Minggu, 11 Mei 2025

HUT KEMERDEKAAN RI

Satsuki Mishima dan Laksamada Maeda, 2 Orang Jepang yang Berjasa Bantu Proklamasi Kemerdekaan RI

Jumat, 12 Agustus 2022 07:14 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia menyimpan banyak kisah dan sejarah penting Indonesia.

Selain menyimpan banyak kisa, naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia juga melibatkan banyak pihak.

Mulai dari sang proklamator, Soekarno dan Hatta, Achmad Subardjo, golongan muda yakni Sukarni dan Chaerul Saleh.

Meski begitu, terdapat dua tokoh Jepang yang turut berjasa atas perumusan naskah proklamasi.

Mereka adalah Laksamana Tadashi Maeda dan Satsuki Mishima.

Seperti diketahui, naskah proklamasi dirumuskan di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat.

Lantas mengapa justru rumah milik Laksamana Maeda yang merupakan orang Jepang yang dipilih? lalu siapa Satsuki Mishima dan apa perannya?

Pada 16 Agustus 1945, Sukarno dan Hatta diculik oleh Soekarni Kartodiwirjo dan beberapa pemuda ke Rengasdengklok, Jawa Barat.

Saat itu, Achmad Subardjo yang bekerja di kantor penasihat Angkatan darat jepang mendapatkan informasi itu dan langsung menuju ke Rengasdengklok,

Ia segera menuju ke sana untuk bernegosiasi agar Soekarno-Hatta bisa dibebeaskan.

Para pemuda kemudian bersedia membebaskan mereka dengan syarat proklamasi harus segera diumumkan tanpa bantuan Jepang.

Malam harinya, Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta untuk memverifikasi kekalahan Jepang di tangan sekutu.

Berkat koneksi Achmad Soebarjo, para tokoh meluncur ke rumah Laksamana Tadashi Maeda, perwira penghubung Angkatan Laut Jepang di Jakarta.

Saat itu, Jakarta dikuasai oleh Angkatan Darat Jepang.

Maeda mengusulkan agar Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebarjo menemui Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, kepala staf Tentara Angkatan Darat ke-16 yang menjadi kepala pemerintahan militer Jepang di Hindia Belanda atau yang disebut Gunseikan.

Yamamoto tidak menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Laksamana Maeda.

Ia memerintahkan Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum Pemerintahan Militer Jepang, untuk menerima kedatangan rombongan tersebut.

Saat itu, Nishimura menyampaikan, janji kemerdekaan tak bisa diwujudkan lantaran kondisi telah berubah.

Dalam kesempatan itu, Soekarno meminta Nishimura untuk tidak menghalangi kemerdekaan Indonesia yang akan dilakukan dengan cara sendiri.

Dai insiden itulah, muncul ide untuk menggunakan rumah Laksamana Muda Maeda sebagai lokasi persiapan kemerdekaan.

Bukan tanpa pertimbangan, rumah Laksamana Maeda dipilih karena berada di wilayah Angkatan Laut Jepang.

Sehingga tak bisa sembarang dimasuki oleh tentara Jepang.

Soebardjo mengatakan, tak akan ada gangguan dari Angkatan Darat Jepang bila rumah Laksamana Maeda yang digunakan untuk persiapan kemerdekaan.

Pada (16/8/1945) pukul 22.00, Achmad Soebardjo, Soekarno dan Hatta meminta izin kepada Laksamana Maeda untuk menggunakan rumahnya sebagai lokasi persiapan kemerdekaan.

Setelah Maeda mengizinkan, para pemuda berinisiatif menjemput anggota PPKI.

Beberapa anggota PPKI berasal dari luar Jakarta seperti dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi ditempatkan di Hotel Des Indes.

Pasca proklamasi dibacakan, Laksamana Maeda harus menanggung konsekuensi berat lantaran mengizinkan rumahnya menjadi tempat perumusan naskah proklamasi.

Saat Inggris datang pada September 1945, Maeda dan stafnya, Shigetada Nishijima, ditangkap dan dimasukkan ke penjara Glodok dan rutan Salemba.

Dalam penjara, ia dipaksa mengaku oleh Belanda untuk mencap Indonesia sebagai negara buatan Jepang.

Terlebih dalam naskah proklamasi tertulis tahun Jepang yakni '05, bukan '45.

Meski disiksa, mereka tak mau mengakuinya.

Setelah dipulangkan ke Jepang, Maeda mengundurkan diri dari angkatan laut Jepang menjadi rakyat biasa, tidak memiliki tunjangan pensiun.

Pada 17 Agustus 1977, Maeda diundang pemerintah Indonesia untuk menerima tanda kehormatan Bintang Jasa Nararya.

Sosok Jepang lain yang turut berjasa adalah Satsuki Mishima.

Satsuki Mishima merupakan sekretaris Laksamana Maeda dan menjadi satu-satunya wanita Jepang yang ada di rumah Laksamana Maeda.

Selain menjadi sekretaris, Satsuki Mishima juga bertindak sebagai pelayan.

(Tribun-Video.com)

Editor: Alfin Wahyu Yulianto
Reporter: Ratu Budhi Sejati
Video Production: Dwi Adam Sukmana
Sumber: Tribunnews.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved