Rabu, 14 Mei 2025

Tragedi Arema Vs Persebaya

Kisah Pilu Seorang Anak Selamat dari Tragedi Kanjuruhan, Nahas Kedua Orangtuanya Meninggal Dunia

Senin, 3 Oktober 2022 09:25 WIB
Kompas.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Lantunan doa mengiringi kepergian dua Aremania yang berstatus sebagai suami istri di rumah duka di Jalan Bareng Raya 2 G, RT 14 RW 8, Kota Malang, Jawa Timur, pada Minggu (2/10/2022).

Pasutri itu bernama M Yulianton (40) dan Devi Ratna S (30).

Ia meninggal dunia dalam tragedi kerusuhan pasca-pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022).

Untungnya, anak semata wayangnya, yakni M Alfiansyah (11), dapat selamat dari tragedi tersebut.

Doni (43), saudara korban, menuturkan, saat itu dia juga ikut menyaksikan laga derbi Jawa Timur itu.

Baca: Tinjau Stadion Kanjuruhan Malang, Kapolri Sebut Jumlah Korban Meninggal 125 Orang: kan Diusut Untas

Dirinya menemukan keberadaan kedua korban di Stadion Kanjuruhan setelah ditolong oleh orang lain.

Kemudian, korban dipinggirkan keluar stadion dan dibawa ke RS Teja Husada, Kabupaten Malang.

"Jenazah sampai rumah sekitar subuh. Rencananya, dimakamkan di TPU Mergan (Kota Malang) satu liang lahat," kata Doni saat diwawancarai di rumah duka pada Minggu.

Doni memperkirakan, kedua korban meninggal dunia karena terdesak oleh suporter lainnya yang akan keluar dan menghirup gas air mata.

Sedangkan, anak korban dapat selamat setelah meminta pertolongan ke polisi.

"Kemungkinan saudara saya ini kemudian jatuh dari tangga tribun. Mukanya sudah membiru pucat. Anaknya minta bantuan ke polisi terus selamat," katanya.

Baca: Cerita Ganasnya Petugas di Kanjuruhan Malang: Suporter Ditendang dan Dipukul di Lapangan

Dia mengatakan, almarhum Devi baru pertama kali menyaksikan pertandingan Arema FC di Stadion Kanjuruhan.

Sedangkan, almarhum Yulianton sudah sering menonton sebelumnya.

Doni mengungkapkan, anak almarhum akan merayakan ulang tahunnya pada November mendatang.

"Orangtuanya (kedua korban) ingin sekali merayakan ulang tahun anaknya sebenarnya," katanya.
Menurut Doni, kericuhan terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. Awalnya, terdapat dua suporter turun ke lapangan.

Kemudian polisi menghalau massa yang turun menggunakan gas air mata.

Baca: 2 Polisi yang Gugur dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan, Biasa Bertugas sebagai Bhabinkamtibmas

"Awalnya gas air mata di lapangan dulu. Kemudian (ditembak) ke arah tribun pintu 12, saya sama lainnya di pintu 14, gas air matanya kena angin kan jadi nyebar," katanya.

Doni mengungkapkan, di wilayah RT-nya ada sekitar 20 warga yang menonton pertandingan derbi Jatim pada kesempatan itu.
Bahkan, ada dua anak kecil lainnya yang ikut selain anak almarhum.

"Alhamdulillah selamat semua, tiga anak kecil. Termasuk anak saya laki masih 10 tahun sama yang perempuan tetangga umurnya hampir sama. Anak saya, saya tolong sampai buka pagar pembatas tribun yang di samping-samping mas," katanya.
Di rumah duka, Wali Kota Malang, Sutiaji, juga hadir mengucapkan rasa belasungkawa.

Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan suporter terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).
Kerusuhan dipicu oleh kekalahan Arema FC atas Persebaya dalam laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023.

Data sementara menunjukkan, korban tewas akibat kerusuhan itu sebanyak 127 orang, dua di antaranya anggota kepolisian. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasutri Aremania Tewas dalam Kerusuhan di Kanjuruhan, Anak Selamat Usai Ditolong Polisi"

# Stadion Kanjuruhan # Tragedi Stadion Kanjuruhan # Kerusuhan Kanjuruhan # kerusuhan

Editor: Ramadhan Aji Prakoso
Sumber: Kompas.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved