Rabu, 14 Mei 2025

Profil

Masjid Cheng Hoo Surabaya, Masjid Pertama dengan Nuansa Muslim Tionghoa yang Dibangun Tahun 2001

Rabu, 12 Oktober 2022 21:10 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Masjid Cheng Hoo Surabaya adalah masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang terletak tidak jauh dari Gedung Balaikota Surabaya tepatnya di Jalan Gading, Ketabang, Genteng, Surabaya.

Masjid ini didirikan atas prakarsa para sesepuh, penasihat, pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia Jawa Timur serta tokoh masyarakat Tionghoa.

Masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya ini dibangun bertepatan dengan Isra’ Miraj Nabi Muhammad Saw., yaitu pada 15 Oktober 2001.

Proses pembangunan masjid ini memakan waktu kurang lebih selama satu tahun dan selesai pada Oktober 2002.

Nama masjid ini sendiri diambil dari nama seorang laksamana asal Cina yang beragama Islam, Cheng Hoo sebagai bentuk pengHoormatan kepadanya.

Cheng Hoo melakukan perjalanana ke kawasan Asia Tenggara dengan mengemban beberapa misi, di antaranya berdagang, menjalin persahabatan, serta menyebarkan agama Islam.

Kompleks masjid yang dibangun di atas tanah seluas 3.070 meter persegi ini berarsitektur perpaduan gaya Arab dan Tiongkok. (1)

Baca: DRONE JOURNALISM: Indahnya Arsitektur Masjid Cheng Hoo di Tanjung Bunga

Sejarah Penamaan

Nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Cheng Ho, Laksamana asal Tiongkok yang beragama Islam.

Dalam perjalanannya di kawasan Asia Tenggara, Cheng Ho bukan hanya berdagang dan menjalin persahabatan, tetapi juga menyebarkan agama Islam.

Pada abad ke 15, masa Dinasti Ming (1368-1643), orang-orang Tionghoa dari Yunnan mulai berdatangan untuk menyebarkan agama Islam, terutama di pulau Jawa.

Hal ini kemudian membuat Laksamana Cheng Ho (Admiral Zhang Hee) atau yang lebih dikenal dengan Sam Poo Kong atau Pompu Awang pada tahun 1410 dan tahun 1416 dengan armada yang dipimpinnya mendarat di pantai Simongan, Semarang.

Selain itu, ia juga sebagai utusan Kaisar Yung Lo untuk mengunjungi Raja Majapahit yang juga bertujuan untuk menyebarkan agama Islam.

Untuk mengenang perjuangan dan dakwah Laksamana Cheng Ho dan warga Tionghoa Muslim juga ingin memiliki sebuah masjid dengan gaya Tionghoa maka pada tanggal 13 Oktober 2002 diresmikan Masjid dengan arsitektur Tiongkok ini.

Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya mampu menampung sekitar 200 jamaah.

Masjid Muhammad Cheng Hoo berdiri di atas tanah seluas 21 x 11 meter persegi dengan luas bangunan utama 11 x 9 meter persegi.

Masjid Muhammad Cheng Hoo juga memiliki delapan sisi di bagian atas bangunan utama.

Ketiga ukuran atau angka itu memiliki makna, yaitu angka 11 untuk ukuran Kabah saat baru dibangun, angka 9 melambangkan Wali Songo dan angka 8 melambangkan Pat Kwa (keberuntungan/kejayaan dalam bahasa Tionghoa). (2)

Baca: Indahnya Arsitektur Masjid Cheng Hoo di Purbalingga

Arsitektur

Masjid Cheng Hoo Surabaya dikenal sebagai masjid pertama di Indonesia yang menggunakan nama Muslim Cina.

Pembangunan masjid diarsiteki oleh Ir. Abdul Azis yang mengambil inspirasi dari Masjid Niu Jie di Beijing, Cina yang dibangun pada tahun 996 Masehi.

Warna masjid ini mencerminkan unsur budaya Cina, yakni merah, kuning, biru dan hijau.

Warna merah merupakan simbol kebahagiaan, warna kuning simbol kemasyhuran, biru adalah simbol harapan dan hijau simbol kemakmuran.

Masjid Cheng Hoo memiliki relief naga dan patung singa yang terbuat dari lilin.

Sementara, di sisi kiri masjid terdapat sebuah bedug yang cukup besar berwarna merah.

Atap utama masjid ini bersusun tiga lapis yang menyerupai bentuk pagoda yang pada puncaknya terdapat lafaz “Allah”.

Sedangkan mahkota pada ujung atap lebih seperti arsitektur perpaduan antara Hindu dan Jawa.

Masjid Cheng Hoo memiliki delapan sudut di bagian atas bangunan utama.

Angka 8 merupakan lambang dari Pat Kwa, yaitu angka keberuntungan dalam budaya Cina.

Sementara, jumlah anak tangga di serambi masjid berjumlah lima yang merepresentasikan rukun Islam.

Sedangkan anak tangga di dalam masjid berjumlah enam yang melambangkan rukun Iman.

Uniknya, ruangan imam untuk memimpin salat dan kHootbah didesain seperti pintu gereja.

Hal ini menunjukkan perpaduan arsitektur dan pengHoormatan atas perbedaan agama.

Terdapat tiga pintu yang berada di tengah, kanan dan kiri Masjid.

Ketiga pintu ini terdiri atas tiga lengkung pintu yang sekaligus berfungsi sebagai aliran udara.

Pintunya terbuka tanpa penutup dan berwarna kuning cerah.

Masjid ini dibangun tanpa pintu sebagai simbol keterbukaan.

Bagian dalam masjid terdiri atas tiga bagian dengan sebuah sekat besi berukir.

Bagian tengah di mana mihrab berada letaknya lebih tinggi dari bagian kanan dan kirinya.

Bagian kanan digunakan untuk jamaah perempuan dengan lantai yang dibungkus dengan karpet hijau tebal.

Sementara, langit langitnya berwarna hijau tua dengan deretan garis kayu warna merah dan kuning. (3)

Masjid ini sekilas nampak kecil, namun Masjid Cheng Hoo ini bisa menampung hingga 200 jamaah.

(*)

Editor: Tri Hantoro
Video Production: Putri Anggun Absari
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #masjid   #Cheng Hoo   #Muslim   #Tionghoa

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved