Live Update
Ibadah Haji Ponpes Al-Zaytun Dibuat Sendiri, Tawaf Naik Mobil, Lempar Jumrah Pakai Semen
TRIBUN-VIDEO.COM - Sedikit demi sedikit dugaan ajaran sesat Ponpes Al Zaytun mulai terbongkar.
Termasuk penyelenggaraan ibadah haji yang dibuat sendiri.
Mulai dari tawaf menggunakan mobil hingga lempar jumrah memakai sak semen.
Dikutip dari TribunWow.com pada Selasa (20/6/2023), hal ini dibeberkan oleh pengakuan mantan pengurus Ponpes Al Zaytun, Ken Setiawan.
Menurut kesaksiannya, pengikut Ponpes Al Zaytun melaksanakan haji tersendiri.
Ibadah haji boleh dilaksanakan di lingkungan pondok pesantren tanpa harus jauh-jauh ke Mekkah, Arab Saudi.
Dikatakan, mereka berkumpul di Ponpes Al Zaytun pada 1 Muharram untuk melaksanakan ibadah haji.
Para pengikut Ponpes Al Zaytun lantas melaksanakan ibadah tawaf.
Namun bukan dengan mengelilingi Ka'bah, melainkan dengan berkeliling di lingkungan Ponpes seluas 1.200 Ha menggunakan mobil.
Ken menerangkan, pada sesi lempar jumrah, para jemaah tidak memakai batu tetapi sak semen.
"Melempar jumroh bukan pakai batu tapi pakai sak semen, semakin besar semakin soleh," ucap Ken Setiawan, dikutip dari TribunCirebon.com, Senin (19/6/2023).
Selain itu, Ken juga mengatakan Al Qur’an ini bukan dari Allah melainkan perkataan nabi Muhammad.
Menurutnya, dengan demikian Ponpes Al Zaytun melakukan penodaan agama.
"Mereka juga mengatakan Al Qur’an ini bukan dari Allah melainkan perkataan nabi Muhammad, berarti ini kan menodakan agama," tukasnya.
Tak hanya soal ibadah haji, Ken selaku mantan pengurus juga membongkar asal usul pimpinan Ponpes Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang.
Menurutnya, Panji Gumilang sangat erat dengan organisasi terlarang Negara Islam Indonesia (NII).
Karena lulusan Gontor, Panji Gumilang disebutnya memiliki kedekatan dengan tokoh NII.
"Makanya dia ada juga lembaga kerasulan, siasat perang. Covernya perdamaian dan toleransi biar ngak ketahuan. Kelihatan propemerintah padahal aslinya tidak," ucapnya.
Di balik kemegahan bangunan Ponpes Al Zaytun, ada gerakan bawah tanah untuk mendirikan negara Islam.
"Orang yang mau belajar dimanfaatkan Panji Gumilang, UUD, ujung-ujungnya duit. Boleh mencuri, merampok, menghalalkan segala cara. Novel 'Tuhan Ijinkan Aku Jadi pelacur' itu NII. Jadi merampok orang kafir itu nggak apa kata mereka," terangnya.
Dijelaskan, Panji memanfaatkan orang yang mau belajar yang ujung-unjungnya uang.
Bahkan, untuk mendapatkan uang dibolehkan mencuri, merampok, dan menghalalkan segala cara.
"Orang yang mau belajar dimanfaatkan Panji Gumilang, UUD, ujung-ujungnya duit. Boleh mencuri, merampok, menghalalkan segala cara. Novel 'Tuhan Ijinkan Aku Jadi pelacur' itu NII. Jadi merampok orang kafir itu nggak apa kata mereka," tukasnya.
Bahkan, terkait zakat berupa uang bukan beras atau makanan pokok.
"Jadi mereka cari uang. Mereka zakatnya bukan beras tapi uang. Memberi harta itu boleh, karena nanti kalau NII dan Al Zaytun menang nanti dikembalikan," tandasnya.
Ken Setiawan menerangkan, pihak Ponpes melakukan praktik pemerasan harta jemaah dengan menggunakan ayat Al Quran.
Ken Setiawan mengungkapkan, Surat Alquran Tadabbur (9:103) digunakan untuk menarik iuran paksa (Inpak) dengan dalil infaq shodaqoh.
Selain dengan menggunakan uang, ia menyebut para jemaah bisa membayar infaq itu dengan hal lain.
Seperti menjual diri sendiri.
Bahkan ada juga yang sampai menjual anak kandung mereka.
"Kamu kan gak punya infaq, nanti saya kasih infaq tapi bayi kamu buat saya," ujar dia.
Dikatakan, setelah dijual, orang tuanya bahkan tidak diperbolehkan lagi melihat anak mereka.
Ken sendiri mengaku tidak bisa membayangkan perasaan orang tersebut karena tindakan yang dilakukan Ponpes Al-Zaytun.
Ia menuturkan, tidak sedikit jemaah yang menjadi gila karena depresi.
Tidak hanya itu, ada juga jemaah perempuan yang sampai menjual diri demi infaq yang diminta Ponpes Al-Zaytun.
Bahkan ada pula yang sampai rela disetubuhi oleh empat laki-laki hanya untuk memenuhi infaq tersebut.
Ken menjelaskan, besaran infaq tergantung daerahnya
Dalam NII terdapat desa maju dan desa tertinggal.
Desa maju infaqnya per bulannya sekitar Rp 12 miliar.
Sedangkan, desa tertinggal sekitar Rp 5 miliar.
"Besaran infaq itu tergantung daerahnya, di NII itu ada desa maju dan desa tertinggal, kalau desa maju infaqnya per bulannya sekitar Rp 12 miliar dan kalau desa tertinggal sekitar Rp 5 miliar," ujarnya.
Selanjutnya untuk perekrutan jemaah, Ken menceritakan saat dirinya masih menjadi bagian dari pengurus di Ponpes Al Zaytun Indramayu.
(Tribun-Video.com/ TribunWow.com)
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Rahasia Ponpes Al Zaytun Terkuak, Ibadah Haji Bukan di Mekkah tapi Putari Ponpes Pakai Mobil
HOST: BIMA MAULANA
VP: ERWIN JOKO P
Videografer: Restu Riyawan
Video Production: Erwin Joko Prasetyo
Sumber: TribunWow.com
Live Update
Daftar Haji 2025 Kemungkinan Berangkat 34 Tahun Lagi, Animo Warga Jatim ke Tanah Suci Kian Tinggi
Sabtu, 3 Mei 2025
Live Update
461 Jemaah Haji Ponorogo Siap Berangkat ke Tanah Suci Pertengahan Mei, Tertua Usia 90 Tahun
Sabtu, 3 Mei 2025
Live Update
Ratusan Calon Jamaah Haji Asal Kabupaten Bogor Dilepas pada Pemberangkatan di Kloter Pertama
Jumat, 2 Mei 2025
Live Update
Persiapan Calon Jamaah Haji Provinsi Jambi 2025 Akan Selesai, Keberangkatan dari Embarkasi Batam
Jumat, 2 Mei 2025
LIVE UPDATE
Mahasiswa Sorong Demo Desak Tuntaskan Deretan Masalah Krusial segera Diselesaikan Pemerintah
Jumat, 2 Mei 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.