Senin, 12 Mei 2025

Terkini Nasional

Ferdy Sambo Tarik Leher Birgadir J sebelum Dieksekusi, Kuasa Hukum Bharada E: Bukan Kuat Ma'ruf!

Kamis, 1 Desember 2022 15:55 WIB
Tribunnews.com

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan

TRIBUN-VIDEO.COM,JAKARTA - Kuasa hukum Bharada E, Ronny Talapessy mengatakan bahwa yang menarik leher Brigadir J saat hendak dieksekusi adalah Ferdy Sambo.

Sambo kala itu memerintahkan Brigadir J untuk berlutut dengan cara menarik lehernya sebelum akhirnya di eksekusi oleh Richard Eliezer.

"Jadi yang menarik leher itu adalah FS ya," kata Ronny usai proses persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022).

Ia pun menegaskan bahwa memang yang menarik leher Brigadir J itu memanglah Ferdy Sambo bukan Kuat Ma'ruf.

"Bukan KM (Kuat Ma'ruf), yang menarik leher dari almarhum Yoshua itu ketika masuk ke dalam dorong itu adalah tangan FS," jelasnya.

Lanjut Ronny dirinya mengatakan bahwa kasus penembakan itu ia berpatok dengan apa yang diutarakan oleh kliennya tersebut.

Baca: PC Perintahkan Bharada E Hilangkan Sidik Jari Sambo yang Ada di Barang Brigadir J Pasca Penembakan

Menurutnya apa yang diungkapkan kliennya di persidangan sudah berdasarkan kejadian yang sesuai fakta yang memang terjadi pada saat itu.

"Terkait penembakan kami berpatokan terhadap keterangan klien saya bahwa Bharada E menembak dan Ferdy Sambo ikut menembak,"jelasnya.

Bharada E Ungkap Detik-Detik Dirinya Diminta Eksekusi Brigadir J oleh Ferdy Sambo

Richard Eliezer atau Bharada E mengungkap detik detik dirinya diminta mengeksekusi Brigadir Novriansyah Joshua atau Brigadir J di kediaman Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Hal itu diungkapkan Richard dalam lanjutan persidangan kasus pembunuhan Birgadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022).

Kejadian bermula pada saat Richard mengungkap kepada Hakim rencana Sambo yang ingin mengekseskusi Birgadir J di rumah dinas Sambo di Komplek Rumah Dinas Polri Nomor 46 di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Pada waktu perencanaan di lantai 3 tadi, kan tadi saudara mengatakan nanti kita ke 46 gitu kan?," tanya Hakim kepada Richard.

"Siap," jawab Richard.

Namun pada saat Hakim menanyakan mengenai apakah Ferdy Sambo membicarakan rencana membawa Brigadir J ke lokasi pembunuhan itu, Bharada E mengaku tidak tahu mengenai hal tersebut.

"Terus bagaimana cara membawa korban ke 46? Sempet gak dibicarakan?," ucap Hakim.

"Tidak tahu, tidak ada yang mulia, tidak ada obrolan. Saya tidak tahu saya datang korban sudah ada Yang Mulia," ucap Richard.

Kemudian singkat cerita, Richard mengungkap dirinya bersama Putri Chandrawati, Kuat Ma'ruf, Ricky Rizal, dan Brigadir J menuju rumah dinas Ferdy Sambo menggunakan mobil.

"Siapa saja yang naik mobil saudara itu?," tanya Hakim.

"Izin, sudah ada ibu sejak pertama kali duduk samping kiri yang mulia. Sudah ada ibu, terus didepan ada bang Ricky, ada almarhum juga terus baru di belakang Kuat Yang mulia," tutur Richard.

Sesampainya di rumah dinas Ferdy Sambo, Hakim pun menanyakan mengenai kejadian apa setelah para terdakwa itu ketika sampai di rumah dinas tersebut.

"Jadi saya saat masuk ke dalam saya ikut di belakang. Saya dan om Kuat antar tas Ibu ke depan kamar. Sampai di depan kamar, saya langsung naik ke lantai 2 yang mulia," kata Bharada E.

Lanjut Richard, pada saat di lokasi tersebut ia mengatakan mulai merasa ketakutan dan memiliki firasat bahwa kejadian pembunuhan itu benar akan terjadi.

"Saya langsung rada takut pada saat itu yang mulia. Saya naik lantai 2 kan ada tembusan kamar, dalam pikiran saya 'wah sudah mau terjadi nih'," ungkap Richard kepada Hakim.

Karena ketakutannya itu, ia pun mengaku sempat berdoa terlebih dahulu di kamar lantai 2 tersebut.

Baca: Tulis Surat kepada Ferdy Sambo, Tangan Ima Mengaku Gemetar

Selesai berdoa Richard mengaku sempat terdiam dan tak lama kemudian mendengar suara di lantai bawah.

"Saya turun ke bawah, sampai di ujung tangga saudara FS disitu dia sudah memakai sarung tangan Yang Mulia. Sarung tangan karet warna hitam," ujar Richard.

"Dia (Sambo) tanya ke saya. 'Sudah kau isi senjata mu'? 'Siap belum' saya jawab. 'Kau isi'. Isi itu artinya kokang yang mulia," kata Richard menirukan ucapan Ferdy Sambo.
Mendengar pernyataan Richard itu, kemudian Hakim menanyakan kepada Richard mengenai siapa saja di lokasi itu selain dirinya dan Sambo.

"Pada saat saudara bertemu dengan FS, dibawah ada siapa saja?," ucap Hakim.

"Pak FS saja," jawab Richard.

"Sudara Kuat dan Ricky," tanya Hakim lagi.

"Saya tidak lihat Yang Mulia," saut Richard.

Kemudian Richard pun melanjutkan keterangannga dengan menyebut bahwa Ferdy Sambo memerintahkan dirinya mengisi senjatanya dengan peluru.

"Lalu pak FS bilang 'isi senjatamu', saya keluarkan, saya kokang senjata saya, saya taro lagi di pinggang baru saya ke samping meja Yang Mulia," kata Richard.

Tak lama berselang, kemudian Ferdy Sambo disebut menarik leher Brigadir J untuk kemudian disuruh berlutut di hadapan Sambo.

"Sini kamu' langsung pegang leher ' berlutut kamu di depan saya, berlutut kamu, berlutut' disuruh berlutut yang mulia," ungkap Richard.

"Terus melirik saya 'woy kau tembak, kau tembak cepat, cepat kau tembak' saya langsung keluarkan senjata, langsung saya tembak Yang Mulia," ucap Richard Eliezer. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kuasa Hukum Bharada E Tegaskan Ferdy Sambo yang Tarik Leher Birgadir J Sebelum Dieksekusi

# Kuasa Hukum # Bharada E # Ferdy Sambo # Brigadir J # Eksekusi

Editor: bagus gema praditiya sukirman
Video Production: Muhammad Taufiqurrohman
Sumber: Tribunnews.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved