Kamis, 15 Mei 2025

Tribunnews Update

Sosok Kopda Andreas yang Beberkan Deretan Kejahatan Kolonel Priyanto yang Jadi Otak Kasus Nagreg

Kamis, 17 Maret 2022 20:53 WIB
Surya

TRIBUN-VIDEO.COM - Kasus kecelakaan Nagreg hingga kini masih terus bergulir dan beberapa fakta baru mulai terungkap.

Kopda Andreas Dwi Atmoko membeberkan rentetan kejahatan Kolonel Priyanto sebagai otak pembuangan jasad dua korban ke sungai.

Berikut sosok Kopda Andreas Dwi Atmoko yang membeberkan kejahatan lain yang dilakukan Kolonel Priyanto.

Rentetan kejahatan Kolonel Priyanto diungkap oleh Andreas dalam sidang di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta Timur pada Selasa (15/3/2022).

Kopda Andreas Dwi Atmoko merupakan anggota Kodim 0730/ Gunung Kidul, Kodam IV/Diponegoro.

Baca: Sosok Teman Wanita Kolonel Priyanto dalam Kasus Nagreg, Ternyata Sempat Berkali-kali Ngamar Bareng

Baca: Seorang Remaja di Bangka Ditangkap seusai Cabuli Balita 4 Tahun karena Kecanduan Film Porno

Kedekatan Andrean dengan Priyanto terjalin saat sedang bertugas sebagai Dandim 0730/Gunung Kidul sejak 2015-2016.

Saat itu Andreas merupakan anak buah Kolonel Priyanto.

Saat kejadian, Kopda Andreas sedang mendampingi Kolonel Priyanto melakukan perjalanan dinas dari Yogyakarta ke Jakarta.

Berikut adalah sederet kejahatan lain Priyanto yang diungkap oleh Andreas.

1. Sekamar dengan Wanita di Hotel

Sebelum menabrak sejoli di Nagrek, Kolonel Priyanto bersama Kopda Andreas Dwi Atmoko dan satu anak buahnya lagi menginap dari hotel ke hotel.

Saat itu Kolonel Priyanto mengajak teman wanitanya bernama Lala.

Andreas mengatakan mereka sempat singgah ke rumah teman wanita Kolonel Priyanto bernama Lala saat melewati Bandung.

"Dalam perjalanan kami dari Jogja menuju Jakarta melewati Bandung, mampir ke rumah saudari Lala.

Baca: Kembalikan Tas Pemberian Doni Salmanan, Atta Halilintar Ungkap akan Lebih Berhati-hati

Setahu saya teman perempuan terdakwa. Terdakwa ada istrinya. Jemput teman perempuan terdakwa. Tidak bermalam," katanya.

Dalam persidangan juga terungkap Andreas, Ahmad, Priyanto, dan Lala sempat menginap di beberapa hotel di antaranya di Jakarta maupun dalam perjalanan kembali dari Jakarta menuju Cimahi.

Mereka tidur di dua kamar, Andreas bersama Ahmad dan Priyanto bersama Lala.

2. Buang Korban Hidup-hidup

Kopda Andreas juga menceritakan detik-detik sebelum kecelakaan terjadi.

Andreas menjelaskan, mobil yang dikendarai menabrak sejoli, Handi dan Salsabila dari arah berlawanan.

Keduanya kemudian diangkat ke mobil, saat itu Salsa dalam kondisi meninggal dunia.

Andreas mengungkapkan, Priyanto sejak awal memang sudah berniat membuang Handi dan Salsabila di sungai.

Hal itu terungkap ketika Andreas duduk di kursi sopir membawa mobil untuk mencari Puskesmas seusai menabrak Handy dan Salsabila.

Namun saat baru berjalan sekitar satu kilometer, Kolonel Priyanto meminta mobil berhenti dan mengambil alih setir dan perjalanan dilanjutkan.

Setelah itu Andreas mengaku melihat Puskesmas dan meminta Priyanto berhenti untuk membawa korban ke petugas medis.

Tetapi mobil terus melaju dan Priyanto meminta Andreas untuk menurutinya.

Andreas mengaku sudah memohon agar membawa korban ke Puskesmas.

Andreas mengatakan mereka juga sempat berhenti di sebuah toko karena Priyanto ingin buang air kecil.

Setelah itu, Andreas kembali mengemudikan kendaraan dan Priyanto duduk di kursi penumpang di sampingnya.

Mereka kemudian mencari sungai menggunakan aplikasi Google Maps.

"(Terdakwa) Mencari sungai pakai Google Maps," jawab Andreas.

Mereka kemudian tiba di Banyumas dan melewati jembatan Serayu, tetapi niat untuk membuang Handi dan Salsabila sempat hilang karena ada sejumlah orang di lokasi.

Andreas kemudian memutar balik kendaraan mereka ke arah Jawa Barat karena bingung.

Tak jauh dari sana, kemudian mereka menemukan jembatan lainnya.

Kendaraan tersebut kemudian diputar arah dan diparkir di tengah-tengah jembatan.

Di sanalah mereka kemudian membuang Handi dan Salsabila ke sungai di bawahnya.

3. Pernah nge-bom rumah orang

Andreas mengaku, saat khawatir, Priyanto justru meminta Andreas untuk tidak cengeng dan menyebut pernah mengebom rumah orang.

"Kamu enggak usah cengeng saya pernah nge-bom (rumah) tapi tidak ketahuan," kata Andreas mengutip
Priyanto.

4. Minta ganti cat dan jual mobil

Pasca peristiwa tersebut, Priyanto memerintahkan Andreas untuk mengganti cat mobil dan menjualnya.

Ia diberi uang Rp6 juta untuk mengecat ulang mobil menjadi berwarna coklat.

Belum sempat dilakukan, Priyanto dan Andreas telah ditangkap polisi.

(Tribun-Video.com/Surya.co.id)

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul SOSOK Kopda Andreas Dwi yang Beber Rentetan Kejahatan Kolonel Priyanto, Oknum TNI Pembuang Sejoli

# Kopda Andreas Dwi Atmoko # kejahatan # Kolonel Priyanto # Kasus Nagreg # TNI Tabrak Sejoli di Na

Editor: Bintang Nur Rahman
Reporter: Ratu Budhi Sejati
Video Production: Dyah Ayu Ambarwati
Sumber: Surya

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved