Senin, 12 Mei 2025

HUT ke-77 RI

Nama Pemilik Mikrofon yang Dipakai Presiden Soekarno untuk Bacakan Teks Proklamasi Indonesia

Jumat, 12 Agustus 2022 14:01 WIB
Kompas.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-77 tahun akan diperingati pada 17 Agustus 2022.

Berbagai perayaan 17 Agustus biasanya akan digelar untuk memeriahkan peringatan ini.

Kembali ke belakang, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia digelar pada hari Jumat, 17 Agustus 1945.

Kala itu, Proklamasi dibacakan oleh Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.

Ada beberapa peristiwa penting yang terjadi seputar pembacaan naskah proklamasi dan pengibaran bendera Merah Putih pada 17 Agustus 1945.

Upacara Bendera 17 Agustus Ini 4 fakta di antaranya, yang dirangkum dari sejumlah pemberitaan Kompas.com:

1. Alasan dipilihnya 17 Agustus

Dikutip dari buku 17-8-45, Fakta, Drama, Misteri yang ditulis oleh Hendri F. Isnaeni, Soekarno mengakui sudah merencanakan Proklamasi pada 17 Agustus 1945.

Presiden Soekarno memilih tanggal 17 Agustus 1945 karena ada unsur mistis jika dikaitkan dengan 17 Agustus.

"Aku percaya pada mistik," ungkap Soekarno saat itu.

Baca: Menilik Rumah Laksamana Maeda yang Kini Diubah Jadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Ditelaah lebih dalam, jika dikaitkan dengan penanggalan Jawa, 17 Agustus 1945 jatuh pada hari Jumat Legi.

Kata "legi" dalam bahasa Jawa artinya manis.

Tanggal 17 juga diperingati dengan peristiwa diturunkannya Al Quran.

Selain itu, tanggal 17 dapat dikaitkan dengan dengan perintah Nabi Muhamamd SAW kepada umat Islam untuk bersembahyang 17 rakaat dalam sehari.

"Mengapa Nabi Muhammad memerintahkan 17 rakaat, bukan 10 atau 20? Karena kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia," kata Soekarno.

2. Presiden Soekarno diasingkan di Rumah Djiauw Kie Siong

Djiaw Kie Song adalah seorang petani yang tinggal di sekitar Sungai Citarum.

Ia adalah warga keturunan Tionghoa Hakka yang lahir sekitar tahun 1880 di Desa Pacing, Sambo, Karawang.

Djiauw Sie Kiong pernah tercatat sebagai tentara Pembela Tanah Air (PETA).

Pemilihan rumah Djiauw Sie Kiong karena rumahnya jauh dari kepadatan penduduk dan tertutup oleh pohon yang rimbun.

Awalnya, rumah Djiauw Sie Kiong digunakan sebagai lokasi pembacaan teks proklamasi kemerdekaan.

Akan tetapi, rencana ini dibatalkan karena kedatangan Ahmad Subardjo meminta Soekarno dan Hatta membacakannya di Pegangsaan Timur Jakarta.

3. Dicetak dengan mesin ketik milik Nazi

Banyak cerita di balik pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945.

Salah satunya, ihwal mesin tik yang digunakan untuk menyusun teks proklamasi.

Mesin tik yang jadi saksi bisu lahirnya Republik Indonesia itu ternyata milik perwira angkatan laut Nazi Jerman yang dipinjam khusus untuk mengetik teks proklamasi.

Baca: Mesin Ketik Naskah Proklamasi, Tidak Ada di Tempat Wisata Bersejarah Museum Proklamasi Jakarta

Saat itu, penyusunan naskah proklamasi dikerjakan di rumah Laksamana Tadashi Maeda.

Ketika tulisan tangan naskah proklamasi akan dicetak, ternyata di rumah Maeda tidak ada mesin ketik.

Pembantu Laksama Maeda, Satzuki Mishima, diperintahkan untuk mencari mesin tik.

Dia kemudian pergi ke kantor militer Jerman menggunakan mobil jip untuk meminjam mesin tik.

Di sana, Satzuki bertemu perwira angkatan Laut Nazi Jerman Mayor Kandelar yang bersedia meminjamkan mesin tik.
Sesampainya mesin tik di rumah Maeda, Sayuti Melik ditemani BM Diah mengetik naskah proklamasi.

4. Pemilik Mikrofon Kemerdekaan

Mikrofon punya peran penting dalam catatan sejarah Proklamasi Kemerdekaan RI.

Dengan adanya mikrofon, pengucapan teks proklamasi bisa diketahui seluruh dunia. Ada cerita di balik mikrofon yang digunakan Soekarno.

Soekarno sempat menyebutkan dari mana mikrofon yang dia gunakan saat membaca teks proklamasi.
Dari mana asal mikrofon itu? “Aku berjalan ke pengeras suara kecil hasil curian dari stasiun radio Jepang dan dengan singkat mengucapkan proklamasi itu,” kata Soekarno.

Akan tetapi, pernyataan Soekarno dibantah mantan sekretaris pribadi Menteri Luar Negeri pertama RI Achmad Soebardjo bernama Sudiro.

Pada 6 September 1972, saat menyampaikan pidato di Lembaga Pembinaan Jiwa ‘45 Jakarta, Sudiro menyinggung mikrofon yang dikatakan Soekarno hasil curian.

Menurut dia, pemilik mikrofon itu adalah warga negara Indonesia bernama Gunawan.

Gunawan adalah pemilik Radio Satriya, yang bertempat tinggal di Jalan Salemba Tengah 24 Jakarta (sekarang menjadi rumah sakit MH Thamrin Salemba).

# mikrofon # Presiden Soekarno # proklamasi # Indonesia

Baca berita lainnya terkait proklamasi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Fakta 17 Agustus, dari Mesin Ketik Nazi hingga Mikrofon Kemerdekaan

Video Production: Puput Wulansari
Sumber: Kompas.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved