Rabu, 14 Mei 2025

Sisi Lain Metropolitan

Sisi Lain Metropolitan: Kisah Ragusa, Toko Es Krim Tertua di Jakarta: Si Manis nan Legendaris

Jumat, 10 Desember 2021 07:21 WIB
TribunJakarta

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUN-VIDEO.COM, GAMBIR - Toko Es Krim Italia Ragusa tak lekang dimakan waktu.

Di benak para pengunjung setianya, kedai es krim di Jalan Veteran I, Gambir, Jakarta Pusat ini selalu memiliki cerita nostalgia yang juga melekat.

Masih teringat jelas dalam benak Kurnia (56) atau akrab disapa Pipit, bagaimana saat dirinya masih anak-anak diajak orangtuanya makan es krim di toko ini.

Ketika sudah menikah, ia pun mengajak anak hingga cucunya ke sini.

"Saya makan es krim Ragusa sejak SD sampai sekarang sudah pensiun pun masih suka ke sini," ujarnya kepada TribunJakarta.com pada Rabu (8/12/2021).

Bahkan, ketika sudah pensiun, ia kerap reuni dengan sejumlah teman kerjanya di kedai itu sembari menikmati es krim coklat favoritnya.

"Saya suka semua menu. Tapi paling suka es krim coklat," katanya.

Dulu waktu masih muda, kenang Pipit, ia sering mengajak gebetan-gebetannya makan es krim di Toko Es Krim Italia Ragusa.

Sudah puluhan orang yang ditaksirnya diajak ke kedai itu.

Sembari "PDKT", Pipit dan teman dekatnya menikmati semangkuk es krim.

"Tapi, dari banyaknya gebetan yang saya ajak ke sini. Istri saya sekarang malah enggak suka es krim," ujarnya seraya tertawa.

Baca: Cobain Lumernya Es Krim Legendaris Ragusa di Gambir Jakarta Pusat

Menu favorit

Pagi baru saja berganti siang. Sekitar pukul 10.30 WIB, dua pengunjung memasuki kedai Es Krim Italia Ragusa di jantung kota Jakarta.

Dua perempuan berkerudung itu lalu menyantap es krim sembari bercakap-cakap. Lambat laun mendekati siang bolong, pengunjung mulai berdatangan demi menikmati es krim nan legendaris itu.

Maklum, cuaca saat itu tak seperti hari-hari kemarin yang diselimuti awan kelabu.

Membasuh dahaga dengan semangkuk es krim di tengah terik matahari rasanya pas sekali. Bikin Seger!

Agak menjorok ke dalam kedai, tangan-tangan karyawan kedai mulai menyendok es krim dan menyajikannya kepada pengunjung.

Terlihat karyawan memotong buah pisang menjadi dua bagian ke dalam mangkuk. Ia lalu menyendok tiga es krim dengan rasa coklat, stroberi dan vanila di atasnya.

Terakhir, menu banana split itu disiram dengan coklat cair, taburan kacang tanah dan manisan warna warni sebelum dihidangkan kepada pengunjung.

Selain menu banana split, kedai tersebut memiliki banyak menu es krim dengan varian rasa di antaranya durian medan, mint raisin, nougat dan chocolate sundae.

Menu Favorit di kedai itu ialah Tutti frutti, spageti es krim dan Cassata Siciliana.

Baca: Melepas Dahaga di Ragusa, Toko Es Krim Legendaris sejak 1932

Sejarah Ragusa

Ragusa tak hanya bicara soal rasa es krim, tetapi juga menawarkan suasana jadul alias jaman dulu yang tak lekang dimakan usia.

Begitu memasuki area dalam kedai, aneka foto-foto Ragusa di masa dulu langsung menyapa.

Lewat foto itu, kita bisa mengetahui toko es krim Ragusa di Pasar Gambir sekitar tahun 1930-an yang kini sudah tak ada di sekitaran Monas. Kita juga bisa mengetahui foto pendiri es krim tersebut di bagian kiri dinding.

Meja kayu bundar ditemani kursi-kursi rotan menambah kesan kuno di kedai es krim itu.

Kami pun sempat berbincang dengan penerus usaha Es Krim Ragusa, Sias Mawarni (79).

Ia bercerita kedai es krim ini awalnya didirikan oleh dua orang asal Italia yang datang ke Hindia Belanda sekitar tahun 1930-an.

Dua orang Italia itu bernama Luigie Ragusa dan Vincenzo Ragusa. Mereka berdua datang untuk belajar jahit di Jakarta.

"Kebetulan mertua saya, Jo Giok Siaw (Yo Giok Siang) juga belajar jahit di situ. Sama-sama belajar jadi kenal. Mereka juga suka datang ke rumah kita di Gang Kelinci IV, Pasar Baru," ceritanya kepada TribunJakarta.com pada Rabu (8/12/2021).

Ketika lulus, mereka berdua pergi ke Bandung. Di sana mereka bertemu dengan teman perempuan di daerah Lembang.

Teman perempuan itu memiliki peternakan sapi tetapi tak terawat.

"Loh kok sapinya enggak terawat, jadi kata Luigi mendingan susunya dijadikan es krim saja. Eh teman perempuan itu menyetujuinya," tambahnya.

Luigie dan Vincenzo pun mulai merintis usaha es krim di Post Weg atau Jalan Pos (sekarang Jalan Naripan).

Menurut Sias, usaha es krim di Bandung belum terlalu besar. Es krim dijual menggunakan gerobak.

Setelah berhasil lantaran banyak yang menyukai es krimnya, mereka berdua mengembangkan usahanya ke Jakarta.

Sekitar tahun 1932, Luigie dan Vincenzo mendirikan Restoran dan Es Krim Ragusa di Pasar Gambir. Namun, usaha di sana hanya bertahan hingga tahun 1945.

"Katanya tahun 1945 sepi, karena sudah merdeka, orang-orang asing pada pergi. Banyak yang pulang ke negaranya," ceritanya.

Mereka pun kemudian mencari tempat lain dan menemukan tempat di Citadel Weg atau sekarang bernama Jalan Veteran I, Gambir, Jakarta Pusat sekitar tahun 1947.

Selama menjalani usaha ini, kedua orang Italia tersebut dibantu oleh Jo Giok Siaw. Anak-anaknya pernah turut bekerja di tempat itu.

Sedangkan Sias Mawarni merupakan menantu dari Jo Giok Siaw.

"Kakak ipar saya pernah jadi kasir. Kalau suami saya yang bikin es krim. Dia juga betulin mesin dari tahun 1973," ucapnya.

Bisnis es krim ini kemudian dihibahkan kepada Sias dan suaminya di tahun 1972.

Bahkan, jumlah cabang Ragusa pernah mencapai 20 cabang di wilayah Jakarta saat dikelola oleh Sias dan suaminya. Namun, berkurang drastis akibat kerusuhan di Indonesia.

Kendati demikian, Kedai Es Krim Italia Ragusa di Jalan Veteran I pun tetap dipertahankan dan setia menemani pengunjung menikmati sajian manis nan legendaris itu sampai sekarang. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Cerita Pengunjung Toko Eskrim Ragusa: Tempat Kencan Favorit Puluhan Gebetan

Reporter: Tri Suhartini
Video Production: Putri Anggun Absari
Sumber: TribunJakarta

Tags
   #Ragusa Es Italia   #Jakarta   #es krim   #Italia   #Gambir

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved