Terkini Nasional
Sejumlah Pengakuan Ferdy Sambo saat Sidang, Ungkap Penyesalan hingga Panik Setelah Brigadir J Tewas
TRIBUN-VIDEO.COM, JAKARTA - Ferdy Sambo memberikan sejumlah pengakuan saat diperiksa sebagai terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (10/1/2023).
Ferdy Sambo mengungkap penyesalan hingga yang membuat dirinya teringgung sesaat sebelum Brigadir J ditembak Bharada Richard Eliezer alias Bharada E.
Tak hanya itu, Ferdy Sambo pun memberikan sejumlah pengakuat terkait peristiwa yang terjadi di rumah dinasnya Kompleks Polri Duren Tiga Jakarta Selatan pada 8 Juli 2023.
Ferdy Sambo pun memberikan bantahan terkait fakta-fakta yang diungkap terdakwa Bharada E dan Bripka Ricky Rizal.
Baca: LIVE UPDATE PAGI: FERDY SAMBO EMOSI LIHAT BRIGADIR J HINGGA ROZY MENGAKU TRAUMA DENGAN WANITA
Berikut sejumlah pengakuan yang diberikan Ferdy Sambo saat diperiksa sebagai terdakwa yang berhasil dihimpun Tribunnews.com:
1. Ferdy Sambo Kecewa Kepada Ricky Rizal
Ferdy Sambo mengaku dirinya kecewa kepada Ricky Rizal karena menolak perintah menembak Brigadir J.
"Saya minta dia (Ricky Rizal) membackup saat hendak konfirmasi peristiwa itu. Saya sampaikan juga kalau nanti dia melawan (Brigadir J) kamu siap tembak nggak," kata Ferdy Sambo di persidangan.
Kemudian Ferdy Sambo melanjutkan Ricky Rizal bilang dirinya tidak siap untuk membackupnya.
"Akhirnya saya waktu itu kecewa. Saya juga bingung siapa yang bisa membackup saya waktu itu untuk mengkonfirmasi ke Joshua," katanya.
Kemudian apa selanjutnya tanya Majelis Hakim.
"Setelah Ricky Rizal tidak siap saya meminta untuk memanggil Richard Eliezer karena dia salah satu ajudan yang juga ikut ke Magelang," ujar Ferdy Sambo.
2. Perintah Ferdy Sambo di Rumah Saguling Kepada Bharada E
Dalam sidang, Ferdy Sambo mengaku saat bertemu Bharada E, dirinya mempertanyakan mengenai kejadian di Magelang.
Kata Ferdy Sambo, Bharada E mengaku tidak mengetahui secara pasti apa yang sebenarnya terjadi.
"Setelah Richad Eliezer naik, saya menyampaikan hal yang sama kepada Richard. Sebagai ajudan apakah kamu mengetahui kejadian di Magelang. Dia juga menjawab tidak mengetahui Yang Mulia," ucap Ferdy Sambo.
Mendengar keterangan dari Bharada E, Ferdy Sambo mengaku emosi karena dinilai tidak becus mengawasi sang istri yakni Putri Candrawathi saat di Magelang.
"Saya waktu itu masih emosi dan marah, kenapa mereka ini sampai tidak bisa menjaga karema tigasnya sudah sering mendampingi pimpinan tapi ini justru terjadi kepada istri saya," kata dia.
Kendati begitu, Ferdy Sambo tidak menjelaskan secara detail kepada Bharada E soal kondisi di Magelang, justru dia memerintahkan untuk melindunginya jika Brigadir J melawan saat dilakukan konfirmasi.
Saat itu, perintah Ferdy Sambo kepada Bharada E jika Brigadir J melawan yakni melakukan penembakan. Dari situ, Bharada E mengaku siap.
"Akhirnya saya sampaikan kepada Richard, Richad apa kamu siap back up saya saat saya konfirmasi ke Yosua, apabila dia melawan kamu siap nembak nggak? kemudian Richad menjawan saya siap pak. Selanjutnya saya perintahkan untuk turun," kata Ferdy Sambo.
3. Ferdy Sambo Sebut Brigadir J Menantang Sebelum Ditembak
Ferdy Sambo pun menceritakan sesaat sebelum Bharada E menembak Brigadir J.
