Rabu, 14 Mei 2025

Mancanegara

5 Kesalahan Biden Menilai Perang Ukraina: Remehkan Rusia dan Melebih-lebihkan Kemampuan Ukraina

Kamis, 1 Juni 2023 15:32 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, banyak yang menyebut perang tersebut merupakan kesalahan kalkulasi yang dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Namun demikian, perang tersebut terjadi juga karena kesalahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam memberikan penilaian lebih terhadap Ukraina, dan mengabaikan Rusia.

Putin memang dianggap melakukan kesalahan fatal dengan menginvasi Ukraina dan menilai Kiev akan segera jatuh serta akan membentuk pemerintahan boneka.

Faktanya, hingga setahun berlalu, Kiev terus dibom, tetapi pemerintahan Ukraina masih berdiri tegak.

Hanya saja, Putin justru terus melayani Ukraina yang didukung Amerika Serikat (AS) dan NATO untuk melaksanakan perang dalam durasi yang lama.

Yang paling menderita adalah rakyat Ukraina karena hanya menjadi medan pertempuran antara dua kekuatan dunia yakni AS dan Rusia.

Saat perang berlarut-larut tanpa akhir yang terlihat merupakan kesalahan utama yang dilakukan Presiden AS Joe Biden.

Berikut 5 kesalahan yang dilakukan Presiden Biden dalam menilai perang Ukraina Rusia.

1. Konflik Global antara Demokrasi dan Otokrasi

Sejak awal, Biden memposisikan diri dengan landasan moral yang tinggi.

Dia membingkai konflik di Ukraina sebagai konflik global antara demokrasi dan otokrasi.

Dilansir dari Al Jazeera, hal tersebut disampaikan pakar kebijakan luar negeri AS, Marwan Bishara.

Namun demikian, Douglas Brinkley, seorang sejarawan kepresidenan di Rice University, mengatakan Biden tetap bersemangat dan tangguh.

Itu mengacu pada perjuangan mantan presiden untuk menanggapi invasi Soviet ke Afghanistan pada 1979.

2. Meremehkan Nasionalisme Rusia

Biden meremehkan kekuatan nasionalisme Rusia dan menolak ketakutan Moskow akan ekspansi NATO ke perbatasannya sebagai alasan tak berdasar untuk imperialisme Rusia.

Beberapa bulan menjelang perang, Biden merusak upaya untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014 dan 2015 untuk mengakhiri konflik di wilayah Donbas.

Padahal, baik Ukraina dan Rusia telah menandatangani Minsk, tetapi Prancis dan Jerman, yang membantu menyelesaikan dan menyempurnakan perjanjian ini, gagal mendorong implementasinya dengan cukup keras.

3. Meremehkan Ketahanan Militer Rusia

Biden juga meremehkan ketahanan militer Rusia, bertaruh pada Ukraina yang mampu mengalahkannya.

Biden beranggapan Ukraina sama seperti Afghanistan yang mengalahkan Uni Soviet dengan bantuan dari AS.

Tetapi bagi Moskow, Ukraina jauh lebih penting dan strategis daripada Afghanistan, mengingat kesamaan sejarah dan kedekatan geografisnya.

Dari sudut pandang Putin, Ukraina sangat penting bagi keamanan nasional Rusia dan kelangsungan rezimnya.

Jelas, dia lebih suka menghancurkannya daripada melihatnya bergabung dengan aliansi Barat.

Selama tahun pertama perang, kemunduran Rusia dari Kiev ke Kharkiv menunjukkan tekad dan ketahanan Ukraina.

Namun gelombang perang mulai berubah tahun ini.

Seperti yang ditunjukkan oleh jatuhnya Bakhmut setelah pertempuran sengit selama berbulan-bulan, Rusia tidak kalah ulet atau bertekad untuk menang.

4. Melebih-lebihkan Kemampuan Perang Ukraina

Biden juga melebih-lebihkan kemampuan perang Ukraina.

Perang sejauh ini telah dilakukan secara konvensional di wilayah Ukraina.

Kemunduran ini tidak menghalangi AS dan sekutunya untuk meningkatkan bantuan militer kepada Ukraina.

Pada 19 Mei 2023, pertemuan negara-negara G7 yang dipimpin AS di Hiroshima berjanji untuk memperbarui "komitmen mereka untuk memberikan dukungan finansial, kemanusiaan, militer, dan diplomatik yang dibutuhkan Ukraina selama diperlukan".

Apa yang dimulai dengan pengiriman amunisi ke Ukraina, diperluas untuk memasok artileri dan tank Amerika dan Jerman, sistem pertahanan Patriot, dan drone, yang memungkinkan Ukraina melakukan perlawanan ke wilayah Rusia.

Baru-baru ini, AS telah menyetujui pengiriman jet tempur F-16 ke Ukraina untuk menantang superioritas udara Rusia.

Moskow telah memperingatkan bahwa menyediakan Kiev dengan pesawat ini akan menyebabkan eskalasi yang berbahaya.

5. Salah Kalkulasi Sanksi bagi Rusia

Terakhir, sama seperti Putin yang meremehkan persatuan Barat dalam mendukung Ukraina, Biden meremehkan ketidakpedulian dunia lainnya terhadap dampak perang tersebut.

Saat seluruh dunia terus berdagang dengan Rusia, sanksi Barat gagal mengubah perhitungan Moskow.

Seperti diungkapkan Doug Bandow, pakar luar negeri dari Cato Institute, bahwa meskipun perang Rusia-Ukraina mungkin merupakan konflik terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II, ini bukanlah yang terburuk di seluruh dunia.

Konflik yang jauh lebih dahsyat telah terjadi di seluruh dunia berkembang karena dampak perang Ukraina tersebut.(*)


Artikel ini telah tayang di ssessing-the-ukrainian-war-number-2-underestimating-the-russian-military/

# Vladimir Putin # Ukraina # Rusia # putin

Editor: Restu Riyawan
Reporter: Mei Sada Sirait
Video Production: yohanes anton kurniawan
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #Rusia   #Ukraina   #putin   #Vladimir Putin

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved