Terkini Nasional
Sorotan Negatif sejak Lama, Panglima TNI Endriartono Copot Anak Buah Imbas Kasus di Ponpes Al-Zaytun
TRIBUN-VIDEO.COM - Ponpes Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, tengah disorot tajam imbas kontroversinya.
Massa Forum Indramayu Menggugat (FIM) menuntut agar dugaan aliran sesat di Al-Zaytun diusut tuntas.
Massa juga mendesak pengusutan dugaan tindak pidana pemerkosaan oleh pimpinan Ponpes.
Sebetulnya, sorotan negatif terhadap Ponpes Al-Zaytun ini bukan kali pertama terjadi.
Tepatnya ketika Pemilu 2004, Ponpes Al-Zaytun pernah buat geger yang turut menyeret TNI.
TNI dituding tidak bisa jaga netralitas karena turut memobilisasi ribuan orang untuk mencoblos di Al-Zaytun.
Bermula saat warga Jaksel, Emut menghubungi Isna, sopir Satuan Angkutan Denma Mabes TNI.
Baca: Ridwan Kamil: Pembubaran Ponpes Al Zaytun Hanya Bisa Dilakukan Kementrian Agama, Begini Alasannya
Emut bermaksud sewa bus dengan harga Rp 940.000 per unit untuk pengajian di Ponpes Al-Zaytun.
Isna lalu menghubungi sopir lain yang menyimpan kendaraan di rumahnya masing-masing.
Pada 4 Juli 2004, 21 bus di bawah koordinasi Isna berangkat dari tiga titik penjemputan.
Yaitu Lebak Bulus, Pondok Pinang, dan Kalibata, menuju Ponpes Al-Zaytun.
Begitu sampai, bus kembali ke rumah sopir masing-masing.
Tanggal 5 Juli, seusai pencoblosan, 21 bus kembali jemput massa yang sebelumnya diantar.
Baca: TAK GENTAR! Meski akan Digeruduk 10 Ribu Pendemo, Ponpes Al Zaytun Kerahkan Massa 2 Kali Lipat
Kasus mobilisasi massa ini sampai ke telinga Panglima TNI kala itu, Jenderal Endriartono Sutarto.
Endriartono langsung mencopot Komandan Satuan Angkutan Markas Besar TNI dari jabatannya.
Endriartono juga menahan 21 sopir bus yang mengantar ribuan orang untuk coblos di Al-Zaytun.
Mereka dianggap melanggar instruksi Panglima TNI terkait netralitas pada Pemilu 2004.
"Kendaraan itu bukan saja digunakan untuk mengantar pengajian seperti dikatakan sebelumnya, tetapi ternyata juga untuk mobilisasi massa guna melakukan pencoblosan," Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI saat itu, Mayjen Sjafrie Sjamsoeddin.
"Ini jelas merupakan pelanggaran atas instruksi Panglima TNI tentang netralitas," sambung dia.
Selain melanggar netralitas, Mabes TNI melihat penyalahgunaan 21 bus antar jemput personel Mabes TNI di luar wilayah, dilatarbelakangi motif komersial dalam kegiatan sosial dengan memanfaatkan hari libur kerja, yaitu hari Minggu dan Senin.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Panglima TNI Endriartono Copot Anak Buah Imbas Kasus di Ponpes Al-Zaytun..."
# TNI # FIM # Al Zaytun # Ponpes
Video Production: Difa Isnaeni Azizah
Sumber: Kompas.com
Tribunnews Update
Respons Dedi Mulyadi seusai Dilaporkan ke Komnas HAM Buntut Kirim Siswa Bandel ke Barak Militer
6 jam lalu
Terkini Nasional
Rocky Gerung Kritik KDM! Minta Gubernur Jabar Turut Kirim Preman yang Berulah ke Barak Militer
11 jam lalu
Tribunnews Update
Heran Verrel Bramasta Kritik Barak TNI untuk Siswa Bandel, Bupati Purwakarta: Orangtua Saja Senang
1 hari lalu
Terkini Nasional
Siapa Sangka! Purnawirawan Diduga Punya Dendam dengan Gibran, Silfester Singgung Upaya Mengadu Domba
1 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.