Ia mengaku emosinya yang memuncak sebelum peristiwa penembakan terhadap Brigadir J.
Saat itu, dirinya telah berada di dalam Rumah Duren Tiga bersama Bharada E.
"Kemudian korban masuk disusul oleh Kuat Maruf dan Ricky Rizal," kata Sambo.
Kemudian Ferdy Sambo mengklaim sempat terjadi percakapan di antara dirinya dan Brigadir J.
"Saya tanya kepada Yosua, kenapa kamu tega sama ibu?" kata Ferdy Sambo menirukan kata-katanya saat itu.
Mendapat pertanyaan tersebut Brigadir J justru balik bertanya saat itu.
"Tega apa komandan?" kata Sambo menirukan jawaban Brigadir J.
Jawaban Brigadir J tersebut dianggap Ferdy Sambo menantang dirinya.
"Jawaban yang diberikan oleh Yosua itu saya lihat menantang saya," kata Ferdy Sambo.
Mendengar itu, Ferdy Sambo langsung emosi dan mengatakan bahwa Brigadir J telah berbuat kurang ajar terhadap istrinya, Putri Candrawathi.
"Loh kamu kurang ajar sama ibu," ujarnya kepada Brigadir J waktu itu.
Setelah itu, dengan emosi yang meledak-ledak, dia pun memerintahkan Bharada E untuk menghajar Brigadir J.
"Saya marah sekali dengan jawaban seperti itu. Kemudian saya perintahkan Richard untuk hajar Yosua," kata Ferdy Sambo.
4. Ferdy Sambo Panik Setelah Brigadir J Tewas
Ferdy Sambo pun mengaku panik saat mengetahui Brigadir J tewas.
Ferdy Sambo mengatakan setelah Bharada E menembak Brigadir J, dirinya sempat minta untuk dihentikan.
ia tidak ingat berpa kali Brigadir J ditembak.
"Saya tidak ingat, yang jelas dia menembak maju sampai dengan jatuh yang mulia, Saat Yos roboh, stop berhenti. Mundur," kata Ferdy Sambo.
"Setelah itu saya panik dan sadar berarti ada korban yang terjadi di rumah saya," lanjut dia.
Melihat kondisi itu, Ferdy Sambo mengaku langsung menyusun skenario insiden tembak menembak sebagai tujuan untuk melindungi Bharada E.
"Kemudian saya berfikir bagaimana peristiwa ini bisa saya lindungi Richard yang mulia," kata dia.
"Saya kemudian berfikir bagaimana penembakan oleh anggota Polri ini bisa membantu yang bersangkutan harus ada perlawanan, dan pembelaan diri," sambungnya.
Dari situ, terbesit dalam pikiran Ferdy Sambo untuk langsung menembaki tembok rumah dinasnya.
Niat mencul setelah dirinya melihat ada senjata api di pinggang Brigadir J yang dalam kondisi bersimbah darah.
"Saya lihat senjata Yos di pinggang karena jatuhnya telungkup saya ambil senjatanya saya tembakan ke dinding. Ini refleks saya, setelah melihat kejadian itu," kata dia.
"Saya juga melihat ini harus ada tembakan dari Yosua sehingga saya tangan Yos ke lemari yang belakang. Karena kalau harus Saya tembakan ke dinding lagi terhalang tangga," katanya.
5. Putri Candrawathi Tak Terima Dilibatkan dalam Skenario Ferdy Sambo
Ferdy Sambo juga mengungkap istrinya Putri Candrawathi tidak terima dilibatkan skenario tewasnya Brigadir J di Duren Tiga.
"Hari Sabtu pagi, bangun saya bertemu istri saya langsung sampaikan bahwa Yosua meninggal ditembak Richard. Saya sudah jelaskan ke Bapak Kapolri bahwa penembakan itu karena Yosua telah masuk ke kamar dan melecehkan kamu di Duren Tiga," jawab Ferdy Sambo.
Mantan Kadiv Propam Polri itu melanjutkan bahwa saat itu istrinya marah mengapa dilibatkan.
"Mengapa kamu libatkan saya yang tidak mungkin ceritakan kejadian di Magelang," kata Ferdy Sambo tirukan perkataan Putri Candrawathi.
