LIVE UPDATE MANCANEGARA
Jalin Hubungan Ekonomi & Diplomatik yang Erat, Petinggi Uni Eropa Sebut China-Rusia Punya Batasan
TRIBUN-VIDEO.COM - Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell mengatakan bahwa hubungan China dan Rusia tentu ada batasnya.
Kepada wartawan di Brussels, Belgia pada Jumat (24/3/2023), Borrell menuturkan bahwa Eropa harus menyambut setiap upaya China untuk menjauhkan diri dari perang Rusia-Ukraina.
Pernyataan tersebut disampaikan Borrell setelah Presiden China Xi Jinping mengunjungi Moskwa dan berdialog dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Xi dan Putin sempat mendeklarasikan kemitraan tanpa batas pada Februari 2022 beberapa hari sebelum Rusia menginvasi Ukraina.
Borrell mengatakan, meski China menjalin hubungan ekonomi dan diplomatik yang erat dengan Rusia, Beiing tidak membentuk aliansi militer dengan Moskwa.
Dia menambahkan, China juga tidak memasok Rusia dengan persenjataan guna membantu Moskwa dalam perang di Ukraina.
Baca: China & Rusia Bangun Tatanan Dunia Baru, Amerika Serikat Diminta segera Sadar Terhadap Ancaman
Borrell juga mengungkapkan bahwa dia berencana mengunjungi China sesegera mungkin.
Hal itu menjadikannya salah satu dari sederet pemimpin Uni Eropa yang dijadwalkan mengunjungi China.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez berencana berkunjung ke China pekan depan.
Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga akan melakukan perjalanan ke sana pekan berikutnya.
Borrell mengatakan, inisiatif Beijing untuk mengakhiri perang Rusia Ukraina menunjukkan bahwa Beijing tidak ingin sepenuhnya sejalan dengan Moskwa.
Dan Uni Eropa, kata Borrell, harus menyambut ini, bahkan jika beberapa pejabat Barat sudah menjelaskan bahwa mereka tidak menganggap inisiatif Beijing sebagai rencana perdamaian yang matang sepenuhnya.
Di sisi lain, Rusia menyambut baik inisiatif China untuk perdamaian dalam perang di Ukraina.
Baca: Posisi AS di Mata Dunia Terancam oleh Kedekatan China-Rusia, Konfrontasi Militer Sudah di Depan Mata
Borrell mengatakan, China ingin memainkan peran sebagai fasilitator, bukan mediator.
Perlu diketahui, Presiden China, Xi Jinping, berkunjung ke Moskwa pada 20-22 Maret 2023 dan mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Dalam kunjungan atas undangan Putin itu, kedua pemimpin mencapai kesepakatan yang dituangkan dalam dua dukumen, yaitu Pernyataan Bersama tentang Kemitraan Strategis dan Pernyataan Bersama tentang Pebangunan dan Kerja Sama Ekonomi.
Dalam pakem diplomatik, dokumen pertama memuat hal-hal yang bersifat konseptual-normatif terkait sikap dan pandangan kedua negara terhadap berbagai isu internasional.
Dokumen kedua biasanya berisi kesepakatan yang bersifat operasional-aplikatif tentang program kerja sama pembangunan di berbai bidang.
Sekilas, kunjungan Xi Jinping tersebut hal lumrah dalam hubungan bilateral dua negara.
Namun bila kunjungan itu dilakukan tatkala Eropa sedang menghadapi perang Ukraina-Rusia, hal tersebut membuka ruang tafsir yang luas. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Petinggi Uni Eropa: Hubungan China dan Rusia Ada Batasnya"
# ekonomi # Rusia # China # Uni Eropa # Ukraina # Vladimir Putin # Xi Jinping # Emmanuel Macron
Videografer: Dyah Ayu Ambarwati
Video Production: Ika Vidya Lestari
Sumber: Kompas.com
TRIBUNNEWS UPDATE
Dampak Perang India-Pakistan: Saham Perusahaan Jet Tempur China J-10C Meroket, Rafale Prancis Anjlok
14 jam lalu
TRIBUNNEWS UPDATE
China Melunak Setop Boikot Pesawat Boeing Usai Perang Dagang dengan Amerika Serikat Memanas
14 jam lalu
Konflik Rusia Vs Ukraina
Situasi Rusia-Ukraina Memanas: Wilayah Kiev Terus Diserbu Moskow, Pertempuran Sengit di Donetsk
15 jam lalu
Tribunnews Update
Rangkuman Perang India-Pakistan: New Delhi Digempur Rudal Buatan China, India Murka kepada Trump
16 jam lalu
Tribunnews Update
Pesawat Kargo Y-20 China Dikirim ke Pakistan, Berisi Amunisi Militer Lawan India, Ini Kata Tiongkok
16 jam lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.