Rabu, 14 Mei 2025

Persis Hari Ini

Persis Hari Ini: ini Respons Tokoh Suporter Persis Solo soal Tragedi Kanjuruhan: Harus Berubah Total

Sabtu, 8 Oktober 2022 13:40 WIB
TribunSolo.com

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUN-VIDEO.COM - Sistem persepakbolaan Indonesia harus dievaluasi total.

Evaluasi dilakukan agar tragedi Stadion Kanjuruhan yang telah membuat ratusan orang menjadi korban pada 1 Oktober 2022 lalu tidak terulang kembali.

"Momentum tragedi kemarin menyadarkan kita semua bahwa sudah saatnya evaluasi total, semua elemen dari PSSI, Panpel, pihak keamanannya dan sebagainya," terang tokoh suporter Persis Solo, Mayor Haristanto, Rabu (5/10/2022).

Tragedi Stadion Kanjuruhan terjadi diduga, salah satunya, karena pintu stadion yang tak kunjung dibuka setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya usai.

Itu kemudian membuat pihak kepolisian melakukan investigasi.

Investigasi tersebut mendapati bila seorang Security Officer, Suko Sutrisno memerintahkan para steward untuk meninggalkan gerbang yang mereka jaga.

Baca: Terungkap Gate Kanjuruhan Tak Dijaga, Polisi: Ada Besi di Pintu Hambat Suporter Keluar Stadion

Padahal, mereka seharusnya ada di pos jaganya agar bisa membukakan pintu keluar secara maksimal, dikutip dari Tribunnews.com.

Suko Sutrisno pun dinilai melanggar pasal 395 KUHP dan pasal 360 dan atau pasal 103 ayat 1 juncto pasal 52 UU RI nomor 11 Tahun 2022 tentang keolahragaan.

Dia pun kini sudah ditetapkan menjadi salah satu tersangka dalam tragedi Stadion Kanjuruhan.

"Tragedi kemarin menyadarkan kita semuanya, ternyata masih banyak kekurangan meski liga sudah tergelar berkali-kali," ucap Mayor.

Selain perihal pintu Stadion Kanjuruhan yang tidak dibuka, penggunaan gas air mata dalam pengendalian massa pun turut disorot.

Itu membuat sejumlah penonton mengalami efek gas air mata, diantaranya sesak napas.

Baca: Moment Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris Menangis Meminta Maaf, Siap Bertanggung Jawab

Polisi turut melakukan investigasi terkait dan didapati dua anggota kepolisian diduga terlibat dalam pemberian perintah penggunaan gas air mata.

Dua anggota tersebut, yakni Kasat Samapta Polres Malang, AKP Bambang Sidik Achmadi dan Komandan Kompi Brimob Polda Jatim, AKP Hasdarman.

"Apalagi penggunaan gas air mata itu sungguh-sungguh menyedihkan. Sebenarnya, sudah ada regulasi FIFA, tidak boleh ada gas air mata," ujar Mayor.

Mayor juga merespon tindakan oknum suporter yang kemudian turun dan masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan selepas laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

"Jika berputar ke belakang, seandainya mereka (oknum suporter) tidak masuk ke lapangan, rasanya tidak ada efek semacam itu," tutur dia.

"Suporter harus lebih dewasa, lebih fair play".

"Saya ikut prihatin dan menyesal sekali, peluit panjang tertiup kenapa suporter masuk ke lapangan," tambahnya.

Oleh karenanya, Mayor menyampaikan perlu adanya evaluasi total terhadap sistem sepak bola Indonesia.

"Semua insan sepak bola Indonesia harus berubah total, kalau perlu revolusi sepak bola Indonesia, mudah-mudahan tragedi Kanjuruhan tidak terulang," ucapnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Tragedi Kanjuruhan,Tokoh Suporter Persis : Insan Sepakbola Harus Berubah Total, Kalau Perlu Revolusi

 
# Persis Solo # Pasoepati # Suporter Sepak Bola # Mayor Haristanto # Tragedi Kanjuruhan

Editor: Aditya Wisnu Wardana
Sumber: TribunSolo.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved