TRIBUNNEWS UPDATE
Soroti Tragedi Kanjuruhan, Dosen UM Surabaya Ungkap Gas Air Mata Bisa Erosi Kornea hingga Kebutaan
TRIBUN-VIDEO.COM - Pasca Tragedi Kanjuruhan sejumlah korban mengalami mata memerah dan iritas akibat terkena gas air mata.
Terkait hal ini, Dosen FK Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Rini Kusumawardhany, membeberkan bahaya gas air mata terhadap indera penglihatan manusia.
Mulai menyebabkan erosi kornea hingga terparah kebutaan.
Dikutip dari Kompas.com, selain sebagai dosen, rupanya Rini juga seorang dokter spesialis mata.
Ia menerangkan, gas air mata memiliki kandungan berbagai bahan kimia.
Di antaranya Chloroacetophenone (CN), Chlorobenzylidenemalononitrile (CS), Chloropicrin (PS), Nromobenzylcyanide (CA) Dibenzoxazepine (CR).
Rini menyebut kendati disebut gas air mata namun senyata aktifnya berupa benda padat bukan gas.
Bahan gas air mata CS berbentuk aerosol sebagai mikropartikel mikroenkapsulasi 3-10m dalam aerosol.
Rasa sakit terjadi karena bahan kimia dalam gas air mata mengikat salah satu dari dua reseptor rasa sakit yang disebut TRPA1 dan TRPV1.
"Kontak dengan gas air mata menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan, mata, dan kulit. Rasa sakit terjadi karena bahan kimia dalam gas air mata mengikat salah satu dari dua reseptor rasa sakit yang disebut TRPA1 dan TRPV1 ," kata Rini.
Dijelaskan, TRPA1 adalah reseptor rasa sakit yang sama dengan target capsaicin dalam semprotan merica.
Sehingga penggunaan campuran bahan kimia harus dengan konsentrasi serendah mungkin.
Rini menyebut dampak gas air mata akan mengakibatkan iritasi kimia pada umumnya.
Diperkirakan menyebabkan lakrimasi atau mata berair, blefarospasme (sulit membuka mata), nyeri superfisial, seperti sensasi terbakar pada mata dan reaksi alergi dermatitis kontak pada mata serta pandangan kabur.
Sedangkan untuk jangka panjang atau paparan jarak dekat dari gas air mata dapat berakibat kebutaan.
Hal ini karena sejumlah faktor.
Di antaranya perusakan saraf mata (traumatik optik neuropati), pendarahan (subkonjuntival bleeding), katarak (katarak traumatika), erosi kornea, dan khemosis (pembengkakan selaput bening mata).
Untuk itu, Rini mengungkapkan bagaimana cara penanganan pertama setelah mata terkena gas air mata.
Menurutnya, paparan bahan kimianya harus terlebih dahulu dihilangkan.
Yaitu dengan cara membilas mata dengan air mengalir atau air mineral selama 10-20 menit.
Hal ini dilakukan untuk mendekontaminasi mata
"Itu adalah perawatan awal yang paling sering direkomendasikan untuk mendekontaminasi mata," jelasnya.
Selanjutnya, dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Hal ini untuk dilakukan irigasi atau pembilasan dengan saline (larutan garam) normal.
(Tribun-Video.com/ Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dosen UM Surabaya: Bahaya Gas Air Mata Bisa Erosi Kornea hingga Buta"
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #umsurabaya #gasairmata #tragedikanjuruhan
Video Production: Dwi Adam Sukmana
Sumber: Kompas.com
TRIBUNNEWS UPDATE
Ricuh! Massa Aksi Buruh Bakar Ban & Tembak Petasan ke Aparat, Polisi Balas Gas Air Mata di Jakarta
Jumat, 2 Mei 2025
Tribunnews Update
Protes Antikorupsi, Oposisi Lempar Granat Asap dan Gas Air Mata saat Sidang DPR, Parlemen Memanas
Rabu, 5 Maret 2025
TRIBUN-VIDEO UPDATE
Peluru Tajam IDF dan Gas Air Mata Warnai Pembebasan 110 Tahanan Palestina di Tepi Barat
Jumat, 31 Januari 2025
TRIBUNNEWS UPDATE
Cegah Warga Palestina Rayakan Pembebasan Tahanan, Israel Blokir Jalan hingga Tembakkan Gas Air Mata
Jumat, 31 Januari 2025
Tribunnews Update
Warga Palestina Sambut 110 Tahanan Dibebaskan Israel Halangi dengan Semprotan Gas Air Mata
Jumat, 31 Januari 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.