Terkini Nasional
Kisah Pekerja Migran Indonesia yang Merasa Hampir Ditembak di Sudan
Laporan wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUN-VIDEO.COM - Pekerja Migran Indonesia (PMI) Rahmawati merasa beruntung bisa tiba di tanah air dalam keadaan sehat bersama ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) yang lainnya pada Jumat (28/4/2023).
Ia merupakan salah satu PMI yang bekerja di negara konflik perang saudara, Sudan.
Perempuan paruh baya asal Sukabumi itu mengatakan, dievakuasi dari Khartoum ke Port Sudan pada Selasa (25/4/2023).
Sempat bersitegang dengan majikan yang enggan mengantarkannya ke kantor KBRI karena kondisi perang, Rahmawati nekat pergi dari rumah majikan untuk bertemu WNI lainnya yang akan dievakuasi.
Baca: Tentara Bayaran Wagner Rusia Ada di Sudan, Ternyata Bantu Rusia untuk Danai Perang di Ukraina
"Di sana parah banget. Saya pergi dari rumah majikan. Saya bilang, kalau tidak berani anterin saya biar jalan kaki sendiri, karena saya kontakan terus sama orang KBRI, minta dijemput karena majikan nggak mau anterin saya," kata Rahmawati kepada Tribunnews di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Jumat (28/4/2023).
"Saya minta tolong dijemput karena majikan nggak mau nganterin saya. Saya nangis-nangis. Kata majikan, 'boleh saja kamu keluar tapi kalo saya anterin, saya mati. Kamu mati, saya mati. Kalo kamu maksa, mau mati ya terserah," ujarnya.
Rahmawati mengatakan kondisi rumah majikannya di Khartoum, tepatnya sebelah kantor Araban, street 31, sudah hancur terkena bom dan tembakan 2 kelompok yang berseteru.
Ia mengatakan pintu gerbang rumah majikan bahkan hancur terkena bom.
Batu-batu bahkan menembus kaca rumah hingga bertebaran di kamar-kamar, yang membuat dia bersikukuh untuk segera pergi meninggalkan rumah majikannya bagaimana pun kondisinya nanti.
"Jadi saya terpaksa, mau mati, mau hidup saya mau keluar dari sini dengan jalan kaki. Ya mungkin kalau keluar ketemu sama orang kantor, KBRI," ujarnya.
Dia tidak berpikir lagi untuk membawa barang-barang penting.
Baca: Gencatan Senjata di Sudan, 25 WNI Menolak Dievakuasi: Total 897 WNI Dievakuasi dari Khartoum Sudan
Bahkan dia sudah tidak memikirkan gajinya, dan fokus menyelamatkan nyawanya.
"Saya nyelamatin nyawa saya saja. Gak mikirin gaji, gak mikirin apa, yang penting saya keluar. Hidup mati di luar yang penting saya ketemu orang Indonesia," ujarnya.
Sempat bertemu dengan sejumlah tentara, Rahmawati gagu saat ditanya asal negaranya dan hanya bisa menunjukkan identitas lewat kaos merah putih yang dia bawa.
Ketakutan akan ditembak, bahkan dia hanya berpikir untuk bisa bertemu dengan orang Indonesia, supaya jika tidak selamat ada orang Indonesia yang mengetahui kondisinya.
"Di jalan itu yang namanya peluru. Tentara-tentara itu tanya, 'mau kemana-mana, Filipina apa Indonesia,' saking gak bisa ngomongnya, saya liatin kaos saya yang merah sama yang putih. Saking gak kuatnya ngomong, karena perasaan saya mau ditembak," ujarnya.
Rahmawati mengatakan semenjak perang saudara terjadi di Sudan, majikannya tidak pernah keluar rumah karena bom terus meledak dan peluru terus ditembakkan.
Ia bersyukur bisa berjumpa dengan WNI lainnya dan bisa tiba di tanah air dengan selamat.
"Saya nekad mau kemana saja yang penting saya ketemu orang Indonesia. Alhamdulillah ketemu sama orang Indonesia sampai selamat," ujarnya.
Saat ini Rahmawati ditampung sementara di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta bersama ratusan WNI lainnya yang ikut dievakuasi pada tahap pertama, sebelum pemulangan dilakukan oleh Kemensos bekerja sama dengan kementerian/lembaga terkait. (*)
# WNI # Evakuasi # Perang Saudara # Sudan
Reporter: Lendy Ramadhan
Sumber: Tribunnews.com
Viral di Medsos
Momen Pilu Induk Gajah Saksikan Anaknya yang Mati Ditabrak Truk, Tak Beranjak Sampai Proses Evakuasi
20 jam lalu
Live Update
Kisah Penemu Jenazah Pendaki Gunung Saeng, Lantunkan Azan Saat Pertama Kali Menemukan
4 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.