Rabu, 14 Mei 2025

Travel

Mengintip Ereveld Menteng Pulo, Makam Kehormatan Belanda di Tengah Gedung Pencakar Langit Ibu Kota

Senin, 24 September 2018 15:02 WIB
TribunJakarta

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Anisa Kurniasih

TRIBUN-VIDEO.COM, TEBET - Berada di tengah gedung pencakar langit ibukota, Ereveld Menteng Pulo menjadi taman pemakaman yang bisa dijadikan destinasi wisata bagi para pecinta sejarah.

Makam yang diperuntukan bagi korban perang dunia ke dua ini terletak di Mendeng Dalam Tebet Jakarta Selatan ini memiliki luas kurang lebih tiga hektare yang dibagi menjadi beberapa vak atau lokasi.

Ereveld Menteng Pulo diresmikan pada tanggal 8 Desember 1947 dan dikelola oleh Yayasan Makam Kehormatan Belanda (OGS) dibawah naungan Kedutaan Besar Belanda.

Terbukanya makam ini untuk kunjungan umum bagi peziarah maupun warga sekitar membuat komunitas Wisata Kreatif Jakarta juga tak mau ketinggalan untuk mengunjunginya.

Bersama para peserta, tur ini dipandu oleh seorang guide yang mengajak peserta untuk mengelilingi pemakaman tersebut secara keseluruhan.

Cindy, pemandu wisata dari tur ini mengatakan bahwa lokasi Ereveld Menteng Pulo menjadi destinasi yang sangat bisa dijadikan bahan pembelajaran khususnya tentang sejarah di Jakarta.

"Kami bertujuan untuk mengajak peserta dari manapun untuk bisa lebih mengenal tempat - tempat bersejarah termasuk pemakaman karena ini adalah saksi bagaimana kisah perang dunia kedua yang menelan banyak korban itu terjadi," ujarnya kepada TribunJakarta.com di Menteng Dalam Jakarta Selatan, Minggu ( 16/9/2018).

Menurut informasi yang ada, di tempat tersebut, dimakamkan lebih dari empat ribu korban perang dari orang Belanda dan Indonesiayang gugur selama Perang Dunia Kedua dalam pertempuran melawan tentara Jepang di tahun 1941-1945 dan selama masa revolusi setelah perang dunia kedua pada 1945-1949.

Baca: Geng Blossom dan Kampung Bahagia Amuk Polisi Ketika Iringi Suporter Persikota

Namun, hanya seperempat korban perang yang dimakamkan di Ereveld Menteng Pulo dimana mereka dulunya berdinas militer.

Sebagian besar korban perang tersebut adalah warga sipil yang kebanyakan pria, wanita dan anak-anak yang meninggal selama perang dunia kedua di kamp konsentrasi Jepang.

Korban perang dari kawasan di sekitar lokasi tersebut langsung dimakamkan di Ereveld Menteng Pulo setelah perang.

"Antara tahun 1960 dan 1970 banyak korban perang dari ereveld di luar Pulau Jawa seperti Tarakan, Manado, Palembang dan Makassar yang kemudian dimakamkan kembali di tempat ini," jelas Cindy.

Hal tersebut diketahui bertujuan untuk mengurangi jumlah ereveld atau pemakaman yang tadinya 22 menjadi tujuh ereveld.

Di Ereveld Menteng Pulo terdapat beberapa monumen dan yang menjadi ciri khas yaitu dua gedung unik.

Pertama ialah Gereja Simultaan yang tidak digunakan sebagai gereja tapi sebagai tempat acara peringatan dan upacara untuk semua agama, serta Columbarium yang menyimpan 754 guci abu militer Belanda yang gugur sebagai tawanan perang di kamp kerja paksa Jepang semasa Perang Dunia Kedua. (*)

TONTON JUGA:

Editor: Tri Hantoro
Video Production: Alfin Wahyu Yulianto
Sumber: TribunJakarta

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved