Rabu, 14 Mei 2025

Terkini Nasional

Pakar Psikologi Sebut Ferdy Sambo Pakai Trik Cerdik Jelang Sidang Tuntutan: Sering Pakai Kacamata

Kamis, 12 Januari 2023 09:46 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir J, Ferdy Sambo disorot karena rutin menggunakan kacamata di beberapa persidangan yang telah dijalaninya.

Padahal saat awal sidang berjalan, Ferdy Sambo tidak menggunakan kacamata.

Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menilai hal itu bagian dari strategi sang mantan Kadiv Propam Polri supaya dihukum lebih ringan oleh hakim.

Menurut Reza, Ferdy Sambo dianggap memiliki profil seseorang yang manusiawi.

Selain itu, kacamata yang dipakai Ferdy Sambo juga dapat memunculkan kesan tidak intimidatif dan tidak biadab.

"Dengan memakai kacamata, terdakwa (Ferdy Sambo) terlihat lebih cerdas. Terdakwa juga tampak tidak intimidatif, sehingga mengurangi kesan ia adalah sosok biadab."

"Ujung-ujungnya berkurang, kemungkinan terdakwa divonis bersalah atau karena ia terkesan lebih manusiawi, hukumannya bisa lebih ringan," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Rabu (11/1/2023).

Pemakaian kacamata suami Putri Candrawathi ini, jelas Reza, memunculkan istilah nerd defense atau pembelaan diri saat persidangan.

Dia mengungkapkan strategi nerd defense ini memberikan kesan bahwa terdakwa layaknya sosok kutu buku.

"Terdakwa yang dalam situasi normal tak memakai kacamata tanpa ukuran. Bukan sebatas gimmick, apalagi untuk gagah-gagahan, faedah kacamata terhadap jalannya persidangan ternyata tak bisa dipandang sebelah mata," ujarnya.

Reza pun menunggu apakah penggunaan kacamata oleh Ferdy Sambo ini efektif untuk mengurangi vonis yang dijatuhkan kepadanya.

"Nah, bagi FS yang punya raut muka keras jelas butuh 'pelembut' guna melembutkan hati hakim. Pertanyaannya, ampuhkan nerd defense meloloskan FS dari lubang jarum?" kata Reza.

Mengacu pada pernyataan Reza, Ferdy Sambo memang beberapa kali mengenakan kacamata saat menjalani sidang.

Terbaru, ia memakai kacamata saat menjalani persidangan dengan agenda pemeriksaan dirinya sebagai terdakwa pada Selasa (10/1/2023) lalu di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.

Namun, Ferdy Sambo juga sempat tidak mengenakan kacamata saat menjalani sidang.

Contohnya, dia tak memakai kacamata saat menjalani sidang etik pada 25 Agustus 2022 lalu.

Ferdy Sambo tampak hanya memakai pakaian dinas harian (PDH) berwarna coklat.

Kemudian dirinya kembali tidak mengenakan kacamata saat persidangan pada 14 Desember 2022 dengan agenda mendengarkan keterangan saksi ahli yang dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU).

Bahkan saat sidang perdana 17 Oktober 2022, Ferdy Sambo juga tidak mengenakan kacamata.

Ia justru tampil mencolok dengan mengenakan kemeja batik ketika terdakwa lainnya memakai kemeja putih dengan celana panjang berwarna hitam.

Tangis Ferdy Sambo dalam sidang

Ferdy Sambo tak kuasa menahan tangis mengingat kondisi anak-anaknya yang kini harus menjalani hidup jauh dari dirinya dan istrinya sebagai orangtua.

Ferdy Sambo juga tak kuasa menahan air mata ketika disinggung mengenai kariernya di kepolisian selama 28 tahun kini harus hancur tak bersisa.

Sambo terdiam dan terisak ketika mendapat pertanyaan mengenai karier dan mengenai anak-anaknya itu saat diperiksa sebagai terdakwa dalam persidangan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (10/1).

Awalnya tim penasehat hukum Sambo mengajukan pertanyaan mengenai anak-anaknya.

"Saat ini saudara setelah pernikahan ada dikaruniai putra-putri, bisa disebutkan?" tanya pengacara Sambo, Rasamala Aritonang di persidangan. Sambo pun menjawab bahwa dirinya memiliki empat anak.

Keempat anak itu terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan. Berdasarkan keterangannya, dia memiliki anak bungsu yang berusia satu setengah tahun.

Kemudian mengingat kondisi Sambo dan istrinya Putri Candrawathi yang saat ini ditahan, penasehat hukum pun menyinggung kondisi anak-anak tersebut.

"Saudara bisa jelaskan, sekarang kan sementara waktu saudara dan terdakwa Putri sedang tidak bisa di rumah. Siapa sekarang yang mengurus anak-anak?" tanya Rasamala lagi.

Mendengar pertanyaan itu, Sambo tak mampu menjawab. Ia hanya terdiam sambil menghela napas. Di tengah keheningan itu, dia kemudian sedikit terisak.

