Selasa, 13 Mei 2025

Kerusuhan Arema Vs Persebaya

Buntut Tragedi Kanjuruhan yang Tewaskan Ratusan Suporter, PSSI Larang Arema FC Tampil di Kandang

Senin, 3 Oktober 2022 08:11 WIB
Tribun Jatim.com

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUN-VIDEO.COM - Ketua PSSI, Mochamad Iriawan menegaskan, Arema FC dikenai sanksi dilarang berlaga di kandang Stadion Kanjuruhan, selama semusim berlangsungnya Liga 1.

Hal tersebut buntut dari kerusuhan yang terjadi usai laga derbi Jatim antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022) malam, yang menewaskan 125 orang.

"Namun kami langsung mengambil langkah, pertama, Arema FC sudah tak boleh di stadion homebase-nya di Stadion Kanjuruhan selama musim ini berlangsung," ujarnya dihadapan awak media di RSUD Kanjuruhan, Malang, Minggu (2/10/2022) malam.

Selama berlangsungnya proses investigasi yang dilakukan kepolisian. Termasuk, investigasi dari pihak PSSI Pusat, yang turun langsung ke Malang. Kurun waktu sepekan, Iwan Bule panggilan akrabnya itu, Liga 1 bakal dihentikan.

"Kemudian, satu minggu ke depan liga sementara dihentikan tunggu hasil proses investigasi yang kami lakukan nanti. Mohon doanya Semoga tim bekerja cepat dan tahu apa yg sebenarnya terjadi di lapangan," pungkasnya.

Sementara itu, Pelatih Arema FC Javier Roca mengaku siap dipecat atas kekalahan yang dialami tim Arema FC, usai kalah 2-3 di kandang melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).

Terlebih karena kekalahan itu mengakibatkan ratusan Aremania meninggal dunia.

Baca: Arema FC Dikenai Sanksi, Dilarang Berlaga di Stadion Kanjuruhan Malang Selama Liga 1 2022

"Hasil ini memang menyakitkan dan membuat kecewa. Tapi tanggung jawab tetap ada pada saya sebagai pelatih. Saya bicara kepada manajemen. Saya siap bertanggung jawab dan siap dipecat,” kata Javier Roca, Minggu (2/10/2022).

Roca meminta maaf atas kekalahan timnya hingga berakibat kerusuhan dan banyak menelan korban jiwa.

Pihaknya meminta agar suporter tak menyalahkan pemain karena tim merupakan tanggung jawabnya.

"Dari dalam hati saya meminta maaf pada Aremania dan warga Malang. Kalau mau mempertanyakan kualitas permainan, itu semua tanggung jawab saya,” jelas pelatih asal Chili itu

Meninjau kondisi sepak bola tanah air pascainsiden, pengamat sepak bola asal Makasar, Hanafing, ikut angkat bicara.

Ia menilai, permasalahan sepakbola tanah air dari masa ke masa adalah soal perilaku suporter yang belum dewasa menerima kekalahan tim kebanggaannya.

Suporter masih belum bisa menahan diri jika tim yang dicintainya kalah di kandang. Ia mencontohkan kejadian sebelumnya pertandingan Persebaya melawan Rans Nusantara di Stadion Gelora Delta Sidoarjo yang seharusnya tidak terjadi.

Beruntung, saat itu tidak ada korban. Sedangkan kejadian di Malang, korban berjatuhan meski bukan karena dampak kerusuhan, melainkan kepanikan yang terjadi ketika petugas menembakkan gas air mata di tribun penonton.

“Permasalahan sepakbola kita dari tahun ke tahun tentang suporter belum banyak perubahan. Suporter belum bisa menahan diri jika timnya kalah di kandang," ungkap Hanafing, Minggu (2/10/2022).

Ia menyebut pendidikan dan pengetahuan tentang dukungan ke tim dari suporter harus lebih ditingkatkan pemahamannya.

Baca: Ketum PSSI Dituntut Mundur Imbas dari Insiden seusai Laga Arema FC Vs Persebaya

"Bahwa permainan itu ada Menang, Seri dan Kalah. Nah, jika tim kalah di kandang, ya legowo menerima, meski itu pahit dan sedih dirasakan,” tambah Hanafing.

Cara mengkritisi, suporter hanya fokus pada kerja tim atau manajemen, bukan melakukan tindakan kekerasan atau pengerusakan fasilitas publik.

“Supporter hanya perlu mengkritisi kerja tim atau manajemen,” tegas mantan pemain Niac Mitra itu.

Nasi sudah menjadi bubur, akibat dahsyatnya kejadian ini dimana menjadi yang terburuk kedua di sepak bola dunia setelah kejadian di Nepal pada tahun 1964 lalu berdasarkan korban jiwa, Indonesia terancam mendapat sanksi dari FIFA.

Ia berharap federasi bisa meyakinkan FIFA agar tidak memberi sanksi berat pada Indonesia.

Apalagi Indonesia sedang mempersiapkan diri berbagai kegiatan kejuaraan sepak bola internasional, salah satunya Piala Dunia U-20 tahun 2023 mendatang.

“Semoga petinggi PSSI bisa mempengaruhi FIFA, karena kita sudah mempersiapkan sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20. Jika merujuk sanksi FIFA, maka PSSI bisa kena sanksi tidak bisa bermain di tingkat Internasional selama 5 tahun,” jelasnya.

“Karena yang kisruh dan banyak korban meninggal kemarin malam bukan dari pertandingan, tapi suporter yang masuk ke lapangan dan akibat gas air mata, sehingga banyak yang meninggal akibat sesak napas dan terinjak akibat penonton berlari menyelamatkan diri,” pungkas Hanafing

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Tragedi Kanjuruhan Tewaskan Ratusan Suporter, PSSI Larang Arema FC Tampil di Kandang di Sisa Musim

#aremafc #aremamalang #pssi #iwanbule #ptlib #liga12022 #persebaya #persebayasurabaya #bonek #viral #tragedikanjuruhan #kanjuruhan #kanjuruhanmalang #stadionkanjuruhan #aremania #arema

Editor: Tri Hantoro
Video Production: Danar Pamungkas Sugiyarto
Sumber: Tribun Jatim.com

Tags
   #PSSI   #Tragedi Kanjuruhan   #suporter   #Arema FC   #sanksi

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved