Kamis, 15 Mei 2025

TRIBUNNEWS UPDATE

Umat Buddha Keluhkan Naiknya Harga Tiket Candi Borobudur Rakyat Kecil Tak Sanggup Beli untuk Ibadah

Selasa, 7 Juni 2022 15:37 WIB
Tribun Video

TRIBUN-VIDEO.COM - Pemberlakuan tiket khusus untuk wisatawan yang akan naik ke Candi Borobudur menuai polemik.

Tokoh agama Buddha di Magelang, Jawa Tengah, Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera bahkan merasa keberatan.

Ia menilai, kenaikan harga tiket ke struktur Candi Borobudur menjadi Rp 750 ribu dirasa terlalu mahal.

Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera merupakan tokoh agama Buddha dari Vihara Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

Ia turut menanggapi rencana pemerintah yang akan menaikkan harga tiket ke struktur Candi Borobudur menjadi Rp 750 ribu.

Bhikkhu Sri Pannavaro mengaku khawatir dengan nasib umat Buddha pedesaan yang berada cukup banyak di Jawa Tengah.

Menurutnya, kebanyakan dari mereka adalah "rakyat kecil" yang tidak mungkin bisa menjangkau harga tiket semahal itu.

Padahal mereka biasa melakukan ibadah di situs Buddha terbesar di dunia itu.

"Rakyat kecil (umat Buddha pedesaan yang berada cukup banyak di Jawa Tengah) sampai meninggal dunia pun tentu tidak akan mampu naik ke atas candi untuk melakukan puja atau pradaksina karena harus membayar biaya yang sangat mahal bagi mereka, yakni Rp 750 ribu per orang," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunjogja.com, pada Senin (06/06/2022).

Baca: Tak Ada Pembatasan Jumlah Umat Buddha dalam Perayaan Tri Suci Waisak 2566/2022 di Nunukan

Ia menambahkan, pemberlakuan kuota 1.200 orang per hari yang boleh naik ke atas candi memang sangat perlu.

Hal itu demi penyelamatan dan menjaga struktur penting Candi Borobudur.

Namun, selayaknya tidak harus membayar tiket yang dirasa mahal.

Dikutip dari TribunJogja.com, Pannyavaro lantas mengusulkan, pembatasan dapat lakukan dengan metode antrean.

Apabila pada hari itu pengunjung tidak bisa naik karena kuota sudah penuh, maka dipersilakan naik di hari berikutnya.

Pendaftaran pun dapat dilakukan secara online, sehingga akan mempermudah pengaturannya.

"Kalau pada hari itu kuota sudah penuh, dimohon saja naik pada hari berikutnya atau hari yang lain. Kalau pengunjung tidak mau atau tidak bisa naik pada hari lain, ya sudah. Apalagi pendaftaran bisa dilakukan melalui online," katanya.

Ia pun menekankan, orang yang boleh naik ke Candi Borobudur bukan hanya mereka yang berduit saja.

"Jadi jangan hanya yang punya uang saja yg boleh naik, atau dengan jalan lain harus menjadi biksu dulu, atau kembali menjadi murid sekolah. Tentu hal ini sangat tidak mungkin," tandas Pannavaro.

Pannavaro sendiri menilai, tidak masalah jika umat Buddha harus mengantre untuk bisa naik ke Candi Borobudur.

Menurutnya, hal itu sama dengan umat Muslim yang sabar menunggu giliran untuk beribadah haji ke Mekkah.

"Biarlah umat Buddha sabar menanti antrean bisa naik ke atas candi kita sendiri. Seperti halnya saudara-saudara Muslim yang juga sabar menanti antrian naik haji sampai beberapa tahun," ungkapnya.

Pihaknya berharap, keinginan umat Buddha tersebut dapat didengar oleh pihak berwenang yang mengurusi Candi Borobudur.(Tribun-Video.com)

# TRIBUNNEWS UPDATE # Candi Borobudur # umat Buddha

Editor: fajri digit sholikhawan
Reporter: Agung Tri Laksono
Video Production: Dyah Ayu Ambarwati
Sumber: Tribun Video

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved