Ramadan 2022
Tradisi Nyadran di Desa Somakaton Banyumas saat Bulan Ramadan, Kegiatan yang Sudah Ada sejak Dahulu
TRIBUN-VIDEO.COM, BANYUMAS – Di Indonesia banyak sekali tradisi yang ada di setiap daerahnya. Salah satunya tradisi Nyadran yang berkaitan dengan keagamaan.
Nyadran sendiri merupakan tradisi masyarakat Jawa yakni bersih makam yang sudah ada sejak dahulu dan masih sering berlangsung khususnya di pedesaan.
Di Desa Somakaton, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas sendiri tradisi Nyadran ini masih dijaga dan berlangsung turun-temurun hingga saat ini.
“Acara seperti ini sudah menjadi keputusan rutin satu tahun 2 kali bulan Maulud dan bulan Sadran,” jelas Wasidi selaku Kadus 2 Desa Somakaton.
Tradisi Nyadran di Desa Somakaton dilaksanakan menjelang bulan Ramadhan dengan datang ke makam keluarganya dan membersihkan makam pada pagi harinya oleh kaum laki-laki. Kemudian dilanjutkan dengan acara syukuran setelah makam dibersihkan.
Baca: Viral Video Warga Berjejer di Jalur Mudik Pantura Sembari Membawa Sapu, Tradisi Masyarakat
Untuk syukurannya, ibu-ibu akan membawa wadah berukuran besar berbentuk lingkaran dengan diameter kurang lebih 60 sentimeter yang terbuat dari bambu perpaduan anyaman dibagian atas dan bawahnya.
Masyarakat Desa Somakaton biasa menyebutnya dengan istilah tenong. Cara membawanya dengan diletakkan di atas kepala.
Untuk tradisi Nyadran, isi makanan yang dibawa berisi ambeng atau nasi putih dengan lauk pauk yang dipisah, biasanya dibungkus dengan menggunakan daun.
“Tradisi Nyadran hampir sama dengan tradisi Suro (sedekah bumi) prakteknya sama bersih kuburan, bedanya di makanan bawaannya kalau ini pakai ambeng lauknya yang dipisah-pisah. Sukarela saja tidak ada ketentuan menurut kemampuan masing-masing,” jelas Nadas Kepala Desa Somakaton.
Tenong dijejer sepanjang pelataran makam jumlahnya biasanya sampai 100 lebih. Acara Nyadran akan di hadiri perangkat Desa Somakaton yang sekaligus membuka acara Nyadran ini.
Baca: Tradisi Malam Tujuh Likuran di Desa Dalil, Hiasi Pekarangan Rumah & Bahu Jalan dengan Lampu Minyak
Di Desa Somakaton sendiri, acara Nyadran di bagi setiap dusun dan berlangsung di pemakaman tiap-tiap dusun.
Selaku pemuka agama desa akan memimpin doa dan tenong akan dibuka secara bersama-sama.
Setelah doa mereka akan makan bersama di pelataran pemakaman serta saling bertukar bawaan satu dengan lainnya.
“Tradisi ini harus dijaga sampai kapanpun jangan sampai hilang, karena ini mengandung nilai-nilai yang baik dengan mengingat keluarga kita yang sudah mendahului kita, didoakan, dan sebagai pengingat kita yang akan menyusul mereka kelak,” harap Nadas.
Menjelang acara ini akan ada pemberitahuan kepada para warga dua hari sebelumnya agar ada persiapan membuat bawaan saat tradisi Nyadran.
“Sudah dari dulu ikutan tradisi ini, semoga lancar terus masyarakat selalu diberi keselamatan dengan adanya syukuran seperti ini,” ucap Tumini (63) warga yang mengikuti tradisi Nyadran.
Warga akan membawa pulang bawaan yang sudah saling ditukarkan untuk nantinya dibagikan lagi kepada tetangga sekitar rumahnya. (ima)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Mengenal Tradisi Nyadran di Desa Somakaton Banyumas, Sambut Bulan Suci Ramadhan
Sumber: Tribun Jateng
Tribunnews Update
Keseruan Subbotnik, Tradisi Kerja Bakti di St Petersburg Rusia yang Diiikuti Warga Indonesia
Senin, 28 April 2025
Live Update
Awal Musim Giling Penuh Makna di Pabrik Gula Rendeng Kudus, Tradisi Pengantin Tebu Mewarnai Perayaan
Senin, 28 April 2025
Regional
Dinilai sebagai Provokator, Warga Banyumas Lakukan Demo! Tuntut Rizieq Shihab Dijebloskan ke Penjara
Jumat, 18 April 2025
Local Experience
Melihat Lebih Dekat Prosesi "Ritual Cowongan", Tradisi Unik Pemanggil Hujan di Banyumas Jawa Tengah
Jumat, 18 April 2025
Local Experience
Melihat Lebih Dekat Ritual Mengganti Pakaian Jenazah, "Tradisi Ma'nene" Tradisi Khas Toraja
Rabu, 16 April 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.