyak fakta (dugaan ajaran sesat) yang terjadi di sana, tapi kita tau ada oknum-oknum pemerintah di negara ini ada yang terlibat sehingga dia terkesan ini lambat, bahkan seperti ada pembiaran," ujar Ken saat dihubungi melalui telepon, Rabu (21/6/2023).
Kendati begitu, Ken enggan idak menyebut oknum tersebut berasal dari lembaga pemerintahan apa.
Termasuk sosok yang disebut oknum itu.
Ia menuturkan, dugaannya ini didasari dari banyak pejabat yang pernah bertandang ke Al-Zaytun.
Satu di antaranya mantan Menko Polhukam Wiranto pada 2004.
Kompas.com telah berupaya untuk menghubungi Wiranto untuk mengonfirmasi mengenai hal ini.
Namun hingga kini pesan singkat yang dilayangkan belum dibalas.
Ken menjelaskan, Ponpes Al-Zaytun bukan gerakan keagamaan.
Ia menyebut Al-Zaitun merupakan gerakan politik yang dibungkus dengan agama.
"Di situ kita lihat sebenarnya (Al-Zaytun) bukan gerakan keagamaan, ini gerakan politik yang dibungkus dengan agama," ucap dia.
Selain itu, Ken juga meyakini Al-Zaytun adalah buatan gerakan radikal NII dari kurikulum tersembunyi yang pernah mereka ajarkan kepada dirinya.
Keyakinannya ditambah dengan Panji Gumilang yang disebut memiliki kekerabatan dengan Ahmad Musadeq, terpidana kasus penodaan agama yang juga pimpinan Gerakan Fajar Nusantara.
Mereka berdua disebut sebagai pengikut Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo atau SM Kartosoewirjo yang merupakan gerakan makar pendiri NII.
Ken mengungkapkan, adanya perbedaan yang mana Ahmad Musadeq bicara dengan ketahanan pangan.
Disebutkan, Ahmad membeli tanah untuk pertanian di Kalimantan.
Sedangkan, Panji Gumilang bicara tentang pendidikan dan mendirikan pesantren.
"Jadi ini sama sebenarnya, tapi bedanya Ahmad Musadeq bicara dengan ketahanan pangan, karena dia beli tanah untuk pertanian di Kalimantan. Sedangkan Panji Gumilang bicara tentang pendidikan, bikin pesantren," pungkas Ken.
Sebelumnya, Ken membeberkan kesaksiannya terkait kedok keagamaan Ponpes Al-Zaytun namun diduga menyebarkan ajaran sesat.
Hal itu ia sampaikan seusai kegiatan Silaturahmi Kebangsaan di Ponpes Hidayatuttholibiin di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Minggu (18/6/2023).
Ia menyebut pihak Ponpes melakukan gerakan politik untuk mendirikan negara di dalam negara.
Pemerintah pun diminta untuk cepat bertindak.
Menurutnya, jika pergerakan tersebut dibiarkan maka akan membahayakan keutuhan NKRI.
"Sejatinya ini adalah gerakan makar NII," ujar dia.
Ken Setiawan menerangkan, MUI dan Kemenag sebenarnya sudah mengetahui perihal gerakan tersebut.
Kedua lembaga itu bahkan sudah melakukan penelitian yang sejak lama.
Ia pun lantas meminta kepada MUI dan Kemenag untuk membuka hasil penelitian tersebut kepada publik.
Sehingga fatwa untuk NII dan Al-Zaytun segera dikeluarkan.
Desakan Ken ini disampaikan karena Al Zaytun sudah sangat membahayakan.
"Sehingga fatwa untuk NII dan Al-Zaytun segera dikeluarkan. Ini sudah sangat membahayakan," ujar dia.
Ia berujar, NII di sana mengkolaborasikan ajaran Islam bugis dan kelembagaan kerasulan.
Dari awal terbentuk Ponpes setempat memang sudah mengajarkan makar dan kebencian.
Namun, di permukaan, mereka seolah-olah toleran.
"Dia menggabungkan beberapa agama menjadi satu lalu menggunakan logika akal," ujar dia.
Pernyataan Ken ini, rupanya senada dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Bidang Hukum dan HAM MUI Pusat Ichsan Abdullah memberikan penjelasan saat ditemui di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Rabu kemarin.
Ia menyatakan Pondok Pesantren Al Zaytun terafiliasi gerakan Negara Islam Indonesia (NII).
Hal ini berdasarkan, laporan hasil penelitian yang dilakukan MUI di tahun 2002.
Ichsan mengatakan, afiliasi tersebut bisa dilihat dari pola rekrutmen yang dilakukan Al-Zaytun.
Baik dari segi penghimpunan maupun penarikan dana yang dilakukan ke anggota dan masyarakat.
Ia menandaskan, penelitian MUI pada 11 tahun yang lalu tak terbantahkan.
(Tribun-Video.com/ Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul NII Crisis Center: Ada Oknum Pemerintah yang Terlibat dalam Lingkaran Masalah Al-Zaytun
HOST: BIMA MAULANA
VP: ERWIN JOKO P
Videografer: Restu Riyawan
Video Production: Erwin Joko Prasetyo
Sumber: Kompas.com
LIVE UPDATE
Mahasiswa Sorong Demo Desak Tuntaskan Deretan Masalah Krusial segera Diselesaikan Pemerintah
Jumat, 2 Mei 2025
LIVE UPDATE
Netanyahu Diamuk Keluarga Sandera seusai Sebut Habisi Hamas Lebih Penting Daripada Bebaskan Tawanan
Jumat, 2 Mei 2025
LIVE UPDATE
Tahanan Anak Binaan LPKA Palu Peringati Hardiknas 2024, Motivasi Kesempatan Kedua untuk Masa Depan
Jumat, 2 Mei 2025
LIVE UPDATE
Seusai Dilanda Banjir, Warga Pakowa Manado Lakukan Pembersihan Rumah: Kami Butuh Air Bersih
Jumat, 2 Mei 2025
LIVE UPDATE
May Day, Buruh & Massa Palangka Raya Sampaikan 11 Kritik Tajam Situasi Ketenagakerjaan di Kalteng
Jumat, 2 Mei 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.