Rabu, 14 Mei 2025

LIPUTAN KHUSUS

Makam di Pinggir Jalan Kampung Pajang Solo, Akhir Sedih Cerita Cinta Raden Pabelan & Sekar Kedhaton

Senin, 20 Desember 2021 00:38 WIB
TribunSolo.com

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUN-VIDEO.COM - Sebuah Makam tersembunyi terdapat di Jalan Sidomukti Utara 2 di Kampung Tegal Keputren, RT 02/V, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo.

Nampak, makam tersebut hanya seperti taman. Tak ada batu nisan, maupun tanda yang menunjukkan jika bangunan tersebut adalah makam.

Tampak hanya ada pohon kamboja dan tanaman lainnya yang dikelilingi tembok setinggi sekira 1 meter.

Canggah Dalem PB X Keturunan ke-IV, KRMT. L. Nuky Mahendranata Nagoro mengatakan, lokasi tersebut diyakini merupakan makam Sekar Kedhaton.

Baca: Sejarah Makam Misterius yang Ada di Trotoar Jalan Ir Soekarno Sukoharjo

"Sekar Kedhaton sendiri merupakan putri dari Sultan Hadiwijaya, atau Joko Tingkir," katanya, Kamis (16/12/2021).

Makam ini menceritakan kisah percintaan antara Raden Pabelan, dengan Sekar Kedhaton.

Diceritakan, Raden Pabelan merupakan putra petinggi Kerajaan Pajang Tumenggung Mayang, yang mempunyai kebiasaan bermain wanita.

Sang ayah menentang anaknya untuk mendekati Sekar Kedhaton.

Awalnya Pabelan gentar dengan larangan itu, namun dia justru semakin tertantang jika bisa mendekati putri sang raja.

"Lewat dayang yang pergi ke pasar, Pabelan menitipkan bunga dan surat rayuan lewat perantara dayang itu," ujarnya.

"Sang Putri yang tergoda dan mendengar berita ketampanan Pabelan, mencari cara untuk mengundangnya masuk keputren," imbuhnya.

Dengan berbagai cara, Raden Pabelan berhasil masuk ke kawasan Keputren, dan menemui Sekar Kedhaton.

Tapi kedatangan Pabelan ke kamar keputren tercium pihak istana.

Sang raja kemudian memerintahkan Wirakerti, Suratanu, dan para jajaran prajurit Pajang untuk menangkap penyusup keputren itu.

Baca: Asal-usul Pantangan di Dusun Poro Wonogiri, Tak Boleh Pakai Kayu Jati atau Nekat dan Berujung Sial

"Awalnya Raden Pabelan enggan untuk keluar, tetapi dengan janji akan dinikahkan, dan tidak akan dihukum, dia mau keluar dari dalam kamar sang putri," ujarnya.

Namun sesampainya di pelataran, tubuh Raden Pabelan dihujani berbagai senjata tamtama, hingga dia meninggal dunia.

Jasad Raden Pabelan pun dibuang di sungai Laweyan, yang tak jauh dari lokasi makam Sekar Kedhaton.

Sementara itu, Sekar Kedhaton yang tak bisa menerima kematian Raden Pabelan menjadi sedih, hingga memutuskan bunuh diri.

"Putri memutuskan menceburkan diri ke sumur Keputren," ujarnya.

Mengetahui hal itu Sultan Hadiwijaya merasa terpukul, namun dia juga harus adil dalam menjatuhkan hukuman pada sang putri yang dipandang melakukan kesalahan besar.

"Sebagai hukuman, tubuh Sekar Kedhaton tidak diangkat dari dalam sumur, dan menjadikan sumur tersebut sebagai rumah abadi sang Sekar Kedhaton," kata dia.

Taburan bunga setaman pun diberikan sebagai tanda bahwa sumur itu sekaligus makam sang putri.

Sumur tersebut kemudian ditutup. Sebatang pohon Kamboja di keputren menjadi penanda cinta sang Sekar Kedhaton yang berakhir tragis. (*)

# makam # Misteri # Kampung Pajang # Solo # Raden Pabelan # Sekar Kedhaton

Reporter: Tri Suhartini
Video Production: ilhamrefiantomalik
Sumber: TribunSolo.com

Tags
   #makam   #Misteri   #Kampung Pajang   #Solo   #Raden Pabelan   #Sekar Kedhaton

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved