Kaleidoskop
Kaleidoskop 2021: Supermoon hingga Gerhana Matahari Total, Ini Fenomena Astronomi Sepanjang 2021
TRIBUN-VIDEO.COM - Berikut kaleidoskop mengenai fenomena astronomi sepanjang 2021, selengkapnya dalam artikel ini.
Beberapa fenomena tersebut yaitu Fase Bulan Purnama, Supermoon, Gerhana Bulan Total, Puncak Hujan Meteor Arietid, dan lain sebagainya.
Fenomena astronomi ada yang dapat diamati dari Indonesia dan dari negara lain.
Lantas, apa saja fenomena astronomi sepanjang 2021?
Fenomena Astronomi 2021
1. Fase Bulan Purnama 28-29 Maret 2021
Fase Bulan purnama atau disebut juga fase oposisi solar Bulan merupakan konfigurasi ketika bulan terletak membelakangi Matahari dan segaris dengan Bumi dan Matahari.
Dilansir lapan.go.id, mengingat orbit Bulan yang membentuk sudut 5,1 derajat terhadap ekliptika, Bulan tidak selalu memasuki bayangan Bumi ketika fase Bulan Purnama, sehingga setiap fase Bulan purnama tidak selalu beriringan dengan gerhana Bulan.
Fase Bulan purnama di Maret 2021 terjadi pada 29 Maret pukul 01.47.54 WIB/ 02.47.54 WIT dengan jarak 362.173 km dari Bumi (geosentrik) dan terletak di konstelasi virgo.
Baca: Kaleidoskop 2021: 4 Kecelakaan Pesawat dan Helikopter di Indonesia, Jatuhnya Pesawat Rimbun Air
Bulan purnama dapat disaksikan pada malam sebelumnya 28 Maret sekitar pukul 17.45 waktu setempat dari arah timur, kemudian berkulminasi keesokan harinya pada 29 Maret tengah malam di sekitar zenit dan terbenam setelah Matahari terbit sekitar pukul 06.30 waktu setempat arah barat.
2. Bulan Purnama Perige (Bulan Super/Supermoon) 27 April
Puncak purnama kali ini akan terjadi pada pukul 10.31.29 WIB/11.31.29 WITA/ 12.31.29 WIT dengan jarak geosentris 357.616 km, berdiameter sudut 33,41 menit busur dan terletak di konstelasi Libra.
Sedangkan perige Bulan terjadi pada pukul 22.29.48 WIB/ 23.29.48 WITA/ 28 April 00.29.48 WIT dengan jarak geosentrik 357.378 km, berdiameter sudut 33,43 menit busur dan terletak di konstelasi Libra.
Sehingga, purnama ini dinamakan juga Bulan Super (Supermoon) karena jaraknya cukup berdekatan dengan titik perige.
Dikutip lapan.go.id, bulan purnama perige kali ini adalah seri pertama dari dua seri di tahun 2021, seri berikutnya terjadi pada 26 Mei 2021 bertepatan dengan Gerhana Bulan Total yang dapat disaksikan juga di Indonesia.
Bulan purnama perige baru dapat diamati pada arah Timur-Menenggara setelah terbenam Matahari hingga Barat-Barat Daya keesokan harinya setelah terbit Matahari.
3. Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021
Gerhana Bulan Total terjadi karena posisi Bulan berada dekat dengan Bumi (Peridee), maka Bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sehingga disebut dengan Super Moon.
Fenomena Gerhana Bulan Total terjadi pada 26 Mei 2021.
Fenomena gerhana ini hanya terjadi saat fase bulan penuh dan mengalami Gerhana Bulan Total (GBT) ketika Bumi bergerak di antara Bulan dan Matahari yang ketiganya berada pada posisi garis lurus.
Proses berlangsungnya Supermoon terjadi selama 3 jam 8 menit 12 detik.
Sementara, durasi total Supermoon berlangsung dalam 18 menit 28 detik.
4. Puncak Hujan Meteor Arietid 7 Juni
Hujan Meteor Arietid adalah hujan meteor yang titik radian (awal kemunculan meteor) terletak di konstelasi Aries tepatnya dekat bintang Botein (Delta Arietis).
Hujan meteor ini merupakan satu-satunya hujan meteor yang dapat disaksikan ketika siang hari.
Aktif sejak 14 Mei silam hingga 24 Juni mendatang.
Puncaknya terjadi pada tanggal 7 Juni dengan intensitas 50 meteor per jam ketika di zenit, sehingga untuk wilayah Indonesia intensitasnya berkurang menjadi 19-20 meteor per jam.
Dapat disaksikan dari arah Timur - Timur Laut sebelum fajar astronomis, berkulminasi di arah Utara pada pukul 10.00 waktu setempat dan terbenam di arah Barat -Barat Laut pada pukul 16.00 waktu setempat.
Hujan meteor ini diduga berasal dari sisa debu asteroid Icarus dan komet periodik 964/Machloz meskipun sumber utamanya tidak dapat diketahui dengan pasti.
Baca: KALEIDOSKOP 2021: Deretan Kecelakaan Maut pada 2021, dari Insiden Vanessa hingga Bos Indomaret
5. Matahari di Atas ka'bah Kedua Kali
Fenomena ini disebut juga Istiwa'ul A'zham (Great Culmination).
Fenomena ini terjadi ketika deklinasi Matahari bernilai sama dengan lintang geografis Ka'bah, sehingga ketika tengah hari, Matahari tepat berada di atas Ka'bah.
Dapat juga digunakan untuk mengecek arah kiblat di Indonesia kecuali sebagain Provinsi Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Kep.Tanimbar, Kabupaten Kep.Kei, Kota Tual, Kabupaten Maluku Barat Daya kecuali Pulau Wetar dan Kabupaten Kep.Aru.
Selain itu ditambah dengan Provinsi Papua Barat serta Provinsi Papua.
Puncak fenomena ini terjadi pada pukul 16.26.42 WIB/ 17.26.42 WITA/ 18.26.42 WIT. (Tribunnews.com/Devi Rahma)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kaleidoskop 2021 - Fenomena Astronomi Sepanjang 2021: Supermoon hingga Gerhana Matahari Total
Video Production: Panji Yudantama
Sumber: Tribunnews.com
Kaleidoskop 2024
Kaleidoskop 2024: 5 Tokoh Trending Global di Google Tahun 2024, Donald Trump, P Diddy, Catherine
Rabu, 1 Januari 2025
Kaleidoskop 2024
Kaleidoskop2024: Perjalanan Kasus Nia Gadis Penjual Gorengan, Tewas gegara Birahi Buronan Narkoba
Selasa, 31 Desember 2024
Kaleidoskop 2024
Kaleidoskop 2024: 5 Kasus Korupsi Paling Menggemparkan Publik, Harvey Moeis hingga Tom Lembong
Selasa, 31 Desember 2024
Kaleidoskop 2024
Kaleidoskop 2024: Deretan Bencana Banjir yang Menghebohkan Indonesia Sepanjang Tahun 2024
Selasa, 31 Desember 2024
Kaleidoskop 2024
Kaleidoskop 2024: Deretan Kasus Perceraian Artis Paling Gempar dan Mengejutkan Publik
Selasa, 31 Desember 2024
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.