Tim penasehat hukum pun menawarkan bahwa Sambo tidak mesti menjawab pertanyaan tersebut. "Saudara bisa jawab?" kata Rasamala. "Saya enggak kuat," jawab Sambo. "Oke saya skip," kata Rasamala.

Rasamala lalu beralih ke pertanyaan lain. Ia mengungkit soal karier Sambo selama 28 tahun di Polri. "Selama berkarier di kepolisian berapa lama Saudara berkarier di kepolisian?" tanya Rasamala lagi.

"28 tahun," jawab Sambo. "Bisa sedikit Saudara jelaskan bagaimana perjalanan karier Saudara selama 28 tahun singkat saja terutama di bagian penting perjalanan karier Saudara?" tanya Rasamala.

"Sebenarnya saya malu untuk menjelaskan. Tapi apa yang saya dapat itu memang harus berhenti di sini. Sampai pada penghargaan bintang Bhayangkara Pratama itu saya sudah dapatkan tapi harus selesai di sini," kata Sambo.

Saat menceritakan mencapainya itu, Sambo masih dalam keadaan menahan tangis. Ia pun sempat diberikan tisu oleh tim kuasa hukum. Sambo menyambut tisu itu.

Baca: Aksi Ferdy Sambo yag Kini Sering Pakai Kacamata di Persidangan, Pakar Sebut Ada Maksud Tertentu

Baca: Di Persidangan, Putri Candrawathi Sebut Ferdy Sambo Sangat Cinta Seragam dan Institusi Polri

Mulai dari pertama mendapat laporan soal adanya pelecehan yang dialami istrinya, Putri Candrawathi, oleh Yosua pada 7 Juli 2023 di Magelang. Meski tidak ada saksi yang menyaksikan, Sambo meyakini istrinya tidak berbohong.

Bahkan menurut dia, yang terjadi lebih dari pelecehan, meski tidak dijelaskannya.

Sambo mengaku terpukul atas dugaan pelecehan seksual terhadap istrinya itu. Mulanya ketua majelis hakim Wahyu Iman Santoso mengonfirmasi hasil pemeriksaan psikologi forensik berkaitan dengan latar belakang Sambo sebagai orang Sulawesi Selatan yang tak bisa meredam emosinya saat harga diri Sambo terganggu. Sambo pun mengamini pernyataan hakim Wahyu.

"Saat Saudara emosi sebagaimana Saudara terangkan tadi, kemudian Saudara beranggapan mengenai harga diri kalau tidak salah sirina pacce?" tanya hakim.

"Sepertinya seperti itu," jawab Sambo.

Kemudian hakim Wahyu bertanya terkait waktu di mana muncul niat Sambo untuk mengeksekusi Yosua. Sambo mengaku saat itu tak berniat menghabisi nyawa Brigadir Yosua. Bahkan, niat itu tak pernah terlintas di benaknya.

"Kapan mulai timbul niat untuk menghabisi korban?" tanya hakim.

"Saat itu saya belum berniat untuk menghabisi korban dan tidak ada dalam pemikiran saya untuk itu," jawab Sambo.

"Saya hanya mendengar cerita istri saya ini saya terpukul sekali yang mulia saya tidak tahu harus berbuat apa waktu itu karena selama ini lancar-lancar semua perjalanan hidup dan karier saya yang mulia," ujar Sambo.

"Pada saat bercerita begitu pukulan berat buat saya, sehingga saya tidak bisa untuk berpikir karena ini kok bisa seperti ini, yang mulia," sambungnya.

Hakim Wahyu Iman Santoso juga sempat mempertanyakan keberanian Sambo berhadapan satu lawan satu dengan Brigadir Yosua. Hakim menanyakan hal itu karena Sambo meminta bawahannya yakni Ricky Rizal untuk menembak Yosua.

Hakim Wahyu mulanya bertanya mengenai perintah Sambo kepada Bripka Ricky Rizal.

"Kamu meminta si Ricky menembak atau bagaimana?" tanya hakim.

Sambo lalu menceritakan kembali saat bicara dengan Bripka Ricky Rizal.

"Setelah Ricky datang saya sampaikan 'tahu enggak kejadian di Magelang. Dijawab 'saya enggak tahu bapak'. 'Kamu enggak tahu kalau ibu dilecehkan sama Yosua?' Dia jawab 'saya tidak tahu bapak'," kata Sambo.

"Kemudian saya dalam kondisi emosi menyampaikan saya akan konfirmasi ke Yosua. Dia siap tembak enggak kalau dia melawan," kata Sambo.

Mendengar pernyataan Sambo, hakim Wahyu kemudian mempertanyakan keberanian Sambo berhadapan seorang diri dengan Brigadir Yosua. "Kamu enggak berani sama Yosua?" tanya hakim. "Saya bukan enggak berani yang mulia," jawab Sambo. "Kalau satu lawan satu berani enggak?" tanya hakim lagi. "Saya berani yang mulia," kata Sambo.

