Kamis, 8 Mei 2025

Terkini Nasional

Moh Hatta Tulis Fakta yang Terjadi di Rengasdengklok, Ternyata Tidak Ada Perundingan yang Terjadi

Jumat, 12 Agustus 2022 21:30 WIB
Kompas.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Peristiwa Rengasdengklok sering kali disebut sebagai salah satu momen penting dalam sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa ini ditandai dengan penculikan dua tokoh bangsa Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta, oleh golongan muda pada 16 Agustus 1945.

Golongan muda menculik Soekarno dan Hatta demi mendesak dua tokoh bangsa itu agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Selama ini, Peristiwa Rengasdengklok selalu ditafsirkan memiliki andil penting menjelang kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Di kota kecamatan Kabupaten Karawang itu, disebut telah terjadi sebuah perundingan antara golongan tua dan golongan muda terkait proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Namun, kenyataan lain diungkapkan Mohammad Hatta yang turut diculik ke Rengasdengklok.

Dalam Legende dan Realitet Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 yang dimuat di Mimbar Indonesia edisi 17 Agustus 1951 Nomor 32/33, Hatta menulis bahwa tidak ada perundingan yang terjadi di Rengasdengklok.

"Di Rengasdengklok tidak ada perundingan suatupun. Di sana kami menganggur satu hari lamanja, seolah-olah mempersaksikan dari djauh gagalnja suatu tjita-tjita jang tidak berdasarkan realitet," tulis Hatta dalam ejaan lama.

Baca: Mengenang Peristiwa Penculikan Soekarno dan Moh Hatta, Inilah alasan Rengasdengklok Dipilih

Baca: HUT ke 77 RI: Sosok Soekarni, Pahlawan yang Berani Desak Soekarno-Hatta Proklamasikan Kemerdekaan

Meski tidak ada perundingan, Hatta menyatakan, Rengasdengklok merupakan satu-satunya daerah yang terjadi perampasan kekuasaan Jepang oleh tentara Pembela Tanah Air (Peta).

"Tetapi kalau ada satu tempat di Indonesia di mana betul-betul ada perampasan kekuasaan, tempat itu ialah Rengasdengklok," tulis Hatta menjelaskan.

"Atas andjuran Sukarni atau dari Djakarta, pasukan Peta di sana menangkap dan menawan Wedana jang berkuasa di sana beserta dua atau tiga orang Djepang 'Sakura' jang mengurus hal beras."  

"Kebetulan pula hari itu Sutardjo Kartohadikusumo, jang pada waktu itu menjadi Sutjokan Djakarta, singgah di Rengasdengklok untuk memeriksa keadaan persediaan beras, dan ia ikut ditawan."

Lebih lanjut, Hatta menjelaskan perampasan kekuasaan yang terjadi di Rengasdengklok pun berjalan dengan aman dan tenteram, sehingga tidak banyak dibicarakan dalam sejarah Indonesia.

"Coup d'tat ini terjadi dalam keadaan aman dan tenteram, sehingga tidak banyak jang mengetahui," tulis Hatta.

"Mungkin seorang juris jang tadjam pandangannja akan bertanja: Untuk siapa dan atas nama siapa Peta itu merebut kekuasaan setempat? Untuk dan atas nama
Indonesia Merdeka? Indonesia? Indonesia Merdeka pada hari itu belum lahir. Pemerintah revolusioner pun belum ada!" (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa yang Terjadi di Rengasdengklok?"

Editor: Tri Hantoro
Video Production: ahmadshalsamalkhaponda
Sumber: Kompas.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved