WOW UPDATE
Kesaksian Sopir Ambulans Lihat Jenazah Brigadir J, seusai Ditembak Ditutup Masker & Berlumuran Darah
TRIBUN-VIDEO.COM- Sopir ambulans PT Bintang Medika, Ahmad Syahrul Ramadhan mengungkapkan sejumlah kesaksiannya di hari kematian Brigadir J pada Jumat (8/7) silam.
Syahrul menyampaikan, bahwa jenazah Brigadir J kala itu ditutup dengan masker dan berlumuran darah.
Hal tersebut diungkapkannya saat menjadi saksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Senin (7/11) lalu.
Dikutip dari Tribunnews.com, dalam kesaksiannya, Syahrul mengungkapkan kronologi awal saat dirinya diminta untuk mengevakuasi jenazah Brigadir J.
Kala itu, ia mendapat telepon sekira pukul 19.00 WIB dari orang yang tidak dikenal dan menyampaikan tengah membutuhkan ambulans.
Baca: Sopir Ambulans Ngaku Tak Diizinkan Pulang setelah Antar Jenazah Brigadir J ke Rumah Sakit
Syahrul saat itu telah merasa ada kejanggalan ketika diminta untuk ke rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
”Ada yang menelpon dari orang tidak dikenal membutuhkan layanan ambulans,” kata Ahmad dalam sidang tersebut.
Namun, pihaknya langsung menepis kejanggalan itu dan menyatakan telepon dari orang tidak dikenal merupakan hal yang wajar.
Setelah itu, kecurigaan Syahrul kembali muncul saat diminta untuk membawa jenazah Brigadir J.
”Dibilang rasa curiga ada Yang Mulia. Kalau dari rasa kecurigaan saya pribadi, saya sudah menginsting kalau ada kejadian kematian,” sambungnya.
Seperti diketahui, Syahrul biasanya ditugaskan untuk menjemput pasien sakit.
Namun, apabila ada permintaan untuk membawa jenazah, kabar itu berdasarkan permintaan dari kepolisian Satlantas Jakarta Timur.
Baca: Cerita Sopir Ambulans Lihat Jenazah Brigadir J, Ada Lubang di Dada hingga Masih Pakai Masker
”Biasanya menjemput orang sakit Yang Mulia. Jarang disuruh jemput orang meninggal (jenazah) kecuali dari kepolisian,” jelasnya.
Sementara itu, saat dirinya tiba di rumah Duren Tiga, Ahmad Syahrul melihat jenazah Brigadir J berlumuran darah.
Sedangkan wajah Brigadir J kala itu ditutup masker berwarna hitam.
Kemudian, Ahmad Syahrul melihat dada sebelah kiri Yosua bolong lantaran terkena luka tembak.
"Tahu dari mana luka tembak?" tanya hakim.
"Ada bolongan di dada sebelah kiri kalau tidak salah Yang Mulia," ujar Ahmad.
"Masih pakai baju putih," ujar Ahmad. "Telentang, Yang Mulia," sambungnya.
"Jenazah sudah di kantong?" tanya hakim.
"Belum. Masih tergeletak berlumuran darah yang mulia," ungkap Ahmad.
Baca: Begini Reaksi Hakim Dengar Kesaksian Sopir Ambulans Diminta Tunggu Jenazah Brigadir J Hingga Subuh
"Wajahnya ditutupi masker?" tanya hakim lagi.
"Iya," jawab Ahmad.
Tak berlangsung lama, setibanya Syahrul di rumah Duren Tiga ia diminta anggota polisi untuk mengecek denyut nadi Brigadir J berulang kali.
Namun, kala itu denyut nadi Yosua sudah tak bisa dirasakan lagi, dan korban dinyatakan telah meninggal.
Setelah itu, Syahrul segera mengambil kantong jenazah di mobil ambulans.
"Saya bilang izin pak sudah tidak ada. Lalu dibilang 'pasti mas?' Pasti pak. Lalu, dicek kembali sama bapak-bapak di lokasi lalu 'ya sudah mas minta tolong dibantu evakuasi', terus saya bilang izin pak saya ambil kantong jenazah," jelasnya.
Saat hendak memasukkan jenazah Brigadir J kedalam kantong, Syahrul dibantu empat orang.
Namun, kaki jenazah Brigadir J terpaksa dilepit lantaran tak muat ke adalm kantong tersebut.
