Kamis, 15 Mei 2025

Video Viral

Viral Sempat Histeris Terseret Ombak, Wanita ini Tetap Narsis saat Diterjang Ombak Bono

Kamis, 9 Desember 2021 23:40 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Demi sebuah konten kelakuan wanita yang diduga sudah emak-emak yang satu ini bikin geleng-geleng kepala.

Betapa tidak, meski sudah tahu bahwa akan ada ombak besar yang menghantam dan nyawa terancam, emak-emak itu masih sempat bikin vlog sembari berlarian.

Videonya pun ramai dan banyak beredar di media sosial dan Tiktok.

Diketahui, wanita itu sengaja menadatangi pantai untuk merasakan kedahsyatan Ombak Bono, di Kelurahan Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan.

Baca: Demi Konten, Wanita Ini Acuhkan Ombak Tinggi dan Masih Sempat Bikin Vlog

Bak menantang maut, wanita itu sudah mengetahui jika akan ada ombak besar akan datang. Ia segera berlaian ke dataran yang lebih tinggi.

Sesampainya disana, wanita ini masih sempat merekam aksinya dengan kamera ponsel yang disematkan dengan tongsis.

"Saya berlari mengejar waktu supaya saya dapat gelombang Bononya yang besar gaes," jelasnya.

Tak selang berapa lama ombak Bono pun datang menerjang.

Ia bahkan sempat berteriak histeris saat ombak datang, namun besarnya ombak membuat tubuhnya ikut terseret ombak.

Baca: Penampakan Manado Town Square Dihantam Ombak Tinggi, Mobil-mobil Terseret hingga ke Pinggir Pantai

Meski dalam kondisi menegangkan, namun wanita itu masih sempat merekam kejadian tersebut.

"Selamatkan kamera .. selamatkan kamera," katanya.

Tak ayal, video yang viral tersebut buat warganet ikut mengomentarinya.

"Astaghfirullah, mbaknya menantang maut innailaihi wa innailaihi rojiun," ujar warganet.

"Mungkin buat bukti di kuburan kalo ditanya munkar nakir, kenapa kamu mati, dia jawab saya nyelamatin kamera kar kir," tambah warganet lainnya.

"Gak papa jatuh yang penting kamera selamat," tambah warganet.

Dikutip dari Wikipedia, Bono adalah gelombang atau ombak yang terjadi di Muara Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Indonesia.

Ombak Bono Sungai Kampar merupakan suatu fenomena alam akibat adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat pasang.

Biasanya ombak atau gelombang hanya terjadi di tepi pantai atau laut ataupun danau yang luas akibat perubahan arus air dan angin.

Ombak yang berukuran cukup besar banyak dimanfaatkan untuk bermain selancar. Maka, jika melihat orang berselancar di pantai adalah suatu hal yang sudah biasa.

Tetapi melihat orang berselancar di arus sungai adalah suatu hal yang luar biasa.

Bono terbesar biasanya terjadi ketika musim penghujan dimana debit air Sungai Kampar cukup besar yaitu sekitar bulan November dan Desember.

Baca: Warga malah Menonton Ombak saat Banjir Rob Terjang Manado, Beberapa Mobil Terkena Ombak Besar

Bono ini sebenarnya terdapat di dua lokasi di Provinsi Riau yaitu di Muara (Kuala) Sungai Kampar Kabupaten Pelalawan dan di Muara (Kuala) Sungai Rokan di Kabupaten Rokan Hilir.

Masyarakat setempat menyebut Bono di Kuala Kampar sebagai BONO JANTAN karena lebih besar, sedangkan Bono di Kuala Rokan sebagai BONO BETINA karena lebih kecil.

Menurut kepercayaan warga, gelombang bono yang ada di sungai kampar adalah bono jantan, sementara bono betinanya berada di daerah Sungai Rokan, dekat dengan Kota Bagansiapi-api.

Bono di kuala kampar tersebut berjumlah tujuh ekor, dimana bentuknya serupa kuda yang biasa disebut dengan induk Bono. Pada musim pasang mati, bono ini akan pergi ke Sungai Rokan untuk menemui bono betina.

Kemudian bersantai menuju ke selat Malaka. Itulah sebabnya ketika bulan kecil dan pasang mati, bono tidak ditemukan di kedua sungai tersebut.

Jika bulan mulai besar, kembalilah bono ketempat masing-masing, lalu main memudiki sungai Kampar dan sungai Rokan. Semakin penuh bulan di langit, semakin gembira bono berpacu memudiki kedua sungai itu.

Muara Sungai Bono yang disebut penduduk sebagai KUALA KAMPAR memiliki ombak Bono yang dapat mencapai ketinggian 6-10 meter terkandung keadaan pada saat kejadian.

Menurut cerita Melayu lama berjudul Sentadu Gunung Laut), setiap pendekar Melayu pesisir harus dapat menaklukkan ombak Bono untuk meningkatkan keahlian bertarung mereka.

Hal ini dapat masuk akal karena "mengendarai" Bono intinya adalah menjaga keseimbangan badan, di luar masalah mistis.

Dahulu, karena masih ada sifat mistis di lokasi tersebut, maka untuk mengendarai Bono harus dengan upacara "semah" yang dilakukan pagi atau siang hari. Upacara dipimpin oleh BOMO atau Datuk atau tetua kampung dengan maksud agar pengendara Bono selalu mendapat keselamatan dan dijauhkan dari segala marabahaya.

Selain itu ada cerita mistis (mungkin) yang berhubungan dengan gelombang Bono ini yaitu cerita tentang BANJIR DARAH DI MEMPUSUN atau MEMPUSUN BERSIMBAH DARAH dan terbentuknya Kerajaan Pelalawan 1822 Masehi.

Sekarang, masyarakat sekitar Kuala Kampar menganggap Bono sebagai "sahabat alam". Penduduk yang berani akan "mengendarai" Bono dengan sampan mereka tidak dengan menggunakan papan selancar pada umumnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul Demi Konten, Kelakuan Wanita Ini Bikin Geleng Kepala, Acuhkan Ombak Besar Minta Selamatkan Kamera

# Sungai Kampar # Terseret ombak # Konten # narsis # video viral #

Editor: Wening Cahya Mahardika
Sumber: Tribunnews.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved