Kaleidoskop 2021
Kaleidoskop 2021: Berbagai Fenomena Alam, Mulai Benda Misterius di Langit hingga Erupsi Semeru
TRIBUN-VIDEO.COM - Sepanjang tahun 2021 banyak fenomena alam yang muncul di Indonesia.
Sebagian merupakan bencana alam yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.
Namun, banyak juga fenomena yang jarang terjadi bahkan bisa dikatakan sebagai fenomena misterius.
Seperti munculnya benda asing di langit Situbondo, Jawa Timur, dentuman keras yang ada di Malang, Jawa Timur dan fenomena full moon blood.
Berikut sejumlah fenomena alam di Indonesia yang dirangkum Tribunwow sepanjang tahun 2021:
1. Gempa di Majene, Sulbar
Gempa berkekuatan M6.2 mengguncang Majene, Sulawesi Barat pada Jumat 15 Januari 2021.
Data terakhir, 84 orang meninggal dan ratusan orang luka berat.
Puluhan bangunan termasuk Kantor Gubernur Sulawesi Barat juga dikabarkan rusak berat.
Dilansir dari Tribun Timur yang mengutip Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) pagi ini menyatakan, gempa susulan berlokasi di 2.98 Lintang Selatan dan 118.94 Barat Laut atau 6 km Timur Laut Majene.
Kerugian di warga di Kabupaten Majene berupa hancurnya Hotel Maleo yang roboh dan robohnya pula gedung kantor Gubernur Sulawesi Barat. Rumah warga juga roboh dengan rincian dalam pendataan serta jaringan listrik padam.
Di Kabupaten Majene, gempa menyebabkan, terjadi longsor di 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju dan membuat akses jalan terputus.
Di kabupaten ini pula, 62 unit rumah rusak berdasarkan data sementara, 1 unit gedung Puskesmas roboh dan satu kantor Danramil Malunda roboh.
Terkait dengan gempa M6,2 ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan parameter gempa terjadi pada pukul 01.28 WIB yang berpusat 6 km timur laut Majene.
Pusat gempa memiliki kedalaman 10 km. Berdasarkan pemodelan BMKG, gempa tidak memicu terjadinya tsunami.
Baca: Viral Video Fenomena Gunung Welirang Dihujani Petir, BMKG Beri Penjelasan, Bantah Tanda Erupsi
2. Erupsi Gunung Merapi
Sepanjang Januari dan Februari 2021 Gunung Merapi di Daerah Istimews Yogyakarta (DIY) diketahui beberapa kali meletus.
Pemerintah menetapkan status siaga sejak November 2020 dan Merapi kembali erupsi pada Rabu (27/1/2021) sekitar pukul 13.55 WIB.
Sekitar 2.000 orang di Sleman, DIY dan Magelang, Jawa Tengah diperkirakan mengungsi akibat kejadian tersebut.
BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III) hingga akhir Januari lalu.
Radius bahaya berada 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak.
3. Dentuman Keras Terdengar di Malang
Suara dentuman yang cukup keras terdengar di Malang, Jawa Timur, Selasa 2 Februari 2021 dari pagi hingga malam hari.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut hal itu terjadi karena adanya siklus petir yang ada di sana.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, pihaknya sudah melacak data monitoring petir sejak Rabu (3/2/2021) ketika dentuman itu berlangsung.
"BMKG sudah melacak data monitoring petir. Di beberapa daerah di Jatim sejak jam 00.00 WIB (Rabu) sudah terjadi hujan dan petir. Dentuman tersebut merupakan fenomena alam yang bisa dijelaskan," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (4/2/2021).
"Memang ada beberapa daerah di Jatim yang dilanda hujan disertai petir pada Rabu dini hari. Hal itu menyebabkan dentuman di beberapa daerah," katanya menambahkan.
Daryono menyebut pada Rabu dini hari terpantau banyak aktivitas petir di langit Malang dan sekitarnya.
Misalnya petir di Bangil (Kabupaten Pasuruan), Mojokerto, di Lawang sebelah utara (Kabupaten Malang), dan di Kota Malang.
Dia meminta agar masyarakat tidak perlu panik atau bahkan mengaitkan dentuman tersebut dengan hal supranatural.
Sementara itu, Kasi Informasi Stasiun Klimatologi Karangploso, Kabupaten Malang, Anung Suprayitno mengatakan, pendeteksi petir di daerahnya tidak mendeteksi aktivitas petir selama dentuman berlangsung.
"Kalau dari kami, dari luaran output LD (lightning) tidak menyatakan begitu. Hanya dentuman bisa bersumber dari apa saja, salah satu bisa saja petir. Tapi mungkin tidak untuk kasus dentuman yang di Malang," katanya seperti dikutip dari Kompas.com.
4. Tanah Berdarah di Sukoharjo, Jateng
Fenomena langka terjadi di sebidang tanah milik Waluyo yang berlokasi di Dukuh Sentul RT 3 RW 5, Desa Pundung Rejo, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Kejadian itu juga diketahui dan disaksikan tim Tribun Solo pada Rabu 3 Maret 2021.
Warga setempat mengaku ngeri akibat peristiwa itu, sebab permukaan lahan kosong tersebut mengeluarkan cairan berwarna merah pekat seperti darah.
Seorang Ahli Geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Eko Haryono, turut menanggapi fenomena tanah berdarah di Kabupaten Sukoharjo.
Eko menuturkan, cairan tersebut mirip dengan cairan pewarna.
Pendapatnya diperkuat dengan ciri-ciri air yang tidak memiliki bau, tidak lengket serta teksturnya yang encer seperti air pada umumnya.
Menurut penjelasan Eko, peneliti Geologi biasanya menggunakan cairan pewarna untuk meneliti aliran sungai bawah tanah.
Prosesnya, pewarna tersebut dimasukkan dari ujung sungai.
Untuk itu, dia menganjurkan agar tanah itu diteliti lebih lanjut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Sri Maryanto.
Setelah pihaknya meninjau langsung ke lokasi, Sri Maryanto mengungkapkan tanah di sana masih dalam kondisi stabil.
"Belum ada hal yang menonjol, seperti adanya rekahan tanah maupun hal-hal yang membahayakan lainnya," ujar Sri Maryanto, Kamis (4/3/2021).
Sri Maryanto juga mengaku belum bisa mengidentifikasi penyebab fenomena tersebut.
"Mungkin butuh penelitian tentang kondisi tanahnya," tutup Kepala BPBD Sukoharjo itu.
5. Fenomena Hari Tanpa Bayangan
Wilayah Serang, Banten diketahui mengalami fenomena hari tanpa bayangan pada Jumat 5 Maret 2021 pukul 12.06 WIB.
Hal ini dijelaskan oleh Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Klas I Serang Tarjono.
Dirinya mengatakan, fenomena itu merupakan peristiwa dari gerak semu tahunan matahari yang bergerak dari bumi bagian selatan menuju bumi bagian utara.
Pada bulan Maret terjadi pada saat deklinasi matahari tepat senilai dengan garis-garis lintang yang melewati Kepulauan Indonesia termasuk wilayah Serang, Banten.
"Merupakan fenomena alam biasa dan terjadi berulang. Kota-kota yang terletak di antara Garis Balik Utara (23.4 derajat Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (23,4 derajat Lintang Selatan) termasuk Serang pada Jam 12.06 WIB," kata Tarjono, Kamis (4/3/2021), dikutip dari Kompas.com.
Dijelaskan Tarjono, fenomena terjadi sebanyak dua kali dalam satu tahun dan merupakan bagian dari fenomena matahari yang berada di titik zenit atau posisinya berada persis di atas kepala.
Sinar matahari akan menyinari persis di atas posisi objek sehingga keadaan bayangan benda berada tegak lurus, dan terlihat menghilang karena bertumpuk dan dengan benda itu sendiri.
"Masyarakat dapat menyaksikan fenomena di saat matahari bersinar dengan sempurna tidak tertutup oleh awan. Sekitar jam 12.00 WIB," ujar Tarjono.
6. Gempa di Malang, Jatim
Gempa bermagnitudo 6,7 juga terjadi di sekitar Malang dan Batu, Jawa Timut pada Sabtu 10 April 2021, pukul 14.00 WIB.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat 8 korban jiwa, 3 luka sedang, dan 36 luka berat.
"BPBD Kabupaten Lumajang mengidentifikasi korban meninggal dunia di wilayahnya lima orang, sedangkan Kabupaten Malang tiga (orang)," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, dikutip dari Kompas.com, Minggu (11/4/2021).
Dilaporkan titik episentrum gempa berada di laut, yakni 96 km selatan Kota Kepanjen, Malang pada kedalaman 80 km.
Guncangan juga dirasakan hingga Solo, Yogyakarta, Wonogiri, dan sekitarnya.
Gempa susulan terjadi di Kabupaten Malang pada Minggu, pukul 6.45 WIB.
Gempa berkekuatan 5,5 magnitudo ini berlokasi di 8,84 LS; 112,41 BT (80 km barat daya) dengan kedalaman 98 km.
Pusat gempa berada di laut 80 km barat daya Kabupaten Malang.
7. Benda Diduga Meteor Jatuh di Gunung Merapi
Media sosial diramaikan dengan viralnya foto kilatan cahaya diduga meteor jatuh di sekitar puncak Gunung Merapi pada Kamis 27 Mei 2021.
Sementara itu Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), mengonfirmasi adanya kilatan cahaya yang tertangkap kamera CCTV pemantau Gunung Merapi.
Peneliti Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Rhorom Priyatikanto, memberikan tanggapan soal viralnya foto diduga meteor yang terpotret di sekitar puncak Gunung Merapi, Yogyakarta.
Rhorom menyebut, dari foto yang beredar memang tampak seperti meteor yang cukup terang.
"Tapi belum tentu jatuh tepat di puncak Merapi, bisa saja di sebelah utaranya," ungkap Rhorom saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (27/5/2021).
Rhorom mengungkapkan, dari foto tersebut sulit dikonfirmasi apakah ada serpihan meteor yang tersisa dan sampai ke permukaan.
"Tapi bisa ada spekulasi bahwa meteor seterang itu punya ukuran sekitar 10-an centimeter," ujarnya.
Adapaun Rhorom menyebut, belakangan memang ada hujan meteor eta Aquariids yang sedang turun aktivitasnya.
8. Benda Misterius di Langit Situbondo
Video yang memperlihatkan sesuatu benda jatuh dari langit yang terlihat dari Pantai Pesisir Jangkar di Situbondo, Jawa Timur viral di media sosial.
Satu di antaranya pengunggah video viral ini yakni aku Instagram @ndorobeii, Sabtu (22/5/2021).
Dalam video yang beredar tersebut terlihat sebuah benda jatuh dari langit secara perlahan.
Banyak yang menduga bahw benda itu merupakan benda antariksa.
Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) menyatakan bahwa benda tersebut bukanlah benda antariksa.
"Itu bukan benda antariksa," kata Kepala LAPAN Thomas Djamaludin saat dikonfirmasi Senin (24/5/2021).
Thomas menduga benda tersebut merupakan balon udara yang kerap diterbangkan seusai bulan Ramadan berakhir.
"Diduga kuat objek itu balon udara yang biasa diluncurkan pada bulan Syawal, walau sudah dilarang," jelasnya.
9. Full Moon Blood
Gerhana bulan total atau full moon blood terjadi pada Rabu 26 Mei dan bisa dilihat di berbagai wilayah di Indonesia.
Gerhana Bulan Total terjadi mulai pukul 15.46 WIB hingga 20.51 WIB.
Sedangka puncak gerhana bulan total akan terjadi pada 18.09 WIB hingga 18.28 WIB atau sekitar 18 menit.
Saat itu, masyarakat dapat mengikuti proses pengamatan gerhana tersebut pada link yang disediakan oleh BMKG di laman www.bmkg.go.id/gbt.
