Mengenang 22 Tahun Aksi Banser 'Pahlawan Natal', Riyanto Peluk Bom Demi Selamatkan Jemaat Gereja

TRIBUN-VIDEO.COM - Tribunners malam natal dua dekade lalu menjadi kenangan pilu bagi umat Nasrani di Indonesia khususnya Jawa Timur.

Seorang pemuda bernama Riyanto, anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama tewas mengorbankan diri memeluk bom demi menyelamatkan jemaat gereja di Mojokerto.

Berikut kami rangkum kisah heroiknya, untuk mengenang 22 tahun aksi Riyanto, bukti patriot Pancasila yang berkorban atas nama kemanusiaan.

Baca: 3 Kado Natal Spesial untuk Lionel Messi, dari Kontrak Baru, Ballon Dor hingga Juara Liga Champions

Natal pada tahun 2000 di Indonesia adalah salah satu malam natal yang muram.

Saat itu teror sedang merajalela, bom ditemukan di mana-mana dan stabilitas keamanan terguncang.

Aktivitas menjaga gereja oleh Banser memang rutin dilakukan sejak 1996.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat itu, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur menginstruksikan kepada Banser untuk menjaga gereja.

Sebagai buntut dari kerusuhan dan pembakaran gereja di Situbondo, Jawa Timur.

Riyanto yang saat itu berusia 25 tahun merupakan salah satu anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) NU yang ikut berjaga.

Baca: Contoh Ucapan Selamat Hari Natal 2022, Cocok Untuk Sahabat dan Dibagikan Di Medsos

Waktu itu, bertepatan dengan hari ke-20 Ramadan, tanggal 24 Desember 2000, Riyanto berpamitan kepada ibunya tidak berbuka puasa di rumah.

Ia izin berbuka bersama rekan-rekan anggota Banser lainnnya sekaligus mempersiapkan penjagaan misa di Gereja Eben Haezer Mojokerto.

Kekhidmatan misa malam natal saat itu seketika terusik saat seorang jemaat mencurigai sebuah bingkisan hitam yang tergeletak di luar gereja.

Riyanto dan teman-teman lain yang berjaga pun mendatangi lokasi penemuan bungkusan hitam itu dan mengecek isinya.

Setelah dicek polisi yang berjaga, ternyata bungkusan itu berisi rangkaian kabel yang menyerupai bom.

Petugas yang memeriksa segera memperingatkan untuk mundur dan tiarap.

Namun, tanpa berpikir panjang, Riyanto memilih membawan lari bungkusan itu untuk dimasukkan ke dalam parit.

Tetapi nahas, belum sempat bungkusan itu dibuang ke parit, Bom dalam bungkusan itu meledak dalam dekapan Riyanto.

Ledakan itu membuat Riyanto terlempar hingga puluhan meter.

Baca: Gereja Immanuel Merayakan Natal 2022 Bertema White Christmas, Ini Penjelasan Ketua Panitia

Selain Riyanto, ada dua korban lain akibat ledakan di depan Gereja Eben Haezar mengalami luka-luka.

Para pengurus gereja lalu mencurigai sebuah tas tanpa pemilik yang masih tergeletak di dalam gereja, kemudian dilempar ke lokasi yang sama.

Kurang dari lima menit kemudian terjadi ledakan lagi, namun ledakan kedua ini lebih kecil kekuatannya dibanding ledakan pertama.

Aksi heroik Riyanto itu membuatnya dikenang sebagai pejuang kemanusiaan yang tidak mengenal batasan golongan ataupun agama.

Sebagai pengingat sekaligus wujud hormat, pemerintah Kota Mojokerto mengganti nama jalan di Kelurahan Prajurit Kulon menjadi Jalan Riyanto.

Jalan itu merupakan akses utama menuju rumah orangtua Riyanto.

Baca: Gereja Immanuel Merayakan Natal 2022 Bertema White Christmas, Ini Penjelasan Ketua Panitia

Kepergian Riyanto akan terus dikenang masyarakat dan menjadi panutan anggota Banser. (Tribun-Video.com)

Baca juga berita terkait di sini

# Banser # Natal #  Nahdlatul Ulama # Banser # Mojokerto