Mendengar rekasi Putri, Ferdy Sambo mengatakan keterangannya tak bisa dicabut lagi.
"Ya saya tidak mungkin lagi cabut keterangan saya kepada Bapak Kapolri. Anak-anak ini sudah diperiksa di Provos," kata Ferdy Sambo.
Putri Candrawathi pun marah, tidak terima diikutkan dalam skenario di Duren Tiga.
Akhirnya melihat respon istrinya, Ferdy Sambo bercerita langsung lewat sabungan telepon ke Karo Paminal.
"Bro nanti pemeriksaan tiga orang itu di tempat bro aja. Biar penyidik periksa di sana karena ini menyangkut aib dari mbak mu," kata Ferdy Sambo.
"Itu yang saya lakukan karena istri saya tidak dilibatkan dalam skenario yang saya sampaikan karena pembuatan skenario itu terlalu percaya diri waktu itu mencoba membuat kejadian di Magelang di Duren Tiga Yang Mulia tapi tidak lengkap," jelas Ferdy Sambo.
6. Penyesalan Ferdy Sambo
Ferdy Sambo menyesali perbuatannya yang menyebabkan Brigadir J tewas dan anak buahnya ikut terseret.
Ia pun mengucapkan permintaan maafnya kepada Brigadir J dan Richard Eliezer karena emosi menutup logikanya.
"151 hari saya menjalani proses penahanan di Mako Brimob saya merasa bersalah yang mulia karena emosi menutup logika saya," kata Ferdy Sambo.
"Saya sampaikan rasa bersalah ini dan penyesalan yang pertama kepada keluarga korban Yang Mulia karena emosi saya kemudian menyebabkan putra keluarga Yosua bisa meninggal dunia," sambungnya.
Kemudian Ferdy Sambo melanjutkan rasa penyesalan kedua dirinya sampai kepada Bharada E karena perintah hajar itu kemudian dia melakukan penembakan.
"Itu saya akan bertanggung jawab dan saya merasa salah dan menyesal," jelas Ferdy Sambo.
Sambo juga menyampaikan rasa bersalah dan penyesalan yang dalam kepada istrinya, Ricky, dan Kuat dilibatkan dalam cerita tidak benar di Duren Tiga sehingga mereka semua harus jadi terdakwa.
"Kemudian rasa bersalah dan juga saya sampaikan kepada Kapolri dan Institusi Polri serta rekan sejawat yang sudah terlibat dalam cerita tidak benar yang saya sampaikan di Duren Tiga. Kemudian menyebabkan Citra Polri menjadi turun dan beberapa rekan sejawat saya harus diproses hukum," kata Ferdy Sambo.
Lalu Ferdy Sambo juga menyampaikan rasa bersalah dan penyesalan kepada presiden dan masyarakat Indonesia karena harus tersita perhatiannya dalam perkara ini karena kesalahannya.
"Terakhir Yang Mulia saya juga menyampaikan rasa bersalah dan penyesalan karena emosi saya ini kemudian menyebabkan istri dan anak-anak saya harus juga mengalami ini," kata Ferdy Sambo.
Ferdy Sambo melanjutkan istrinya harus ditahan dan anak-anaknya harus sendiri mencapai cita-citanya.
"Saya menyesal karena emosi saya yang menutup logika. Saya mohon yang mulia dan jaksa penuntut umum bisa menilai dengan bijak serta objektif terhadap kesalahan saya ini," katanya.
Baca: Ferdy Sambo tak Kuasa Menahan Tangis di Persidangan, Ungkap Penyesalan dan Minta Maaf
7. Bantah Janjikan Uang
Dalam kesempatan tersebut Ferdy Sambo menepis soal janji akan memberikan uang Rp 1 miliar kepada Bharada E serta Rp 500 juta masing-masing kepada Bripka RR dan Kuat Maruf.
Ia mengatakan setelah Brigadir J tewas, dirinya sempat mengumpulkan Bharada E, Bripka RR, dan Kuat maruf di rumahnya.
"Selesai ibadah saya berdua istri, kemudian saya memanggil ketiga orang ini (Bharada E, Bripka RR dan Kuat Ma'ruf), pada saat mereka datang istri saya keluar, lalu saya dudukanlah mereka," kata Ferdy Sambo.
