Kamis, 15 Mei 2025

terkini daerah

Mensos Risma Marah-Marah di Lombok, Cekcok hingga Tantang Pendemo Tunjukkan Data

Kamis, 14 Oktober 2021 10:45 WIB
Tribun Lombok

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUN-VIDEO.COM – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini marah-marah lagi.

Kali ini, aksi marah-marah sang menteri terjadi saat dia kunjungan kerja ke Desa Tetebatu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (13/10/2021).

Dia terlibat cekcok dengan mahasiswa dan aktivis yang melakukan unjuk rasa terkait penyaluran bantuan sosial (Bansos) di Lombok Timur.

Insiden tersebut bermula saat mahasiswa dan aktivis mencoba mendekati sang menteri namun ditahan petugas keamanan.

Para demonstran kemudian berteriak-teriak dan ingin menemui Risma.

Melihat itu, Mensos Risma menghampiri demonstran tersebut.

Dalam video yang beredar, Mensos Tri Rismaharini meminta para demonstran menyerahkan data laporan yang ingin disampaikan.

Tapi data yang diminta tidak bisa mereka tunjukkan.

Para demonstran tersebut justru mempertanyakan kenapa Mensos Risma datang ke Green Orry Inn, dimana pemiliknya merupakan salah satu suplier Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Baca: Identitas Oknum Polisi Smakcdown Mahasiswa Sudah Terkuak dan Berpangkat Brigadir

Mendengar pernyataan tersebut, Mensos Risma pun marah kepada pendemo tersebut.

Dengan pengawalan ketat aparat keamanan, pendemo tersebut terus ingin menyampaikan aspirasinya ke menteri.

Tapi Mensos Risma meminta mereka mendengar penjelasannya.

Dia kemudian meminta para pendemo menyampaikan data-data aduan mereka jika ingin ditindaklanjuti.

Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB Ahsanul Khalik yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.

Ia menjelaskan, penyebab demonya, gara-gara pertemuan Mensos Risma dilakukan di Green Orry, yang oleh LSM pemiliknya dianggap salah satu suplier BPNT.

“Tapi bu menteri kan endak ngerti dan endak tahu tentang hal itu,” katanya.

Khalik menjelaskan, dalam unjuk rasa tersebut mahasiswa dan LSM menyampaikan sejumlah tuntutan.

Diantaranya, mereka meminta agar Kadis Sosial Lombok Timur diganti.

Minta perubahan data penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan BPNT.

Mereka juga mempertanyakan, kenapa acara kunjungan tidak jadi di kantor bupati Lombok Timur, malah berkunjung ke tempat suplier BPNT.

Terakhir, para pendemo hanya ingin berdialog dengan Kementrian Sosial RI.

Khalik menambahkan, dalam kunjungan kerja ke Lombok Timur, Mensos Risma menghadiri sejumlah agenda.

Seperti pemadanan data keluarga penerima manfaat (KPM).

Mencari tahu apa masalah dan sebab di BRI masih ada bansos PKH dan BPNT yang belum disalurkan.

Kemudian memberikan bantuan kepada KPM PKH yang graduasi, anak yatim yang orang tuanya meninggal karena Covid-19.

Serta memberikan bantuan alat bantu seperti kursi roda dan tongkat bagi kelompok disabilitas.

Baca: Keterangan Fariz setelah Terjadi Smackdown oleh Oknum Polisi, Pegal-pegal Saja: Saya Tidak Mati

Tak Masalah Dimarah

Terpisah, perwakilan demonstran yang dikonfirmasi mengaku tidak bermaksud menghadang kedatangan Mensos Risma.

Mereka hanya ingin menyampaikan aspirasi soal dugaan permasalah bantuan sosial (Bansos) di Lombok Timur.

“Kami tidak ada menolak (menteri) dan sebagainya itu, kami menerobos untuk menyampaikan aspirasi masyarakat Lombok Timur," kata Ketua Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Lombok Timur Rohman Rofiki, saat dihubungi via telepon, Rabu (13/10/2021).

Menurut mereka, demo yang dilakukan tidak salah alamat.

Rohman menjelaskan, aksi mereka itu bertujuan memprotes penyaluran Bansos di Dinsos Lombok Timur.

Selama ini, mereka menyampaikan persoalan itu ke Dinas Sosial Lombok Timur, namun tidak ada tanggapan.

Mereka justru merasa dideskreditkan.

Misalnya terkait BPNT yang diduga tidak tepat sasaran.

Terkait kejadian cekcok dengan Mensos Risma, para demonstran mengaku sudah tidak mempermasalahkan.

Karena aspirasi mereka sudah diterima menteri.

Sikap Risma yang marah-marah, menurut Rohman, itu hal biasa.

Terlebih dia menyadari itu merupakan gaya bicara Mensos Risma.

Mereka cukup puas dengan sikap Mensos Risma yang menerima laporannya.

Meski tidak bisa langsung menyerahkan laporan ke menteri saat itu, tapi data disampaikan melalui staf Menteri Risma.

Karena rombongan menteri sudah berangkat ke Sumbawa, laporan diarahkan untuk disampaikan melalui Kasat Reskrim Polres Lombok Timur.

Selanjutnya akan ditindaklanjuti kementerian dan aparat terkait.

Beberapa aduan yang ingin disampaikan mahasiswa dan aktivis ke Mensos Risma.

Pertama, soal BPNT yang diduga melibatkan pejabat di Lombok Timur.

Dugaannya ada pembiaran dan keterlibatan pejabat yang bermain dengan suplier, sehingga BPNT yang diberikan ke masyarakat tidak layak.

Padahal ada TKSK yang harusnya jadi pengawas bantuan ini. Tapi malah dibiarkan, mereka takut dicopot kalau bantuannya dihentikan.

Ia ingin menteri turun tangan mengatasi sengkarut bantuan itu.

Karena jumlah penerima di Lombok Timur mencapai 192.000 orang.

Belum lagi saldo di rekening BRI yang selalu kosong, yang seharusnya mencapai Rp 10.000 per rekening.

Rohman juga mempersoalkan pengalihan kunjungan menteri, yang seharusnya ke kantor Bupati Lombok Timur.

Karena di sana mereka sudah menunggu kedatangan menteri.

Justru dialihkan ke desa yang jaraknya sekitar 25 kilometer dari Kota Selong.

(*)

Baca: Ditaklukkan NTB, Wakil Kalsel Satu-satunya di Kempo Putri PON Papua Raih Medali Perak

Editor: Dimas HayyuAsa
Video Production: Fitriana SekarAyu
Sumber: Tribun Lombok

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved