Kesehatan
Bisnis Tes Antigen dan PCR Mulai Beralih ke yang Lain, Diprediksi Tahun Ini Menghilang
TRIBUN-VIDEO.COM - Bisnis layanan antigen dan polymerase chain reaction (PCR) terbukti meraup keuntungan yang cukup besar seiring adanya pandemi Covid-19 yang terjadi pada rentang tahun 2020 hingga 2022.
Diketahui, kedua tes tersebut sangat diperlukan untuk mendeteksi seseorang dari infeksi virus yang dimaksud.
Pada awalnya, tes PCR memang dibanderol hingga jutaan rupiah per tes.
Dan tes antigen dihargai sekitar ratusan ribu rupiah per tes.
Namun, seiring penanganan pandemi Covid-19, perlahan layanan PCR dan antigen mulai ditinggalkan.
Lalu, turunnya penggunaan layanan PCR-Antigen berdampak pada bisnis perusahaan yang bergerak di jasa laboratorium.
Direktur Utama Kimia Farma Laboratorium dan Klinik, Ardhy Nugrahanto Wokas menyampaikan, hal tersebut tidak terlalu berdampak signifikan terhadap kinerja bisnisnya.
Baca: Swab PCR Diberlakukan ke Tamu yang Hadiri Pengajian Jelang Pernikahan Kaesang dan Erina
Meskipun, pada saat kasus infeksi Covid-19 meledak pada tahun 2020 dan 2021, bisnis PCR-Antigen memang memberikan kontribusi yang cukup besar.
"Kalau 2021 itu kontribusinya sangat tinggi sekali karena dampak dari peak. Tapi di 2022 mulai menurun sampai di angka 10 persen, dan ekspektasi tahun ini bahkan sudah menghilang (layanan PCR-Antigen),"ucap Ardhy saat ditemui di Kawasan Thamrin Jakarta, Kamis(9/3/2023).
Namun, Kimia Farma laboratorium dan klinik kini mengaku telah bertransformasi dalam segi bisnis. Yaitu menghadirkan berbagai layanan seperti layanan Dokter dan Perawat, perawatan Home Visit, rawat luka umum dan diabetes, Mom and Baby Care, serta layanan tes laboratorium (Medical Check Up).
"Kemarin kita bicara pandemi adalah sesuatu yang istilahnya sesuatu yang menguntungkan, namun faktanya mengakibatkan dampak yang kurang baik bagi masyarakat Indonesia," ucap Ardhy.
"Makanya kami sekarang melihat Kimia Farma Lab and Klinik ini mulai bertransformasi ke arah yang tidak lagi tendensi terhadap Covid-19 sama sekali," lanjutnya.
Dalam mendukung hal tersebut, perusahaan meluncurkan identitas baru dengan brand face Kimia Farma Laboratorium dan Klinik.
Baca: Pasca Jokowi Longgarkan Prokes Covid-19, Bisnis Tes Antigen dan Rapid di Kota Bima NTB Kian Lesu
“Perubahan identitas menjadi langkah strategis korporasi untuk menciptakan semangat dan sinergi baru dalam mewujudkan layanan kesehatan yang terdepan dan terintegrasi secara nasional," pungkas Ardhy.
Diketahui, saat PPKM resmi dicabut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, tes PCR maupun Rapid Antigen, tidak diwajibkan usai PPKM dicabut.
Namun, Budi mengharapkan tes tersebut menjadi kesadaran masyarakat sendiri untuk mencegah Covid-19.
Budi melanjutkan, jika ada masyarakat positif Covid-19 berkeliaran, maka status di PeduliLindunginya sudah tidak lagi berwarna hitam. Namun, ia mendorong kesadaran masyarakat akan bahaya Covid.(Tribun Network/ism/wly)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bisnis Tes PCR dan Antigen Terancam Punah, Laboratorium dan Klinik Mulai Alihkan Jenis Usaha
Video Production: Latif Ghufron Aula
Sumber: Tribunnews.com
Viral News
Belum Ditahan Terkait Kasus Skincare Merkuri, Mira Hayati dan Agus Salim Dibantarkan ke Rumah Sakit
Rabu, 22 Januari 2025
Viral News
Alasan Sakit dan Hamil, Bos Skincare Bermekuri Mira Hayati dan Agus Salim Batal Masuk Sel
Rabu, 22 Januari 2025
Viral News
Profil Mira Hayati, Bermula dari Biduan Kemudian Jadi Bos Skincare dengan Klaim Omset Miliaran
Rabu, 22 Januari 2025
Kilas Peristiwa
Kilas Peristiwa: Kasus Prank Akidi Tio, Janji Beri Sumbangan Covid-9 Rp 2 Triliun Ternyata Ngibul
Jumat, 2 Agustus 2024
Live Update
Tersangka Korupsi Dana Covid-19 Stress, Dirawat di RSUD Ba’a, Dinyatakan Sehat seusai Cek Dokter
Rabu, 31 Juli 2024
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.