Dari keterangan resmi yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang dibagikan pada akun Twitter @InfohumasBMKG, BMKG turut mengingatkan adanya potensi banjir pesisir (ROB) pada tanggal 26 Mei hingga 31 Mei.
"Fenomena Super Blood Moon berpengaruh terhadap kondisi pasang air laut maksimum yang berpotensi menyebabkan banjir pesisir (rob) di beberapa wilayah pesisir Indonesia," Kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo dalam rilis tersebut, Selasa (25/5/2021).
Potensi banjir rob juga disebut karena adanya angin kencang yang mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang.
"Angin yang berhembus konsisten dengan kecepatan cukup tinggi 46 km/jam di beberapa perairan Indonesia mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang," tambah dia.
Baca: Bupati Serang Temui Korban Erupsi Gunung Semeru, Salurkan Bantuan Rp 400 Jutaan dari ASN dan Guru
10. Gempa di Bali
Gempa bumi juga mengguncang Kabupaten Bangli, Bali, pada Sabtu 16 Oktober 2021 dengan kekuatan 4,6 SR.
Menurut Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli, I Ketut Agus Sutapa, ada empat warga tewas karena tertimbun tanah longsor yang terjadi akibat gempa.
Rumah warga tersebut berada di dekat tebing dan pinggir danau Batur.
“Saat ini kami masih melakukan penanganan,” kata Agus Sutapa, dikutip dari Tribun Bali.
Info dari BMKG, gempa yang terjadi bermagnitudo 4.8 SR. Lokasinya 8.32 LS, 115.45 BT (KM Barat Laut Karangasem Bali).
11. Erupsi Gunung Semeru
Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur meletus pada Sabtu 4 Desember 2021 sore.
Gegara hal itu, sejumlah warga terdampak dan harus mengungsi di tempat lain agar lebih aman.
Dalam laporan dari laman resmi PVMBG magma.esdm.go.id disebutkan bahwa waktu 24 jam terakhir Gunung Semeru mengalami 54 kali letusan atau erupsi dengan amplitudo 11-12 mm dengan durasi 85-130 detik.
Dalam waktu yang hampir bersamaan terpantau 2 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 500-800 meter, yang berada di bawah kawah kurang lebih 500 meter.
Akibatnya, beberapa kawasan lereng gunung seperti di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro terkena hujan abu.
Sejumlah korban jiwa juga ditemukan pada hari esoknya, termasuk jasad ibu dan anak yang ditemukan dalam kondisi berpelukan.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Sabtu (11/12/2021) pukul 18.00 WIB tercatat 46 orang meninggal dunia dan 9 orang masih dicari. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Kaleidoskop 2021 Fenomena Alam Sepanjang Tahun: Benda Misterius di Langit hingga Erupsi Semeru
# Kaleidoskop 2021 # fenomena alam # Semeru # erupsi # BNPB
Live Update
Erupsi Gunung Marapi Sumbar Kian Memburuk, Sepanjang April 2025 Tercatat Sudah 15 Kali "Batuk"
Sabtu, 26 April 2025
Live Update
Anggaran Seret! BPBD Bondowoso Jawa Timur Ditampar Krisis Kekeringan yang Melanda Sembilan Kecamatan
Jumat, 11 April 2025
TRIBUNNEWS UPDATE
Indonesia Kirim Bantuan & Pasukan Misi Kemanusiaan ke Myanmar, Kepala BNPB: Dilepas Presiden Prabowo
Rabu, 2 April 2025
TRIBUNNEWS UPDATE
Kemenhut Duga Ada yang Sengaja Viralkan Kasus Lama Ladang Ganja Bromo, Tolak Regulasi Baru
Jumat, 21 Maret 2025
TRIBUNNEWS UPDATE
Lewotobi Laki-laki Erupsi 2 Kali hingga Dini Hari, Semburan Abu Capai 8 KM, 1 Warga Kena Awan Panas
Jumat, 21 Maret 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.