Terkini Daerah
DKP Buka Suara soal Aktivitas Penambangan Pasir Laut di Pesisir Pantai Papua Barat
TRIBUN-VIDEO.COM, MANOKWARI - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Papua Barat mengatakan, aktivitas penambangan pasir laut masih terus terjadi.
Aktivitas tersebut menjadi faktor turunnya kualitas pesisir pantai, peningkatan erosi pantai, bahkan merusak ekosistem bawah laut.
"Kami dapat laporan pengambilan pasir laut banyak terjadi di beberapa kabupaten," kata Kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan DKP Papua Barat, Jeffry Heumasse saat ditemui awak media di Manokwari, Selasa (11/10/2022).
Dampak lainnya, kata dia, hasil tangkapan nelayan akan mengalami penurunan yang sangat signifikan.
Baca: Optimis Ikut Pemilu 2024, Partai Gelora Targetkan Kursi Ketua DPRD Manokwari
Sebab, pesisir pantai yang telah rusak berimbas terhadap penurunan kualitas terumbu karang sebagai habitat ikan dan biota laut lainnya.
"Sewaktu-waktu bisa berakibat timbulnya bencana juga," ucap Jeffry Heumasse.
Ia menjelaskan masyarakat pemilik hak ulayat dan pihak pengusaha tidak memahami dampak negatif jangka panjang dari penambangan pasir laut.
Upaya pencegahannya dapat ditempuh melalui sosialisasi yang masif bagi seluruh elemen masyarakat, khususnya di kawasan pesisir pantai.
"Butuh kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota setempat bahkan pemerintah pusat," jelas Jeffry Heumasse.
Baca: Kejar PAD dari Sektor Pajak Bumi dan Bangunan, Bapenda Manokwari Gelar PBB P2
Secara aturan, sambung dia, pengambilan pasir laut tidak diperbolehkan karena merusak lingkungan pantai dan lautan.
Selain itu, kewenangan mengeluarkan izin usaha penambangan pasir laut berada pada kementrian terkait di Jakarta.
"Dari laporan, pada umumnya pengambilan pasir laut tidak kantongi izin," tegas Jeffry Heumasse.
Ia menambahkan, kerusakan ekosistem bawah laut juga dipicu oleh pola penangkapan ikan yang destruktif atau menggunakan bahan peledak.
Untuk mencegah tindakan destruktif, Satuan Pengawas Kementerian Kelautan bersama DKP, TNI Angkatan Laut dan Polairud beberapa kali melakukan patroli terpadu.
Namun, patroli terpadu belum berjalan maksimal lantaran keterbatasan anggaran akibat pandemi Covid-19.
"Keterbatasan peralatan, personil dan kawasan laut Papua Barat sangat luas. Itu hambatan dalam pengawasan," pungkas Jeffry Heumasse. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunpapuabarat.com dengan judul DKP Sebut Penambangan Pasir Laut Merusak Ekosistem Pesisir Pantai di Papua Barat
# penambangan # penambangan pasir # ekosistem laut # pasir laut
Sumber: Tribun papuabarat
Regional
Warga Kesal, Segel Sendiri Tambang Pasir di Desa Baliara Diduga Ada Oknum Polisi Main
Kamis, 24 Juli 2025
Tribun Video Update
Tanggapi Penambangan Nikel di Pulau Gag, 2 Menteri Prabowo Kompak Sebut PT Gag Diizinkan Menambang
Senin, 9 Juni 2025
viral news
LIVE: Menteri Bahlil Hentikan Sementara Penambangan Nikel Raja Ampat seusai Diprotes Masyarakat
Kamis, 5 Juni 2025
LIVE
LIVE: Longsor Gunung Kuda Cirebon Diduga Kesalahan Metode Penambangan, Pengelola Diperiksa
Sabtu, 31 Mei 2025
Tribunnews Update
Foto Jokowi Kerja di Aceh Jadi Pembungkam Penuding Ijazah Jokowi, Pakai Kacamata Seperti Wisuda
Jumat, 30 Mei 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.