Kamis, 15 Mei 2025

Terkini Nasional

Temuan Tim Forensik di Organ Hati Salah Satu Anggota Keluarga di Kalideres, Terdapat Zat Tamoxifen

Jumat, 9 Desember 2022 18:32 WIB
TribunJakarta

TRIBUN-VIDEO.COM - Di dalam organ hati korban satu keluarga yang tewas di Kalideres, Renny Margaretha Gunawan (68) ditemukan zat Tamoxifen.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kabid Kimia dan Biologi Forensik Puslabfor Bareskrim Polri Kombes Wahyu Marsudi saat konferensi pers, pada Jumat (12/9/2022).

"Dari organ hepar Ibu Renny kita temukan adanya Tamoxifen," ucap Wahyu, dikutip TribunJakarta dari tayangan langsung Kompas TV.

Tak cuma di dalam hati Renny, zat Tamoxifen juga ditemukan polisi di kediaman korban di Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat.

"Kita juga temukan cairan bening, ternyata juga terdektesi Tamoxifen," kata Wahyu.

Lalu apa sebenarnya Tamoxifen?

Menurut Wahyu, Tamoxifen bukan racun, melainkan obat untuk penderita kanker payudara.

"Tamoxifen itu bukan racun tapi obat," ucap Wahyu.

Baca: Polisi Pastikan Tak Ada Unsur Pembunuhan dan Bunuh Diri Dalam Kasus Keluarga Tewas di Kalideres

Renny Diduga Meninggal Sejak Mei

Polisi mengatakan Renny Margaretha diyakini sudah meninggal sejak Mei 2022.

Diwartakan sebelumnya Renny dan tiga orang anggota keluarganya ditemukan tewas di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, pada Kamis (10/11/2022).

Jasad satu keluarga yang telah membusuk itu ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang terganggu dengan bau tak sedap di permukimannya.

Suami Renny, Rudyanto Gunawan (71) ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur di kamar belakang.

Kemudian, Renny Margaretha Gunawan ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur.

Di kamar yang sama juga ditemukan jasad anak dari Rudyanto-Renny bernama Dian (42), tetapi letaknya di lantai.

Terakhir, yakni ipar dari Rudyanto bernama Budianto Gunawan (68) yang ditemukan dalam posisi telentang di sofa ruang tamu.

Ini berarti Dian, dan Budianto yang kerap disaksikan oleh warga masih beraktivitas pada periode 2-3 bulan sebelum ditemukan tewas, sempat hidup bersama mayat.

Jenazah itu diperlakukan seperti manusia yang masih hidup.

Dian yang saat itu masih hidup bahkan masih memberikan susu hingga menyisiri rambut ibunya meski sudah dalam keadaan tak bernyawa lagi.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Hariyadi, dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/11/2022) malam, mengatakan hal itu diperoleh polisi dari keterangan petugas koperasi yang datang ke rumahnya untuk proses menggadaikan rumah pada Mei 2022 lalu.

Namun, Dian membantah keterangan saksi dan menyatakan jika ibunya itu masih hidup.

"Saat pegawai koperasi di dalam kamar menyampaikan bahwa ibunya sudah jadi mayat, Dian jawab ibu saya masih hidup, tiap hari saya berikan minum susu, sambil disisir dan rambutnya rontok semua," kata Kombes Hengki Haryadi.

Meski begitu, Hengki tidak mau berspekulasi soal kasus tersebut, termasuk soal apakah Dian memiliki kondisi kejiwaan tertentu karena mengganggap ibunya masih hidup meski sudah meninggal dunia.

"Nah itu yang dalam proses penelitian oleh tim psikologi forensik, ini ahlinya beliau-beliau ini yang akan menganalisis, yang jelas pada saat itu (Dian menyampaikan) ibu saya belum meninggal, disisir rambutnya rontok setiap hari minum susu, tapi pada saat keluar nangis, itu ada foto-fotonya," tutur Hengki.

Baca: Kesimpulan Polisi soal Kasus 1 Keluarga Tewas di Kalideres: Tak Ada Pihak Luar yang Masuk Rumah

Alasan Petugas Tak Lapor Lihat Jasad Renny

Hengki mengatakan petugas koperasi simpan pinjam diminta tidak melapor oleh Budiyanto ketika melihat Reni Margaretha sudah tewas pada Mei 2022 lalu.

Saat itu, tujuan saksi datang ke kediaman korban berkaitan dengan penggadaian sertifikat rumah.

Namun, itu, ketika mengetahui bahwa Margaretha sudah tak bernyawa, saksi langsung pergi keluar rumah.

"Langsung keluar yang bersangkutan tidak ingin lagi melanjutkan proses gadai pinjam uang ini, langsung mengajak dua saksi lain segera keluar," kata Hengki di Polda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).

Setelah itu, Budiyanto langsung mengejar petugas tersebut dan meminta agar tidak melaporkan apa yang sudah dilihatnya di dalam rumah.

"(Budyanto menyampaikan) tolong jangan sampai dilaporkan ke polisi, jangan sampai dilaporkan ke pihak RT ataupun warga sini tolong, dan ternyata memang tidak dilaporkan," ucap Hengki.

Hengki mengaku menyesalkan keputusan yang diambil oleh saksi dengan tidak melaporkan soal jasad di dalam rumah tersebut. Alhasil, kematian satu keluarga itu baru diketahui berbulan-bulan kemudian.

"Ini yang kami sesalkan seharusnya kita semua sebagai masyarakat tidak boleh permisif," ujarnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Ada Zat Tamoxifen di Hati Renny Korban Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres, Polisi: Bukan Racun

# tim forensik # organ hati # Kalideres # 

Editor: Wening Cahya Mahardika
Video Production: Damara Abella Sakti
Sumber: TribunJakarta

Tags
   #tim forensik   #organ hati   #Kalideres

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved