Polisi Tembak Polisi
Ulah Ferdy Sambo Memuat Citra Polisi Turun, Wakapolri, 87 Persen Tahu Kasus Pembunuhan Brigadir J
TRIBUN-VIDEO.COM - Hasil survey menunjukkan bahwa wajah kepolisian tercoreng akibat ulah Ferdy Sambo, mantan Kadiv Propam yang terseret dalam perkara pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat.
Hasil survei terkait peristiwa yang terjadi di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan tersebut menunjukkan angka yang mencapai 87 persen.
Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri), Komjen Gatot Eddy Pramono menyebutkan bahwa survei dilakukan terhadap tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri.
Bahkan hasil survei tersebut menunjukkan bahwa 87 persen masyarakat mengetahui kasus penembakan Brigadir Yosua yang diotaki Ferdy Sambo selaku eks Kadiv Propam Polri.
Akibat ulah Ferdy Sambo tersebut kata Komjen Gatot, menjadi salah satu faktor kuat yang membuat citra Kepolisian Republik Indonesia turun saat ini.
"Kita paham, kita tahu peristiwa yang terjadi, saya baca dalam suatu penelitian peristiwa Sambo itu hampir 87 persen masyarakat Indonesia tahu peristiwa itu," kata Komjen Gatot pada Apel Kasatwil 2022 di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Rabu (14/12/2022).
Baca: Curigai Ferdy Sambo Rusak Barang Bukti Penembakan Brigadir J, Ronny: Barang Bukti Sudah Dirusak
Menurutnya, saat ini masyarakat masih mengingatnya karena sidang kasus penembakan yang terjadi pada 8 Juli 2022 tersebut sedang bergulir.
"Sehingga kalau sekarang dilakukan penelitian apalagi setiap harinya ada sidang terus, masyarakat akan mengingat, ingatan masyarakat itu tidak hilang," sambungnya.
Da berharap, persidangan kasus itu segera berakhir agar hasil survei terhadap Kepolisian Republik Indonesia dapat lebih baik.
"Sekarang bulan Desember, nanti bulan Maret itu (semoga) sudah nggak ada sidang lagi, surveinya itu menjadi lebih tinggi lagi harapanya," kata Gatot dikutip dari Wartakotalive.com.
Sebelumnya, Indonesia Police Watch (IPW) merasa prihatin atas hasil survei terbaru Poltracking Indonesia yang menempatkan lembaga kepolisian pada posisi terendah.
Posisi itu terkait tingkat kepercayaan publik dibanding lembaga negara lainnya.
Sugeng mengatakan, kepercayaan publik rendah terhadap Polri karena masifnya kasus-kasus yang menimpa lembaga itu.
Oleh karena itu, IPW meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan perhatian dalam penyelesaian kasus-kasus terkait pelanggaran oleh perwira tinggi Polri.
Menurutnya, Polri harus bertindak lugas dan cepat, tidak ada tindakan melindungi, menutup-nutupi atau bersikap transparan serta pengusutannya juga harus akuntabel.
"Kalau tidak, maka survei-survei selanjutnya akan tetap menempatkan Polri sulit untuk mengangkat citranya di depan masyarakat," ujarnya.
Khusus menutup tahun 2022, IPW memberi catatan terhadap Polri dengan meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk membenahi reserse.
Baca: Ferdy Sambo Dicurigai Rusak Barang Bukti Penembakan Brigadir J, Kuasa Hukum Eliezer Ungkap Alasannya
Hasilnya lembaga Tentara Nasional Indonesia (TNI) mencatatkan hasil tertinggi dalam hal kepuasan publik dengan angka mencapai 68,6 persen.
Kemudian disusul oleh lembaga kepresidenan dengan angka 62,2 persen, Komisi Pemilihan Umum (KPU) 61,0 persen.
Pada posisi selanjutnya ada Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung dengan angka yang sama, yakni 60,6 persen.
Adapun lembaga selanjutnya berada di bawah 60 persen, diantaranya Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Badan Intelijen Negara (BIN), partai politik, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Dewan Perwakilan Dawrah (DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Adapun Polri mendapat kepuasan publik yang paling rendah yakni 52 persen.
DPR satu tingkat di atas paling akhir yang mendapat kepuasan publik yakni 53,9 persen.
Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei nasional pada 21-27 November 2022 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling.
Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1220 responden dengan margin of error +/- 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Klaster survei ini menjangkau 34 provinsi seluruh Indonesia secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.
Metode sampling ini meningkatkan representasi seluruh populasi pemilih secara lebih akurat.
Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak.
Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih.
Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Ferdy Sambo Buat Citra Polisi Turun, Wakapolri : 87 Persen Tahu Kasus Pembunuhan Brigadir Yosua
# Polisi tembak polisi # Brigadir J # Ferdy Sambo # Putri Candrawathi # Bharada E
Video Production: Riko Pulanggeni
Sumber: Tribun Jambi
TRIBUNNEWS UPDATE
Rekam Febri Diansyah yang Sempat Jadi Rival Ronny di Kasus Ferdy Sambo, Kini Bersatu Bela Hasto
Kamis, 13 Maret 2025
Viral News
Dulu Jadi Rival dalam Kasus Ferdy Sambo, Kini Ronny Talapessy dan Febri Diansyah Kompak Bela Hasto
Kamis, 13 Maret 2025
Breaking News
Menggebu-gebu, Mega Sentil Kinerja Polri hingga Kasus Ferdy Sambo yang Dinilai Tak Jelas: Malu Saya!
Jumat, 10 Januari 2025
Tribunnews Update
DPR Bela Eks Anak Buah Ferdy Sambo Naik Pangkat & Dapat Jabatan Baru di Polda Metro Jaya
Selasa, 7 Januari 2025
Tribunnews Update
Naik Pangkat, 7 Polisi di Kasus Ferdy Sambo Dapat Jabatan Baru: Terbaru AKBP Chuck Putranto
Minggu, 5 Januari 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.