TERKINI NASIONAL
Ketum Partai NasDem Surya Paloh Minta Jokowi Jangan Reshuffle Kabinet Lagi, Dinilai Kurang Berbobot
TRIBUN-VIDEO.COM - Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem Surya Paloh menyayangkan apabila Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlalu sering melakukan reshuffle atau perombakan kabinet.
Surya Paloh mengingatkan reshuffle terlalu sering hal tersebut bisa mengganggu kewibawaan pemerintah.
"Ya sayanglah kalau kita sering-sering reshuffle. Itu kan sayang. Kurang berbobot namanya," ujar Paloh dalam program Satu Meja, seperti dilihat melalui siaran YouTube Kompas TV, Jumat (24/6/2022).
"Itu automatically. Jadi saya pikir ini masih batas apa yang sudah dicapai Pak Jokowi, ya inilah dia dengan segala kurang lebihnya. Saya pikir lebih banyak lebihnya," tuturnya.
Baca: Surya Paloh Ungkap Syarat Mutlak bagi 3 Bakal Capres yang Diusung Nasdem: Tidak Ada Tawar Menawar
Kemudian, Paloh menegaskan, tidak ada persoalan serius yang dibahas oleh Jokowi dengan para ketum parpol sebelum reshuffle dilakukan pada Rabu (15/6/2022).
Dia menyebut semua pembicaraan dalam pertemuan itu hanya obrolan ringan.
Meski demikian, Paloh tidak menampik bahwa ada diskusi menarik yang terjadi antara ketum parpol dan Jokowi saat itu.
"Tapi, ada hal yang menarik adalah ketika Presiden Jokowi mengingatkan kepada kita semua, para ketum partai, bahwa ada semacam warning dari IMF dan World Bank, beberapa minggu lalu, bahwasanya ada sedikitnya 40-60 negara bakal jadi negara gagal.
Failed state," terang Paloh.
"Ini tentu menjadi concern bagi kita semua. Kita bersyukur Indonesia tidak termasuk ke 40 ataupun 60 (negara yang berpotensi gagal)," sambungnya.
Lebih jauh, Paloh mengaku memberi masukan kepada Jokowi saat itu.
Baca: Nasdem Tak Mungkin Meleset, Surya Paloh Yakin 3 Nama Bakal Capres Paham Isu Geopolitik Internasional
Dia mengatakan kepada Jokowi bahwa Indonesia harus bersyukur karena tidak masuk ke dalam daftar negara yang berpotensi gagal.
"Tapi untuk agar kita tidak termasuk ke arah salah satu daftar dari nama-nama list negara yang gagal itu, satu hal yang tak bisa ditawar-tawar, sejak saat ini juga kita harus mampu memperkuat kemampuan yang ada.
Kita sebagai suatu bangsa untuk memperkuat yang namanya stabilitas nasional. Itu tidak bisa ditawar-tawar.
Karena ancaman resesi itu jelas ada," kata Paloh.
Paloh menjelaskan, puluhan negara yang gagal menunjukkan betapa kacaunya tatanan kehidupan bangsa tersebut.
Maka dari itu, kata Paloh, masyarakat harus membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas nasional.
"Tidak ada salahnya juga agar institusi partai politik mengambil peran proaktif untuk menggambarkan kepada konstituennya, masyarakat, ada ancaman seperti ini," imbuhnya.
Diketahui, Jokowi melakukan reshuffle pada Rabu (15/6/2022) silam.
Saat itu, Jokowi menunjuk Zulkifli Hasan menjadi Menteri Perdagangan dan Hadi Tjahjanto menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional (ATR/BPN).
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunpapuabarat.com dengan judul Surya Paloh Minta Jokowi Jangan Reshuffle Kabinet Lagi: Kan Sayang, Kurang Berbobot
Video Production: Puput Wulansari
Sumber: Tribun papuabarat
Live Update
Bertemu Prabowo, Gerindra Jawab Isu Reshuffle Kabinet setelah Hasan Nasbi Mundur dari Kepala PCO
Rabu, 30 April 2025
TRIBUNNEWS UPDATE
Surya Paloh Tak Setuju Gibran Dicopot dari Jabatan Wapres, Sebut Tak Ada Skandal: Kurang Tepat
Selasa, 29 April 2025
Nasional
Surya Paloh Tolak Pemakzulan Gibran! Tak Pantas Dicopot dari Wapres, Tak Ada Skandal untuk Dituntut
Senin, 28 April 2025
TO THE POINT
Surya Paloh hingga Ganjar Pranowo Berikan Respons Usulan Pemakzulan Gibran Sebagai Wakil Presiden
Senin, 28 April 2025
Terkini Nasional
Surya Paloh Bela Gibran! Ungkap Sayangkan Desakan Pemakzulan Wapres: Harusnya Bisa Lebih Bijaksana
Minggu, 27 April 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.