Dalam pertemuan itu, Ferdy Sambo berjanji bakal bertanggungjawab atas apa yang sudah dilakukan oleh ketiga ajudannya itu.
Bahkan, terkait proses hukum, Ferdy Sambo juga menjamin bahwa dirinya akan bertanggungjawab.
"Kemudian saya menjanjikan kepada mereka saya akan bertanggung jawab kepada mereka dan keluarga. kalaupun, ada hal-hal yang mengakibatkan Richard harus mengikuti proses hukum, termasuk kuat dan Ricky yang mulia," kata Ferdy Sambo.
Soal pemberian uang total Rp 2 miliar, Ferdy Sambo menyebut kalau perjanjian uang itu diyakini hanya penafsiran Bripka RR cs.
Sebab, dirinya berjanji hanya menjamin kehidupan keluarga asal tetap bisa menjaga skenario.
Ia menegaskan dirinya tidak pernah menjanjikan uang kepada ketiganya.
"Kemungkinan janji itu penafsiran mereka. karena saya menyampaikan bahwa akan menjamin keluarganya yang penting bisa mempertahankan skenario yang mulia," kata Ferdy Sambo.
Untuk informasi, Brigadir Yoshua Hutabarat alias Brigadir J menjadi korban pembunuhan berencana yang diotaki Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022 lalu.
Brigadir J tewas setelah dieksekusi di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Pembunuhan itu terjadi diyakini setelah Putri Candrawathi bercerita kepada Ferdy Sambo karena terjadi pelecehan seksual di Magelang.
Ferdy Sambo saat itu merasa marah dan menyusun strategi untuk menghabisi nyawa dari Brigadir J.
Dalam perkara ini Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR, Kuwat Maruf dan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E didakwa melakukan pembunuhan berencana.
Kelima terdakwa didakwa melanggar pasal 340 subsidair Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati.
Tak hanya dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J, khusus untuk Ferdy Sambo juga turut dijerat dalam kasus perintangan penyidikan atau obstruction of justice bersama Hendra Kurniawan, Agus Nurpatria, Chuck Putranto, Irfan Widianto, Arif Rahman Arifin, dan Baiquni Wibowo.
Para terdakwa disebut merusak atau menghilangkan barang bukti termasuk rekaman CCTV Komplek Polri, Duren Tiga.
Dalam dugaan kasus obstruction of justice tersebut mereka didakwa melanggar Pasal 49 juncto Pasal 33 subsidair Pasal 48 ayat (1) juncto Pasal 32 ayat (1) UU ITE Nomor 19 Tahun 2016 dan/atau dakwaan kedua pasal 233 KUHP subsidair Pasal 221 ayat (1) ke 2 KUHP juncto pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP.
(Tribunnews.com/ Rizki/ Rahmat/ ashri)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 7 Pengakuan Ferdy Sambo dalam Sidang, Ungkap Penyesalan Hingga Ucapan Brigadir J Sebelum Tewas
# Putri Candrawathi # Bharada E # Brigadir J # Brigadir J tewas ditembak # Ferdy Sambo
Video Production: Putri Anggun Absari
Sumber: Tribunnews.com
TRIBUNNEWS UPDATE
Rekam Febri Diansyah yang Sempat Jadi Rival Ronny di Kasus Ferdy Sambo, Kini Bersatu Bela Hasto
Kamis, 13 Maret 2025
Viral News
Dulu Jadi Rival dalam Kasus Ferdy Sambo, Kini Ronny Talapessy dan Febri Diansyah Kompak Bela Hasto
Kamis, 13 Maret 2025
Breaking News
Menggebu-gebu, Mega Sentil Kinerja Polri hingga Kasus Ferdy Sambo yang Dinilai Tak Jelas: Malu Saya!
Jumat, 10 Januari 2025
Tribunnews Update
DPR Bela Eks Anak Buah Ferdy Sambo Naik Pangkat & Dapat Jabatan Baru di Polda Metro Jaya
Selasa, 7 Januari 2025
Tribunnews Update
Naik Pangkat, 7 Polisi di Kasus Ferdy Sambo Dapat Jabatan Baru: Terbaru AKBP Chuck Putranto
Minggu, 5 Januari 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.