Penumpang Selamat Ungkap Detik-detik Kecelakaan Bus Imogiri, Penumpang Berselawat lalu Terpelanting

TRIBUN-VIDEO.COM - Danarto (38) warga Pundungsari, Mranggen, Polokarto, Sukoharjo selamat dari kecelakaan maut bus GA Trans di Bukit Bego, Imogiri, Bantul.

Ia merasakan firasat tidak enak saat bus mulai tidak kuat menanjak di tanjakan Bukit Bego.

Saat keluar dari Becici, bus tak kuat dan penumpang sudah mulai histeris hingga berselawat bersama-sama.

Dari tayangan siaran langsung yang disiarkan oleh Tribun Jogja di Facebook Senin (7/2/2022), Danarto saat ini dirawat di RS PKU Muhammadiyah Bantul.

Dalam wawancaranya, Danarto mengaku berada di samping belakang sang sopir bus.

Danarto merupakan satu di antar 34 penumpang yang selamat dari kecelakaan maut tersebut.

Ia mengaku sudah berfirasat buruk terhadap bus yang ditumpanginya.

Bus GA Trans yang ditumpanginya bersama dua anak, istri, dan mertuanya tersebut sempat tidak kuat menanjak.

Bahkan bus sempat mundur sedikit lantaran tak kuat.

Danarto yang kala itu duduk di samping mengungkapkan penumpang langsung histeris dan berselawat.

Ia yang berada di dekat pintu kemudian meminta penumpang turun untuk meredakan panik.

Beberapa menit kemudian, bus kembali menyala dan penumpang masuk ke dalam bus.

"Saya langsung buka pintu juga dan menyuruh penumpang turun, alhamdulillah setelah itu bus udah bisa nyala lagi dan bisa naik, penumpang terus dimasukin lagi," lanjut dia.

Danarto kemudian mendengar percakapan antara sopir dan kenek bus mengenai kondisi bus.

Sang sopir menyinggung soal filter bus yang bermasalah dan kotor.

Kenek berkata ke sopir bahwa bus dalam kondisi baik-baik saja lantaran satu minggu yang lalu baru saja digunakan ke lokasi yang sama.

Namun Danarto memilih tak mengutarakan firasat buruknya lantaran khawatir keluarganya semakin histeris.

Bus tersebut kemudian melaju mulus hingga sampai di jalan turunan sopir tak bisa mengendalikan laju kendaraan.

Danarto mengungkapkan, sang sopir tampak tak bisa mengendalikan persneling maupun rem bus.

Ia yang berada di kursi bagian depan bus sempat bertanya kepada sang sopir soal kondisi bus.

Namun pertanyaan Danarto tak dijawab oleh sang sopir karena tampak panik.

Danarto menyebut, bus melaju dengan kecepatan tinggi saat di jalan turunan.

"Saya sempat bertanya ke sopir 'Pir, ini gimana masih bisa ndak?', tapi sopir itu udah ndak ada yang bicara, diam semuanya, kelihatan panik. Saya sudah berpikir mungkin ini blong lah, dan bus turun dalam kecepatan tinggi," paparnya.

Penumpang sebanyak 47 orang histeris hingga berselawat dan mengucap takbir dari dalam bus.

Menurut Danarto, kemungkinan sang sopir saat itu kebingungan akan membuang setir ke arah mana.

Pasalnya, di satu sisi jalan tersebut adalah jurang dan sisi lainnya adalah jalan untuk kendaraan dari arah berlawanan.

Kemudian sopir memutuskan untuk membanting setir ke kanan dan menabrak tebing Bukit Bego, Imogiri, Bantul.

"Bolak-balik bus itu mau dihantemin kemana ndak tahu, lalu ada Elf dari bawah, itu mau dihantemin situ, takut semuanya habis, kalau ke kiri jurang, akhirnya langsung ambil ke kanan, tebing itu," jelasnya.

Seusai kejadian, Danarto sempat terpelanting keluar bus dan masuk selokan.

Meski mengalami luka-luka, Danarto bersyukur dirinya dan empat anggota keluarganya selamat dari kecelakaan maut.

"Alhamdulillah sehat," ujar Danarto.

Perihal mengenai penumpang yang kecelakaan merupakan pegawai pabrik konveksi di Sukoharjo, Danarto membantahnya.

Danarto mengungkapkan, bus tersebut berisi satu keluarga dari Trah yang sama bertujuan untuk berlibur.

Sementara pegawai pabrik konveksi berada di bus lainnya yang juga ikut dalam acara Trah Keluarga dari Danarto.

(Tribun-Video.com) 

# Bantul # Imogiri # kecelakaan # Sukoharjo