Rusia Disebut Jatuhkan Bom Cluster dan Bom Vacum Termobarik yang Mematikan ke Sekolah di Ukraina

TRIBUN-VIDEO.COM - Presiden Ukraina, Vladymyr Zelensky menyebut Rusia melakukan kejahatan perang setelah menyerang negaranya menggunakan bom cluster dan bom vakum.

Terlebih dua bom tersebut dijatuhkan di sekolah-sekolah hingga mengakibatkan korban tewas.

Terkait hal itu, Zelensky meminta adanya pengadilan internasional memberikan sanksi kepada Rusia.

Baca: Detik-detik Rudal Rusia Membabi-buta Hantam Toko Kelontong, Warga Sipil Ukraina Tampak Berhamburan

Hal itu disampaikan oleh Zelensky dalam sebuah pidatonya.

Ia menyebut, yang dilakukan oleh Rusia merupakan pelanggaran konvensi dan tak bisa dimaafkan.

"Pasti akan ada pengadilan internasional untuk pelanggaran semua konvensi dan tidak seorang pun di dunia akan memaafkan Anda karena membunuh orang-orang Ukraina yang damai."

Setelah pidato tersebut, seorang jaksa di Den Haag berniat untuk melakukan penyelidikan sesegera mungkin.

Dikutip dari dailymail.co.uk, Selasa (1/3/2022), Zelensky mengatakan, serangan bom cluster di Kota Kharkiv terjadi pada Senin (28/2/2022).

Serangan tersebut mengakibatkan 11 orang tewas dan banyak orang terluka.

Baca: Negoisasi Pertama Tak Berhasil, Pertemuan Rusia Ukraina Dilanjut ke Putaran Kedua, Dialog 5 Jam Alot

Pengeboman berlanjut pada Selasa (1/3/2022) pagi menggunakan roket tepat di depan gedung administrasi publik sipil.

Serangan itu terjadi setelah Rusia menemui kekalahan berat lantaran rencananya untuk merebut target utamanya merebut Kota Kyiv tak bisa segera terealisasi. (Tribun-Video.com/dailymail.co.uk)

Baca juga berita terkait di sini

Artikel ini telah tayang di Dailymail.co.uk dengan Judul President Zelensky accuses Russia of WAR CRIMES over brutal shelling of Kharkiv which saw 11 civilians killed and schools destroyed as Ukraine's ambassador to the US claims Putin dropped deadly thermobaric VACUUM BOMB during invasion

# TRIBUNNEWS UPDATE # bom # perang # Invasi # Rusia # Ukraina