"Lalu dimasukkan itu jenazah, karena kakinya terlalu panjang enggak muat di kantong jenazah saya, saya lepit kakinya sedikit Yang Mulia Biar supaya bisa masuk ke kantong jenazah. Lalu saya lepit, udah masuk ke kantong saya resleting lalu saya tarik sedikit kantongnya diangkat lalu saya ambil tandu yang saya bawa," sambungnya.
Baca: Terungkap Sosok Santo Anggota Provos yang Arahkan Sopir Ambulans, Hilangkan Barang Bukti
Menurut Ahmad Syahrul, seharusnya jenazah Brigadir J segera dibawa ke ruang forensik.
"Pas di RS enggak langsung ke forensik ke kamar jenazah, tapi ke IGD. Saya bertanya pak izin kok IGD dulu, biasanya kalau saya langsung ke kamar jenazah, forensik. 'Oh, saya juga enggak tahu mas ikuti perintah aja.' Oh baik," kata Ahmad Syahrul.
Namun, kala itu dia malah diperintahkan untuk menuju ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit yang berada di Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sedangkan kala itu, kondisi ruang IGD sedang ramai.
Tak lama setelah itu, ia langsung menuju kamar jenazah dan diperintahkan satu anggota Provos untuk menurunkan almarhum Yosua.
"Saya langsung turunkan, berjalan ke kamar jenazah lalu saya pindahkan ke troli kamar jenazah," jelasnya.
Lalu, Ahmad segera menaruh jenazah Yosua ke troli dan memakirkan mobil ambulansnya.
Baca: Daden, Ajudan Ferdy Sambo Sebut Brigadir J Sudah Putus dengan Vera, Ingin Dicarikan Pendamping
Diketahui, kala itu Ahmad Syahrul sempat izin untuk pulang.
Namun, pihaknya malah tak diizinkan pulang oleh petugas yang tak diketahui identitasnya.
Sehingga, Syahrul menuruti arahan tersebut dan menunggu di dekat masjid rumah sakit hingga subuh.
Sekira habis subuh Syahrul baru diizinkan pulang.
"Saya bilang sama anggota di RS pak saya izin pamit, terus katanya 'sebentar dulu ya mas, tunggu dulu.' Saya tunggu di tempat masjid Yang Mulia di samping tembok sampai jam mau subuh," jelas Syahrul.
"Mau subuh saudara nunggu? Buset," tanya hakim. "Iya Yang Mulia. Pas saya mau ke depan, 'sudah mas di sini aja', terus saya bilang pak izin saya haus. Sembari menunggu saya dibelikan air dan sate," jawab dia.
"Kenapa saudara disuruh nunggu sampai subuh?" tanya hakim. "Enggak tahu," ungkap Ahmad.
Seperti diketahui, kala itu Ahmad Syahrul tak mendapatkan bayaran lebih selain biaya mobil ambulans dan dana untuk mencuci.
(Tribun-Video.com/Tribunnews.com).
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kesaksian Sopir Ambulans di Sidang Bharada E, Lihat Jenazah Yosua Penuh Darah, Wajah Ditutup Masker
# Kesaksian Sopir Ambulans Pembawa Jenazah Brigadir # sopir ambulans # Brigadir J # Sidang pembunuhan Brigadir J
Reporter: Adila Ulfa Muna Risna
Sumber: Tribunnews.com
Terkini Daerah
Hendra Kurniawan Eks Anak Buah Ferdy Sambo Resmi Bebas Bersyarat dalam Kasus Pembunuhan Brigadir J
Senin, 5 Agustus 2024
REGIONAL
Pengakuan Sopir Ambulans yang Turunkan Jenazah Bayi, Akui Salah Penyampaian dan Siap Dipecat
Rabu, 17 Juli 2024
Viral Video
Sopir Ambulans di Sintang Diduga Turunkan Paksa Jenazah di Jalan, Gegara Tak Diberi Uang Bensin
Rabu, 17 Juli 2024
To The Point
Viral Sopir Ambulans RSUD Sintang Diduga Turunkan Jenazah di Jalan Gegara Tak Diberi Ongkos Bensin
Rabu, 17 Juli 2024
PERISTIWA HARI INI
Peristiwa Hari Ini: 2 Tahun Silam Drama Panjang Pembunuhan Brigadir J & Tangan Licik Ferdy Sambo
Senin, 8 Juli 2024
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.