Sambo juga mengaku tak mengetahui bahwa Brigadir Yosua merupakan seorang olahragawan dan jago bela diri. "Kamu tahu kalau dia olahragawan?" tanya hakim. "Saya tidak tahu," jawab Sambo.

"Banyak yang mengatakan Yosua itu jago dalam silat, taekwondo juara satu katanya di Jambi. Saat itu kamu tahu enggak dia jago bela diri?" tanya hakim lagi. "Saya tidak tahu," jawab Sambo.

Hakim Wahyu lantas menggali informasi mengenai latar belakang Sambo memerintah Bripka RR untuk membantunya saat berhadapan dengan Brigadir Yosua.

"Saya kan punya ajudan yang mulia saya harus bisa memanfaatkan mereka untuk membackup saya dalam hal tertentu. Karena kondisi ini kita tidak tahu apa yang terjadi nanti," kata Sambo/ "Ibarat mau perang?" tanya hakim.

"Kalau berperang sih tidak yang mulia," jawab Sambo.

Di akhir persidangan, Sambo menyampaikan permintaan maaf kepada sejumlah pihak terkait dengan kasus pembunuhan Brigadir Yosua. Permintaan maaf ia utarakan, termasuk kepada keluarga Yosua, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, hingga Presiden Jokowi.

"151 hari saya menjalani proses penahanan di Mako Brimob, saya merasa bersalah Yang Mulia. Karena emosi menutup logika saya. Saya sampaikan rasa bersalah ini dan penyesalan ini," kata Sambo.

Kedua, permintaan maaf Sambo tertuju pada Richard Eliezer. Sambo kembali menyinggung soal perintahnya 'hajar' tetapi dimaknai oleh Eliezer 'tembak' sehingga Yosua tewas. Meski, Eliezer tetap menegaskan bahwa perintah Sambo saat itu adalah 'tembak' bukan 'hajar'.

"Rasa penyesalan dan salah kedua saya sampaikan kepada Saudara Richard karena perintah hajar kemudian dilakukan penembakan, itu saya akan bertanggung jawab dan saya merasa bersalah," kata Sambo.

Ketiga, Sambo merasa bersalah kepada istrinya Putri Candrawathi dan dua terdakwa lain dalam kasus ini, Ricky Rizal Wibowo dan Kuat Ma'ruf. Sebab karenanya, ketiganya harus terlibat dan turut menjadi terdakwa dalam kasus kematian Yosua.

Keempat, permintaan maaf ditujukan kepada Kapolri dan institusi Polri. "Penyesalan juga saya sampaikan ke Kapolri dan institusi Polri dan rekan sejawat yang sudah terlibat dalam cerita tidak benar yang saya sampaikan di Duren Tiga itu yang menyebabkan citra Polri turun dan rekan sejawat saya harus diproses hukum," kata Sambo.

Kelima, ia juga meminta maaf kepada Presiden Jokowi dan masyarakat Indonesia. "Saya juga menyampaikan rasa bersalah dan penyesalan kepada bapak presiden dan masyarakat Indonesia karena harus tersita perhatian dalam perkara ini karena kesalahan saya," ucapnya.

"Terakhir Yang Mulia, saya menyampaikan rasa bersalah dan penyesalan karena kasus saya ini yang kemudian menyebabkan istri dan anak-anak harus mengalami. Istri saya harus ditahan, dan anak anak saya harus sendiri mencapai cita-citanya. Saya bersalah Yang Mulia, karena emosi saya menutup logika," ucap Sambo.

Sambo selanjutnya direncanakan akan menjalani sidang tuntutan pada Selasa (17/1) pekan depan. Dalam kasus ini Sambo didakwa melakukan tindak pidana pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir Yosua.

Tindak pidana itu dilakukan bersama-sama dengan Putri Candrawathi, Richard Eliezer apudihang Lumiu atau Bharada E, Ricky Rizal atau Bripka RR, dan Kuat Ma'ruf.

Putri Candrawathi adalah istri dari Sambo. Sementara itu baik Bripka RR, Bharada E, dan Brigadir J adalah ajudan Sambo kala menjabat Kadiv Propam Polri. Lalu Kuat Ma'ruf adalah sopir keluarga Sambo. Mereka didakwa melanggar Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Pembunuhan terhadap Brigadir Yosua terjadi pada Jumat, 8 Juli 2022 di rumah dinas Sambo nomor 46 yang terletak di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Dalam surat dakwaan, Bharada E dan Sambo disebut menembak Brigadir Yosua. Latar belakang pembunuhan diduga karena Putri telah dilecehkan Brigadir J saat berada di Magelang, Jawa Tengah pada Kamis, 7 Juli 2022. Dugaan ini telah dibantah oleh pihak keluarga Brigadir J. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Saat Ferdy Sambo Tiba-tiba Jadi Sering Pakai Kacamata dalam Sidang, Pakar Psikologi Beberkan Efeknya

# Ferdy Sambo # kacamata # psikologi # sidang 

Video Production: febrylian vitria cahyani
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #Ferdy Sambo   #kacamata   #psikologi   #sidang

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved