Minggu, 11 Mei 2025

Ramadhan 2023

Tradisi Mider Buyut di Bulak Cirebon, Warga Berebut Air Celupan Benda Pusaka Peninggalan Ki Kesmadi

Kamis, 13 April 2023 03:13 WIB
Tribun Jabar

TRIBUN-VIDEO.COM - Matahari cukup terik yang menyinari Desa Bulak, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon.

Di tengah teriknya matahari, sejumlah pegawai desa serta warga Bulak turun ke jalan.

Ada 25 pegawai desa berpakaian serba hitam tanpa memakai alas kaki. Mereka bersiap untuk berkeliling desa.

Para warganya kompak mengambil air dan disimpan di dalam ember. Ember tersebut dijejerkan di depan rumah mereka.

Air tersebut diambil warga dari Sumur Nyi Resmi yang berada di samping masjid desa.

Nyi Resmi sendiri merupakan penunggu sumur tersebut sejak pertama didirikannya Desa Bulak.

Air yang diletakkan di dalam ember tersebut ditaburi berbagai bunga oleh warganya. Bahkan, ada beberapa warga yang menyiapkan dupa.

Baca: Detik-detik Pembuatan Meriam Karbit, Tradisi Menyambut Idul Fitri di Kota Pontianak

Sekitar pukul 13.30 WIB, para lelaki berpakaian hitam tersebut keluar dari rumah kepala desa. Ada satu payung yang memayungi seorang pria berbaju putih.

Dia tampak membawa sebuah tombak dan didampingi perempuan berbaju biru yang membawa dupa.

Mereka berjalan menghampiri rumah warga dan mencelupkan tombak tersebut ke air di dalam ember. Selain tombak, ada juga dua petugas yang mencelupkan gong kecil ke dalam air.

Langkahnya begitu cepat. Ia juga tak mengeluarkan sepatah kata.

Petugas yang berada di belakangnya beserta sejumlah warga membaca salawat. Mereka berkeliling mengelilingi desa.

Tombak tersebut merupakan milik leluhur mereka yaitu Mbah Buyut Kesmadi yang merupakan pendiri desa. Mbah Buyut Kesmadi juga merupakan tangan kanannya Mbah Kuwu Sangkan, salah satu tokoh pendiri Cirebon.

Gong kecil yang dicelupkan ke dalam air merupakan alat pemberitahuan yang digunakan Mbah Buyut Kesmadi untuk membuat warga berkumpul.

Kepala Desa Bulak, Mulyani (60), mengatakan, tombak tersebut dipakai oleh Mbah Buyut Kesmadi untuk menjaga desa.

"Ritual ini rutin digelar setiap tahun. Sudah sejak ratusan tahun yang lalu. Pelaksanaannya saat padi hendak berbuah, kisaran bulan Februari atau Maret," katanya kepada Tribun Jabar.

Tombak itu berukuran sekitar 1,5 meter dan memiliki empat kepala naga di ujungnya. Tombak dan gong tersebut secara turun temurun disimpan di rumah kepala desa yang menjabat.

"Tombak tersebut tidak boleh dipegang oleh siapa pun kecuali keturunan langsung dari Mbah Buyut Kesmadi. Yang membawa dupa juga harus keturunannya. Tidak ada yang berani menyentuh tombak itu karena takut kualat," kata Mulyani.

Baca: Ngembang di Makam Raden Saleh Sjarif Boestaman di Bogor, Tradisi Ziarah sebelum Bulan Ramadan

Ia menambahkan, perawatan yang dilakukannya selalu rutin menggelar kirim doa yang dilaksanakan setiap malam Jumat.

Sebelum dicelupkan ke dalam air, tombak dan gong tersebut akan dibacakan doa terlebih dahulu. Untuk penyimpanannya pun, harus sesuai posisi. Tombak dan gong itu disimpan dengan dilapisi kain putih.

"Dulu pernah ada yang mencuri mahkota di tombak tersebut, kemudian sakit hingga meninggal. Sejak saat itu tidak ada yang berani menyentuhnya karena takut," katanya.

Tradisi tersebut dinamakan Mider Bumi.

Mider sendiri artinya mengelilingi. Para petugas berkeliling desa melakukan ritual tersebut.

Adapun tujuan dari ritual tersebut, kata Mulyani, untuk mendapatkan barokah, disembuhkan penyakit, mempermudah rezeki, enteng jodoh, dan mendapat hasil tanaman melimpah.

Baca: Semarak Ramadhan, Pemuda di Kota Palu Gelar Balap Lari Tradisional Bertajuk Wahidin Ramadhan Pangova

Air yang sudah dicelupkan tombak, dipakai warga untuk memandikannya anak mereka. Adapula warga yang menyiramkannya kepada tanaman padi.

"Biar anak sehat, terus yang sakit pada sembuh. Kami yang sehat juga pada mandi dari ember ini. Sengaja mandinya langsung di depan rumah seperti ini. Kami, sih, berharap mendapatkan berkahnya," ujar Darini (23), warga Desa Bulak.

Warga lainnya, Rasini (60) dan Mawi (72), tampak bergegas menyirami padi mereka dengan air tersebut.

"Kami, sih, tujuannya ingin padinya subur, mendapatkan hasil yang melimpah. Tiap tahun juga begini, alhamdulillah hasilnya bagus," kata Mawi.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Tradisi Mider Buyut di Desa Bulak Cirebon, Saat Tombak Milik Mbah Buyut Kesmadi Dibawa Keliling Desa

# Cirebon # mider bumi # Tradisi

Editor: Fitriana SekarAyu
Video Production: Putri Anggun Absari
Sumber: Tribun Jabar

Tags
   #Cirebon   #Tradisi   #mider bumi

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved