Mahasiswi UPNVJ Tewas saat Diksar Menwa, Kemendikbudristek Desak Rektor Selidiki hingga Sentilan DPR

TRIBUN-VIDEO.COM - Pendidikan Dasar (Diksar) Resimen Mahasiswa (Menwa) kembali meminta korban.

Setelah mahasiswa di UNS Solo, kini terungkap seorang mahasiswi UPN Veteran Jakarta juga merenggang nyawa saat mengikuti kegiatan Menwa.

Atas kasus ini, Kemendikbudristek ikut bertindak hingga Komisi X DPR RI turut buka suara.

Plt Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek Nizam menyampaikan bela sungkawa yang mendalam atas meninggalnya Fauziyah Nabilah.

Baca: Komandan Menwa Angkat Bicara soal Penyebab Kematian Mahasiswi UPN Veteran Jakarta, Bukan Dianiaya

Fauziyah merupakan mahasiswi D3 Fisioterapi angkatan 2020 yang meninggal dunia saat mengikuti kegiatan Resimen Mahasiswa (Menwa) Jayakarta.

"Semoga almarhumah khusnul khotimah dan keluarga yang ditinggal diberi kesabaran dan ketabahan dalam menerima musibah. Kami menyesalkan kejadian yang menimpa ananda Fauziyah Nabilah," ujar Nizam melalui keterangan tertulis, Rabu (1/12/2021).

Dikutip dari Tribunnews, Nizam lantas meminta agar pihak rektorat UPNVJ membentuk tim investigasi untuk mengusut penyebab meninggalnya Fauziyah.

Ia juga mengaku bahwa Ditjen Dikristek telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk meminta Rektor UPNVJ segera membentuk tim investigasi.

Baca: Sosok Fauziah Nabilah Mahasiswi UPNVJ yang Meninggal saat Pembaretan Menwa, Kini Fotonya Beredar

"Kemendikbudristek melalui Ditjen Diktiristek telah berkoordinasi dengan pihak terkait dan meminta Rektor UPNVJ agar segera membentuk tim investigasi untuk melakukan penyelidikan demi mengetahui penyebab meninggalnya Fauziyah Nabilah," kata Nizam.

Selain itu, Nizam mengingatkan seluruh kampus agar meningkatkan bimbingan profesional dengan SOP K3 yang baik untuk setiap kegiatan kemahasiswaan yang mengandung resiko tinggi.

"Kemendikbudristek mengimbau agar semua pihak dapat bersabar menunggu hasil penyelidikan dan tidak terhasut oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan," pungkas Nizam.

Di sisi lain, Komisi X DPR RI turut buka suara dan meminta ada evaluasi menyeluruh dari Kemendikbud Ristek terkait dengan kegiatan Diksar Menwa.

Baca: Kronologi Tewasnya Mahasiswi UPN Veteran Jakarta saat Pembaretan Menwa, Kegiatan di Bogor

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengungkapkan, jika ditarik ke belakang, menurutnya hampir setiap tahun ada korban meninggal dalam kegiatan itu.

“Setelah dua bulan lalu mahasiswa UNS Solo yang harus kehilangan nyawa, kini mahasiswa UPN Veteran yang jadi korban.

Kami meminta ada evaluasi menyeluruh dari Kemendikbud Ristek terkait dengan kegiatan Diksar Menwa ini, sehingga ke depan tidak lagi jatuh korban,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda kepada pers, Rabu (1/12/2021).

Tak hanya menimpa mahasiswa UNS Solo dan UPNVJ, pada 2015 mahasiswi UGM, Piky Puspitasari tewas pada hari kedua Diksar karena kelelahan.

Di tahun 2019, Muhammad Akbar dari Universitas Taman Siswa Palembang juga meninggal saat mengikuti Diksar dan masih ada lagi.

“Selama 2020 tidak ada korban karena bisa jadi Diksar Menwa tidak dilakukan karena pandemi Covid-19. Namun di tahun ini hingga bulan Oktober sudah ada tiga korban tewas yakni Nailah Khalisah dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, lalu Gilang Efendi Saputra dari Universitas Negeri Surakarta (UNS), dan terakhir Fuaziah Nabila dari UPN Veteran yang meninggal setelah mengikuti Diksar Menwa,” urainya.

Politisi PKB ini menyarankan agar Diklatsar Menwa kedepan lebih mengedepankan kecakapan kognitif dibandingkan dengan kekuatan fisik.

“Kekuatan fisik sebagai Menwa ya memang harus ada, tetapi sewajarnya saja. Karena kalo toh mereka harus turun sebagi komponen cadangan bela negara mereka harusnya diterjunkan sebagai penyusun strategi bukan sebagai eksekutor di garis depan.

Jadi harus ada evaluasi terhadap pelaksanaan Diksar Menwa utamanya materi pelatihan fisiknya. Jangan sampai merengut nyawa anggotanya,” pungkasnya.

(Tribun-video.com/Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mahasiswa UPNVJ Tewas Saat Pembaretan Menwa, Kemendikbudristek Minta Rektor Bentuk Tim Investigasi