Senin, 12 Mei 2025

Ragam

Burung Emprit yang Dianggap Hama, Disulap Pemuda Asal Semarang hingga Bernilai Puluhan Juta

Rabu, 1 Desember 2021 22:15 WIB
Tribun Jateng

TRIBUN-VIDEO.COM, SEMARANG - Mengoleksi dan beternak burung gereja atau emprit kini jadi hobi baru pecinta burung.

Namun yang dikoleksi dan diternak bukanlah burung emprit biasa.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Agus Robert, pemuda 31 tahun asal Bambankerep Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang.

Burung dengan nama ilmiah Esteildidae yang dulunya hanya dibiarkan terbang begitu saja, bahkan dianggap hama oleh petani, kini jadi koleksi dan dibudidaya oleh Agus.

Bahkan burung-burung tersebut memiliki nilai fantastis, karena bisa mencapai Rp 10 juta untuk satu pasang jantan dan betina.

Baca: Cerita Yunius, Warga Tegal yang Beli Merpati Kolong Seharga Rp 2 M: Burungnya Bermental Juara

Tak hanya emprit Jawa, Agus juga mengoleksi dan beternak emprit jenis black head asal Papua, emprit Jepang, serta gold amadin asal Australia.

Pria 31 tahun tersebut memilih mengoleksi dan beternak burung emprit lantaran perawatan yang sangat mudah, dan memiliki harga tinggi.

“Kalau perawatan sangat mudah, pakan hanya biji-bijian, ditambah protein dari sayur dan kalsium sesuai pakan alami burung emprit,” katanya, Rabu (1/12/2021).

Menyoal harga, Agus mengaku paling mahal bisa mencapai Rp 10 juta untuk satu pasang jantan dan betina.

“Sebenarnya yang paling berpengaruh adalah warna, kalau warnanya pekat pasti harganya tinggi. Namun sampai sekarang paling mahal jenis gold amadin, dengan harga Rp 3,5 juta sampai Rp 10 juta untuk satu pasang,” ujarnya.

Hampir tiga tahun terakhir Agus mencoba beternak burung emprit, terkiat pasar, ia mengaku permintaan terus meroket.

“Dulu sepasang gold amadis hanya Rp 1,5 juta, sekarang harganya menggila. Apalagi jika warnanya kuning keemasan dipadu warna merah dan beberapa warna mencolok lainya,” paparnya.

Melihat peluang tersebut, pemuda pecinta binatang itu mencoba melakukan perkawinan antar jenis burung emprit.

“Saya mencoba melakukan perkawinan untuk menciptakan warna baru pada burung emprit, istilahnya ya bermain genetika. Alhamdulilah beberapa sudah bertelur dan menetas dengan perpaduan warna beragam,” kata Agus yang sudah menjual ratusan pasang burung emprit berbagai jenis tersebut.

Baca: Fantastis, Burung Merpati di Tegal Ini Dihargai Rp 2 Miliar oleh Pemiliknya, Dijaga 12 Karyawan

Karena telah menciptakan burung emprit dengan warna baru, Agus juga mematenkannya dengan membenamkan gelang pada kaki burung dengan kode VBF.

“VBF sebenarnya singkatan dari Vano Bird Fram, Vank itu nama anak saya. Ya supaya tahu genetika dari burung yang saya ternak, jadi keturunan berapa dan indukan jenis apa saja, sebagai patokan agar jelas dan runtut silsilahnya,” ucapnya.

Burung emprit yang diternak oleh Agus juga sudah dipasarkan di beberapa provinsi di Pulau Jawa, seperti Jawa Timur, Jawa Barat, DIY, Jawa Tengah dan lokal Semarang.

Ia juga menambahkan, beternak burung emprit tergolong susah terutama untuk mendapatkan anakan dengan warna baru serta berjenis kelamin betina.

“Kalau dibilang beternak burung emprit mudah, menurut saya sedikit sulit karena butuh ketelatenan. Dan yang paling penting memahami kebiasaan burung, misalnya ada yang tidak suka kandang terlalu terang saat berkembang biak. Apalagi untuk mendapatkan anakan dengan jenis betina lumayan sulit, prosentasenya dari 10 pasang, anakan dengan jenis kelamin betina hanya 30 persen,” tambahnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul "Di Tangan Pemuda Asal Bambankerep Kota Semarang Ini, Burung Emprit Bisa Bernilai Rp 10 Juta"

#Burung Emprit #Pecinta Burung #Agus Robert #Semarang

Editor: bagus gema praditiya sukirman
Sumber: Tribun Jateng

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved