Minggu, 11 Mei 2025

HAJI 2023

Dokter Klinik Kesehatan Haji Indonesia: Mengantisipasi & Meminimalisasi Penyakit Gangguan Mental

Minggu, 4 Juni 2023 16:06 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Demi mengantisipasi dan meminimalisasi penyakit gangguan jiwa menghinggapi jamaah haji Indonesia selama mengikuti ibadah haji tahun 1444 H atau 2023 Masehi, jamaah haji seyogyanya saling membuka diri jika mengalami persoalan, sekaligus menciptakan lingkungan berhaji yang sehat, dan saling memberi dukungan satu sama lain.

Dijelaskan dr. Erih Williasari Sp KJ di Ruang Rawat Inap Psikiatri, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di kawasan Aziziah, Makkah.

Sebagai penaggungjawab layanan psikiatri di KKHI dr Erih Williasari Sp KJ menambahkan, jemaah haji Indonesia mempunyai kemungkinan terkena gangguan jiwa jika tidak mengantisipasi beberapa sindrom yang menghampiri penyakit laten itu.

"Sindrom itu, biasanya datangnya dari kondisi fisik dan psikis yang melemah. Yang paling utama, pasien dimensia timbul dari lingkungan yang kurang nyaman. Jadi, sikonnya harus mendukung, atau supporting system-nya harus bagus. Harus ada penggambaran saat akan melakukan ibadah wajib seperti apa, ibadah sunah seperti apa, supaya tidak terjadi shock culture," kata dr Erih Williasari Sabtu (3/6/2023).

Dimensia adalah kondisi menurunnya cara berpikir dan daya ingat seseorang yang biasanya terjadi pada lansia usia 65 tahun ke atas.

Dokter Erih Williasari Sp KJ memberikan contoh, saat ini KKHI sedang melakukan perawatan pasien baru, seorang wanita paruh baya yang tetiba suka mengamuk tanpa sebab, karena selama menjalani ibadah haji, karena aturan berhaji, harus dipisahkan dari suami tercintanya.

Baca: Bule Jerman yang Menari Telanjang di Ubud Alami Gangguan Kejiwaan, Segera Dijemput Pihak Keluarga

Karena itu, pasien dimensia harus dijelaskan sedetilnya tentang sebuah hal yang akan dijalaninya. Supaya, sekali lagi tidak menemui pemahaman yang keliru.

"Seperti memberikan edukasi kepada anak-anak. Kuncinya ciptakan lingkungan yang nyaman. Karena pengobatan jiwa membutuhkan pendekatan psiko terapis. Dibutuhkan juga psiko terapis supportif, atau pendampingan psikiater kepada lingkungan pasien," katanya lebih lanjut.

Dia menjelaskan, secara psikologis atau kejiwaan penanganan pasien gangguan jiwa akan mudah dilakukan jika pasien mau dan mampu membuka diri, atau speak up tentang apa yang tidak membuatnya nyaman.

"Jadi harus mau curhat, mau speak up, membuka diri. Dan kita harus menjadi kawan yang penuh empati kepada pasien, agar terjalin komunikasi, selanjutnya sembari mengasup obat yang diberikan, beban jiwa pasien akan tertanggulangi dengan sendirinya," katanya.

dr Erih Williasari Sp KJ menyadari sekali, gangguan jiwa banyak faktornya, diantaranya depresi, cemas, dan gangguan penyesuaian.

"Apalagi tanpa support system dari lingkungannya, akan mempercepat depresi dan kecemasan," katanya sembari menegaskan, dimensia akan mengganggu daya pikir dan daya konsentrasi seseorang, bahkan disorientasi.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dokter Klinik Kesehatan Haji Indonesia: Jemaah Haji Bisa Terkena Sindrom

# Haji 2023 # jemaah Indonesia # dokter # kesehatan

Editor: fajri digit sholikhawan
Video Production: Dandi Bahtiar
Sumber: Tribunnews.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved