Sabtu, 15 November 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Mal di Ukraina Terkena Serangan Udara, Zelensky Sebut Rusia Tak Lagi Berhak Jadi Anggota DK PBB

Kamis, 30 Juni 2022 08:44 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut serangan di sebuah mal di Kota Kremenchuk sebagai bentuk aksi terorisme paling berani dalam sejarah Eropa.

Zelenskyy pun mengatakan bila Rusia tidak lagi berhak menjadi anggota tetap Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangs Bangsa (PBB).

“Kota yang damai, pusat perbelanjaan biasa, wanita di dalam, anak-anak, warga sipil biasa. Sekitar 1.000 orang berada di sana sebelum serangan udara diumumkan," kata Zelenskyy pada sebuah video yang diunggah di akun media sosialnya, seperti diberitakan CNN.

“Hanya teroris yang benar-benar sembrono, yang tidak memiliki tempat di bumi, yang dapat menyerang objek seperti itu dengan misil,” lanjut Zelenskyy.

Ia menegaskan bahwa serangan itu merupakan tindankan yang disengaja.

Baca: Hadapi Ancaman Rusia, Biden Bersumpah akan Meningkatkan Kehadiran NATO di Eropa

“Ini bukan serangan rudal yang salah (sasaran). Ini adalah serangan Rusia yang direncanakan di pusat perbelanjaan ini,” kata Zelenskyy.

Ia mengatakan pihaknya telah mengirim dokter dari Kyiv untuk membantu merawat yang terluka dan mengirimkan belasungkawa kepada keluarga mereka yang telah meninggal.

Masyarakat, lanjut dia, diimbau untuk mengikuti peringatan dari pihak berwenang.

“Saya bertanya kepada semua orang, setiap kali Anda mendengar sirene alarm udara, silakan pergi ke tempat penampungan. Perlu. Jangan diabaikan,” ujarnya.

Dalam pidato videonya di hadapan Dewan Keamanan PBB, Zelenskyy membacakan nama-nama warga Ukraina, korban dari serangan Rusia baru-baru ini.

Menurut Zelensky, dengan telah menyerang sekolah, pusat perbelanjaan dan banyak sasaran sipil lainnya, Rusia tidak lagi memiliki hak untuk tetap menjadi anggota keamanan PBB.

Rusia disebut tidak hanya menyerang Kota Kremenchuk, tapi juga di kota Lysychansk.

Baca: Wali Kota Kherson Diculik Tentara Rusia, Ihor Kolykhaiev Disebut Tak Ikuti Perintah Moskow

"Delapan warga Lysychansk meninggal, 21 orang dibawa ke rumah sakit," kata Gubernur Luhansk, Sergiy Haidai, seperti diberitakan Reuters.

Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan Rusia, selama akhir pekan lalu Rusia telah melakukan sekitar 60 serangan.

Beberapa di antaranya serangan culas terhadap permukiman penduduk dan fasilitas sipil.

Bukti-bukti tersebut menambah panjang daftar serangan Rusia terhadap warga dan fasilitas sipil Ukraina.

Sejak menginvasi Ukraina pada 24 Februari, Rusia telah melakukan pemboman udara kepada gedung teater di kota pelabuhan Mariupol, Maret lalu, yang menjadi tempat berlindung 600 orang warga sipil.

Juru Bicara Pemerintah Daerah Odesa, Serhiy Bratchuk, mengatakan Rusia juga berkali-kali menyerang dan menghancurkan permukiman warga di Odesa.

Serangan yang menghancurkan dan menyebabkan kebakaran itu menyebabkan enam orang terluka, termasuk seorang anak kecil.

Warga Kota Kharkiv juga berkali-kali mendapatkan serangan roket Rusia.

Selain menghancurkan rumah-rumah warga, menurut gubernur wilayah itu, serangan juga menewaskan empat orang dan melukai 19 orang lainnya.

Pada Ahad lalu, Rusia Kembali menyerang bu kota Kyiv dengan rentetan roket. Serangan kepada permukiman itu menewaskan sedikitnya satu warga sipil dan melukai beberapa orang.

Pemerintah Ukraina mengatakan, serangan-serangan Rusia terhadap permukiman warga dan fasilitas sipil itu telah membuat tempat tinggal dari 3,5 juta orang telah hancur.

Secara angka, jumlah Kementerian Pengembangan Masyarakat dan Wilayah Ukraina mencatat vahwa 116 ribu bangunan tempat tinggal telah hancur.(*)


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Geram Sipil Jadi Sasaran Serang, Zelenskyy Sebut Rusia Tak Lagi Berhak Jadi Anggota Tetap DK PBB
# Volodymyr Zelensky # DK PBB # Ukraina # Rusia # Invasi Rusia

Editor: Unzila AlifitriNabila
Video Production: Dharma Aji Yudhaningrat
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #Volodymyr Zelensky   #DK PBB   #Ukraina   #Rusia   #Invasi Rusia

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved