Konflik Rusia vs Ukraina
Kunjungan Presiden Jokowi Direspons Positif, Peluang RI Mediasi Rusia-Ukraina Dinilai Masih Terbuka
TRIBUN-VIDEO.COM - Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas menilai peluang Indonesia untuk menjadi penengah antara Ukraina dan Rusia masih terbuka lebar.
Walau ketegangan antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung selepas kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Anton menilai peluang perundingan damai tetap dapat terjadi.
"Sekalipun secara kekuatan politik relatif, Indonesia masih kalah dari Rusia, akan tetapi Indonesia tetap mempunyai peluang untuk menjadi mediator," kata Anton dalam keterangannya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/7/2022).
Baca: Presiden Jokowi Jadi Sorotan Dunia, Berikut Makna di Balik Kunjungan Jokowi ke Rusia dan Ukraina
Menurut Anton, saat ini posisi Rusia maupun Ukraina masih belum berada pada posisi hurting stalemate atau sama-sama mengalami kerugian besar.
Yang dimaksud hurting stalemate adalah kondisi eskalasi konflik tinggi sehingga keduanya sama-sama merasa lelah dengan konflik bersenjata.
Di sisi lain, ujar Anton, ripe moment atau masa yang 'matang' untuk memaksa kedua belah pihak duduk di meja perundingan juga belum terbentuk. Akan tetapi, menurut Anton saat itu tiba maka peluang Indonesia untuk berperan sebagai mediator masih terbuka. Salah satu caranya, ujar Anton, adalah melalui pendekatan yang intensif kepada para pihak bertikai untuk mau duduk berunding.
"Jokowi punya kans untuk memainkan peranan itu. Tinggal sejauh mana kesiapan dan keseriusan Indonesia untuk menawarkan diri sebagai mediator perundingan damai," ujar Anton.
Baca: Jokowi Tawarkan ke Zelensky untuk Bawa Pesan bagi Putin, Kantor Kepresidenan Ukraina Beri Penjelasan
Selain itu, Anton menilai kunjungan Presiden Jokowi dengan mendatangi dua negara bertikai merupakan rangkaian dari upaya untuk menengahi konflik.
"Sikap imparsialitas yang ditunjukkan Jokowi dengan aktif menemui dua pemimpin bertikai memang dibutuhkan oleh pihak yang menawari diri sebagai potensial mediator," ucap Anton. "Karena dengan begitu, ide-ide awal yang diungkapkan para pemimpin bertikai dapat diolah untuk menjadi tawaran agenda perundingan perdamaian," lanjut Anton.
Menurut Anton, pertanda baik terkait peluang Indonesia buat menjadi penengah dalam konflik Rusia-Ukraina adalah adalah penerimaan dari dua pihak yang bertikai.
"Sikap pemimpin Ukraina dan Rusia yang menerima kunjungan Jokowi merupakan sinyal awal penerimaan Indonesia sebagi potensial mediator," ucap Anton. (*)
(TRIBUN-VIDEO.COM/KOMPAS.COM)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kans Indonesia Mediasi Konflik Rusia-Ukraina Dinilai Masih Terbuka".
# Presiden Jokowi # mediasi # Rusia # Ukraina
Sumber: Kompas.com
Tribunnews Update
Deretan Negara yang Dukung India dan Pakistan seusai Perang Pecah, AS dan Rusia Satu Kubu
7 hari lalu
Tribunnews Update
Respons Rusia setelah India dan Pakistan Saling Serang, Minta Kedua Pihak Menahan Diri
7 hari lalu
Tribunnews Update
Rusia Bereaksi setelah India dan Pakistan Saling Serang, Minta Kedua Pihak Menahan Diri
7 hari lalu
Terkini Nasional
Jokowi Ogah Damai! Sengaja Tak Hadir Mediasi Perkara Ijazah Palsu, Siap Hadapi TIPU UGM di Sidang
7 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.